Indonesia Positif

RSJ Lawang Gelar Pelatihan Budidaya Porang

Kamis, 28 November 2019 - 18:09 | 316.92k
Guru Besar UB Prof Dr Ir Simon Bambang Widjanarko M.App Sc,. PhD (nomor tiga, tengah berkacamata) bersama Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, dokter Yuniar Soenarko SpKJ (nomor 1 dari kiri). (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Guru Besar UB Prof Dr Ir Simon Bambang Widjanarko M.App Sc,. PhD (nomor tiga, tengah berkacamata) bersama Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, dokter Yuniar Soenarko SpKJ (nomor 1 dari kiri). (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang menggandeng Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia (P4I) Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk menggelar pelatihan Budidaya Porang di Gedung Arjuna Lantai 3 RSJ Lawang, Kamis (28/11).

Puluhan peserta pelatihan yang berasal dari internal RSJ Lawang dan Kader Jiwa yang dihadirkan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jatim gerai Malang, nampak antusias mendengarkan pemaparan materi inisiasi budidaya Porang yang di sampaikan oleh Guru Besar UB Prof. Dr Ir Simon Bambang Widjanarko, M.App, SC, PhD dan Dosen Fakultas Biologi UB Rodiyati Azrianingsih, S.Si, M.Sc, PhD. 

Advertisement

"Banyak manfaatnya dari hasil budidaya Porang, meskipun belum banyak yang mengetahuinya namun yang paling penting kita tetap jalan serta harus memberikan semangat kepada petani Indonesia untuk menanamnya." Kata Profesor Simon. 

Pria berkacamata yang juga ketua laboratorium kimia dan biokimia pangan jurusan Teknik Hasil pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UB tersebut menambahkan dibutuhkan keuletan dalam merawat Porang, misalnya ada tanaman Porang yang tumbuh ganda, maka harus dipisahkan. 

"Porang yang tumbuh ganda harus dipisahkan biar pertumbuhannya tidak berkompetisi." Imbuhnya.

RSJ-Dr-Radjiman-2.jpg

Sementara itu, Rodiyati Azrianingsih menambahkan bahwa dalam pengembangan tanaman porang, masih banyak kendala yang di jumpai, seperti budi daya porang selama ini masih alami, belum banyak teknologi yang dikembangkan, minimnya bibit, serangan hama dan penyakit yang menyebabkan penurunan kualitas, Porang juga memiliki kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal. 

"Permintaan Porang terus meningkat tajam dan belum bisa terpenuhi. Negara-negara yang banyak membutuhkan Porang diantaranya Jepang, China, Korea Selatan dan Taiwan." Kata Rodiyati. 

RSJ Lawang sendiri memiliki ratusan hektar lahan tidur yang belum di manfaatkan dengan maksimal, dengan penyuluhan serta pelatihan tersebut diharapkan nantinya lahan yang saat ini belum tergarap bisa di tanami Porang. 

Selain itu, RSJ Lawang juga memiliki binaan posyandu jiwa di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Timur, hal ini tentu menjadi kabar yang baik bagi eks. Rehabilitan ataupun eks. ODGJ,  supaya mereka memiliki kegiatan yang produktif dengan menjadi petani Porang.

"Kita memiliki binaan Posyandu jiwa yang diantaranya juga bekerjasama dengan BMH, kami berharap binaan kami dan BMH nantinya juga bisa membudidayakan tanaman Porang," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, dr Yuniar Soenarko SpKJ. 

Sementara itu, Humas BMH Jatim gerai Malang Ruwiyanto SKom berharap adanya bantuan benih kepada eks rehabilitan di posyandu jiwa yang menjadi binaanya. 

"Materi yang disampaikan Prof Simon tadi, bisa kami pahami bahwa menanam Porang sebenarnya sangat mudah, kami sudah memiliki gambarannya, hanya saja perlu adanya supplier atau bantuan benih sehingga penanaman  bisa di laksanakan secara massal," kata Ruwi.

"Meskipun menanam mudah, kita tentunya masih membutuhkan bimbingan dalam perawatannya sehingga bisa tumbuh dengan baik," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES