Indonesia Positif

Sulit Dapatkan Pupuk Bersubsidi, Mahasiswa UM Jember Ajak Petani di Desa Karang Paiton Manfaatkan Pupuk Kompos

Senin, 24 Februari 2020 - 20:06 | 89.36k
Mahasiswa KKN UM Jember memberikan materi penyuluhan pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk alternatif kepada petani Desa Karang Paiton, Jember, Selasa (18/2/2020). (Foto: Humas UM Jember)
Mahasiswa KKN UM Jember memberikan materi penyuluhan pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk alternatif kepada petani Desa Karang Paiton, Jember, Selasa (18/2/2020). (Foto: Humas UM Jember)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Prihatin dengan kondisi petani di Desa Karang Paiton, Kecamatan Ledokombo, Jember yang semakin sulit mendapatkan pupuk bersubsidi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 40  Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) menlakukan penyuluhan pertanian berbasis alternatif. Tema yang diangkat dalam kegiatan yang digelar Selasa (18/2/2020) tersebut adalah Pupuk Kompos dari Sampah Organik dan Pemanfaatan Sampah.

Sebagaimana diketahui bahwa per 1 Januari 2020 lalu, petani yang tidak memiliki kartu tani tidak bisa mengambil maupun membeli pupuk bersubsidi di berbagai kios pertanian. Hal tersebut membuat risau kalangan petani kelas menengah ke bawah.

“Maka dari itu kami adakan penyuluhan tentang pembuatan pupuk organik. Mengingat belakangan ini marak ramai mengenai sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi,” ungkap Yusril Wahyu, koordinator dalam kegiatan tersebut.

Mahasiswa-KKN-UM-Jember-a.jpg

Yusril menerangkan bahwa pihaknya memberikan penyuluhan mengenai cara pembuatan pupuk kompos secara tertata, seperti alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan serta bagaimana takaran komposisi antara kotoran-kotoran hewan dengan sampah organik dan EM4 sebagai penghilang bakteri kotoran hewan.

Kegiatan tersebut disambut baik oleh petani Desa Karang Paiton. Selain memberikan materi tentang pembuatan kompos, para petani juga menerima solusi yang bisa diterapkan dalam proses mereka bercocok tanam atau bertani.

“Sebenarnya saya masih ingin menggunakan pupuk bantuan dari pemerintah. Akan tetapi akhir-akhir ini kami disulitkan dalam menerima bantuan itu. Kondisi sekarang seperti ini, jika kami masih menunggu bantuan dari pemerintah, ya kapan kami mau bertaninya. Salah satu solusinya adalah ya benar apa yang dikatakan oleh mahasiswa UM Jember, yaitu bertani dengan menggunakan pupuk organik atau pupuk kompos,” kata Kasto, Kepala Dusun Krajan, Desa Karang Paiton. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES