Petani Ngantang Kabupaten Malang Turut Jaga Stabilitas Pangan

TIMESINDONESIA, MALANG – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan RI) terus mendorong percepatan swasembada pangan melalui program Upaya Khusus (Upsus) pada tiga komoditas utama yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale).
Program Upsus difokuskan pada peningkatan produksi melalui penambahan luas tanam, penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi, dan peningkatan indeks pertanaman melalui frekuensi ruang dan waktu.
Advertisement
Penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi untuk meningkatkan produksi pangan diantaranya pola tumpang sari tanaman (Turiman).
Tumpang sari merupakan suatu bentuk pola tanam campuran pada satu areal lahan dalam waktu bersamaan atau agak bersamaan dengan tidak mengurangi jumlah populasi masing-masing tanaman.
Sistim ini menjadi salah satu upaya mengejar target tanam sekaligus peningkatan produksi padi dan jagung. Turiman adalah menanam dua atau lebih jenis tanaman pada satu bidang lahan, dengan pengaturan waktu tanam dan panen.
Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Dalam setiap kesempatan, Mentan selalu mengajak semua insan pertanian untuk mempercepat masa tanam. Semua harus turun ke lapangan. Penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani mempercepat tanam.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan, petani dan penyuluh bisa menerapkan dan mengembangkan pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture).
CSA dilakukan sebagai antisipasi dampak perubahan iklim global. Apalagi Indonesia diperkirakan akan mengalami musim kemarau panjang.
Untuk itu, para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bisa panen, untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan terutama di masa pandemi Covid-19,” tuturnya.
Rina Chaizar penyuluh yang memiliki wilayah binaan 4 desa di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang salah satunya desa Sidodadi sebagai ujung tombak di lapangan merupakan mitra terdepan yang berhubungan langsung dengan petani.
Dalam mengemban tugas membantu pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas usahatani demi mencapai kesejahteraan.
Pendampingan yang dilakukan Rina demikian sapaan akrabnya mulai dari kelompok tani/ gapoktan penerima bantuan, Ia lakukan agar kelompok tani/ Gapoktan penerima bantuan program dapat mengoptimalkan bantuan yang diterima sehingga pendapatannya bisa meningkat.
Pendampingan yang Rina lakukan sangat maksimal, Kecamatan Ngantang terutama didesa binaan yang mempunyai target Ltt 110 Ha dan Jagung 30 Ha untuk April September, akhir Mei sudah diselesaikan.
Bahkan Rina masih melakukan pendekatan terhadap petani untuk melakukan Turiman. Padi gogo dan jagung meskipun masih dalam skala kecil, beberapa petani sudah mencoba.
Rina mengatakan lebihlanjut bahwa sejalan dengan meningkatnya tingkat kesadaran petani. Tidak menutup kemungkinan petani yang ada di desa binaannya akan ikut melakukan pola tanam seperti ini.
Dalam kesempatan itu Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si mengamanatkan agar pendampingan dalam mengevaluasi kegiatan dan dalam penyusunan pelaporan juga diperlukan untuk memperbaiki kegiatan yang sudah dilakukan.
Paling tidak kegiatan yang wajib dikawal, tentunya masih ada kegiatan-kegiatan lain yang perlu dikawal juga seperti kegiatan pasca panen dan kegiatan pemeliharaan lainnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |