Indonesia Positif Ketahanan Informasi Pendidikan

Dua Dosen Univeristas Muhammadiyah Jember Ciptakan Beras Merah Varian Baru yang Lebih Punel

Rabu, 18 September 2019 - 11:41 | 70.08k
Dosen UM Jember Rochimatush Shofiyah, S.Si, M.Si mengenalkan teknologi Mesin Penggilingan dan Pressure Cooker Sugawa pada Gapoktan Al-Barokah. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Dosen UM Jember Rochimatush Shofiyah, S.Si, M.Si mengenalkan teknologi Mesin Penggilingan dan Pressure Cooker Sugawa pada Gapoktan Al-Barokah. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Pendidikan

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap beras merah masih rendah. Padahal, beras merah memiliki banyak kelebihan dibandingkan beras biasa, seperti memiliki serat yang lebih tinggi dan kandungan vitamin yang lebih banyak. Hal tersebut menjadi fokus perhatian dua dosen Universitas Muhammadiyah Jember, Rohimatush Shofiyah, S.Si, M.Si dan Mochamad Alfan, S.Pd.I, M.Ed.

Rohimatush mengatakan bahwa rendahnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras merah disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya, tekstur beras merah yang keras sehingga sulit dicerna.

Advertisement

“Hal tersebut menyebabkan beras merah mentah kurang diminati oleh masyarakat,” kata Rohimatush, Jember, Kamis (19/9/2019).

Karena itu, dia dan rekannya, Mochamad Alfian membuat terobosan agar minat masyarakat untuk mengkonsumsi beras merah semakin meningkat. Yakni dengan membuat varian produk beras merah embrio organik.

Rohimatush menerangkan, varian tersebut sebagai perbaikan mutu produk beras merah melalui proses penggilingan dengan Mesin Sugawa untuk menghilangkan lapisan kulit ari beras merah mentah.

“Hasilnya tentu saja mutu varian beras merah embrio organik yang dihasilkan menjadi lebih mudah dimasak, tekstur nasinya punel, dan nutrisinya mudah dicerna tubuh sehingga lebih diminati oleh masyarakat luas,” terangnya.

Terobosan tersebut diperkenalkan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Jember yang dilaksanakan di Gapoktan Al-Barokah Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso pada Mei - Oktober 2019. Mitra Gapoktan Al-Barokah telah memiliki lahan pertanian organik yang sudah mendapat sertifikasi organik dari LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman) Mojokerto sehingga beras merah yang dihasilkan dipastikan organik.

Kegiatan tersebut meliputi pengadaan dan pengujian mesin penggilingan dan pressure cooker Sugawa, pelatihan dan pendampingan produksi, sosialisasi, dan strategi pemasaran beras merah embrio organik.

“Teknologi Mesin Sugawa mampu mengikis lapisan kulit ari biji beras merah mentah dengan sangat akurat, termasuk biji beras mentah coklat dan beras mentah hitam,” ujar Rohimatush.

Menurutnya, pengolahan beras merah embrio organik hasil dari kegiatan tersebut tidak untuk menggantikan produk beras merah botanik yang sudah dikenal luas dan diterima pasar nasional dan internasional.

“Namun memberikan varian atau jenis baru yang bisa menjadi pilihan masyarakat. Harapannya varian baru beras merah embrio organik ini juga diminati masyarakat sehingga dapat meningkatkan omset penjualan dan perdapatan para petani padi organik yang tergabung dalam Gapoktan Al-Barokah,” tutur dosen Universitas Muhammadiyah Jember tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES