Indonesia Positif

Tahun Ini Pejabat Kemensos RI Mewajibkan Menggunakan Batik Ciprat

Rabu, 04 Maret 2020 - 08:24 | 95.68k
Kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dinsos Kabupaten Malang, Flora Herlinda (Baju merah) Mendampingi Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung, Langgeng Setiawan saat memberikan keterangan kepada awak media di Temanggung, (4/3). (FOTO: AJP/TIMES Indo
Kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dinsos Kabupaten Malang, Flora Herlinda (Baju merah) Mendampingi Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung, Langgeng Setiawan saat memberikan keterangan kepada awak media di Temanggung, (4/3). (FOTO: AJP/TIMES Indo
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kabar gembira bagi anak berkebutuhan khusus yang aktifitasnya menekuni dunia usaha produksi batik ciprat, Pasalnya pada tahun ini Kementerian sosial membuat peraturan untuk wajib menggunakan batik Ciprat karya difabel.

Hal itu telah diungkapkan oleh kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Kartini, Langgeng Setiawan, AKS pada pembukaan desiminasi dan pembekalan keterampilan teknis pendamping shelterd workshop peduli di Kabupaten Temanggung, Rabu (4/3).

Advertisement

"Pemakaian batik Ciprat karya penyandang disabilitas sudah menjadi hasil keputusan berdasarkan rapat pimpinan menteri Sosial dengan jajaran eselon satu dan dua, di kementerian sosial," ucapnya kepada TIMES Indonesia. 

Menurut dia, batik yang akan dipakai jajaran Kemensos RI memiliki daya saing di pasaran serta berkualitas baik. 

"Para kader pendamping inilah yang nantinya membantu penyandang disabilitas intelektual bisa berkarya dan mandiri dalam membuat batik ciprat, mereka nantinya akan mendapatkan pemahaman yang sama, karena pola pikir anak berkebutuhan khusus masih membutuhkan pendampingan dan bimbingan Shelterd Workshop Peduli," imbuhnya. 

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi supaya batik Ciprat berkualitas baik, diantaranya adalah harus dipilih kain yabg tidak mudah kusut, tidak luntur pada saat di cuci dan proses pembuatannya harus melibatkan penyandang disabilitas. 

Sementara itu, peserta shelterd workshop peduli yang dikirim oleh dinas sosial kabupaten Malang, Ruwiyanto berharap tidak ada kriteria corak khusus batik Ciprat yang nantinya di pakai oleh jajaran kementerian sosial. 

"Jikapun ada warna dasar khusus maka sebaiknya peserta yang mengikuti pelatihan ini, diberikan arahan serta teknis pembuatannya, sehingga corak batik bisa memiliki background sama se-Indonesia," kata Ruwiyanto. 

Pria yang juga Humas di BMH Jatim gerai Malang tersebut menambahkan selama ini BMH telah banyak memberikan pelatihan keterampilan pembuatan batik ciprat di posyandu jiwa yang pesertanya eks. ODGJ termasuk memberikan pelatihan batik ciprat di posyandu disabilitas yang berada di Lawang kabupaten Malang. 

Desiminasi dan pembekalan keterampilan teknis pendamping shelterd workshop peduli diselenggarakan oleh BBRSPDI Kartini Temanggung selama dua hari, mulai hari ini Rabu (4/5) sampai dengan Kamis (5/3).

Turut hadir pada acara tersebut kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang disabilitas Dinsos Kabupaten Malang, Flora Herlinda dan TKSK Lawang, Joko Kurnianto dan mitra lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES