
TIMESINDONESIA, MALANG – Warek II UWG Malang mengikuti Bimtek Addendum PKM 5 Bidang Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah VII, Sabtu (18/7/2020).
“Banyak pertanyaan dari peserta yang sebenarnya sudah ada penjelasannya di panduan. Ada dua kemungkinan: belum membaca atau memang belum memiliki panduannya. Tadi ada pertanyaan lewat chat zoom, ada peserta yang minta dikirim panduannya,” kata Wakil Rektor III UWG Dr. Ir. Rita Hanafie, MP.
Advertisement
Apa yang disampaikan dosen Fakultas Pertanian ini seolah menggarisbawahi komentar Drs. Akhmad Fauzi, SSi, MSi, PhD, salah satu narasumber yang dihadirkan pada acara yang juga live streaming melalui YouTube ini. “Kelemahan ada pada kurangnya membaca panduan,” tegas Fauzi.
Seminggu sebelumnya, Rita juga telah mengikuti kegiatan yang sama yang dilakukan oleh Dirjen Belmawa pada Jumat dan Sabtu 10 dan 11 Juli 2020 dengan dua narasumber dari UGM. Pada acara yang dibuka oleh Ketua LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Ir. Soeprapto, MS ini, tampil tiga pembicara, masing-masing adalah Sekretaris LLDIKTI Wilayah VII Dr. Widyo Winarso, MPd yang mengantarkan berbagai Kebijakan Ditjen Dikti tentang PKM; Prof. Akhmad Fauzi, SSi, MSi, PhD yang membahas PKM 5 Bidang dan Drs. Bandung Arry Sanjoyo, MIKop yang mengupas tentang PKM-KT/GFT.
Diskusi cukup menarik terjadi, baik pada pertanyaan langsung maupun yang disampaikan melalui chat di Zoom maupun di YouTube. Beberapa pertanyaan hampir sama dengan yang dilontarkan pada Jumat dan Sabtu sebelumnya.
Diantaranta bagaimana bentuk aplikasi video yang ditentukan sebagai luaran; apakah harus ada narasi juga; apakah ada format khusus untuk artikel review; apakah disediakan grup WA untuk para pegiat PKM; apakah masih diperbolehkan mengambil data primer di lapang; PKM diluncurkan tiap bulan apa agar PT dapat mempersiapkan mahasiswanya; bagaimana bila ada anggota yang sejalan dengan waktu ternyata lulus; apa luaran PKM-KC dan pertanyaan lainnya.
Dengan sabar Bandung dan Fauzi menjawab semua pertanyaan. “Yang penting, penulisan nama ketua atau anggota konsisten di beberapa bagian usulan, antara lain di cover depan, di lembar pengesahan, maupun di curriculum vitae. Dosen pembimbing yang akan mendapatkan sertifikat hanyalah yang usulan mahasiswa bimbingannya lolos didanai. Yang tidak lolos, dapat berkoordinasi dengan PTS masing-masing, barangkali kepada dosen tersebut dapat diberikan apresiasi karena telah membimbing mahasiswanya, meskipun akhirnya usulannya tidak lolos,” jelas Bandung dengan sabar kepada peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Tak kalah sabar, dengan telaten Bandung menjelaskan bahwa ada prosedur tersendiri terkait dengan penggantian anggota tim dan mitra. “Masa pelaksanaan akan diperpendek dari 5 bulan menjadi dua bulan, karena semua dilakukan secara daring. Indikator futuristik bagi PKM-GFT, memang belum ada batasan. Justifikasi ada pada reviewer. Problem besar berdampak besar yang bisa dikelompokkan dalam skema ini. Masing-masing ada kaplingnya sendiri-sendiri, jangan memaksakan memilih skema yang tidak pas,” jelas Bandung.
Ditambahkan pula bahwa seleksi administrasi menjadi pintu pertama untuk lolos ke tahap berikutnya, oleh karena itu taat aturan menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.
Pada acara yang sebenarnya harus diikuti oleh para pembimbing dan ketua/anggota PKM 5 Bidang di masing-masing perguruan tinggi yang telah mendaftar PKM tahun 2019 ini disampaikan pula informasi bahwa pengumuman akan dilakukan pada kisaran tanggal 1 sampai dengan 7 Agustus 2020, secara berurutan mulai dari PKM 5 Bidang terlebih dahulu. Dan sesuai jadwal, seluruh proses harus sudah diselesaikan pada pertengahan Bulan Oktober 2020.
Pemerhati kegiatan PKM di Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang Zulkarnain, SH, MH, Ketua Bidang Ilmu Hukum Fakultas Hukum, yang juga mengikuti proses sosialisasi oleh Dirjen Belmawa, saat dihubungi pewarta menyampaikan “Tahun 2019, 129 mahasiswa UWG mendaftar akun dan sampai batas waktu yang ditentukan 116 usulan berhasil diunggah, diantaranya ada 7 usulan PKM-KT. Bila usulan tahun 2018 pendanaan tahun 2019 hanya 9 judul yang lolos didanai, dengan penyesuaian anggaran ini saya berharap lebih banyak yang lolos didanai untuk tahun 2020 ini”.
Alumni UWG yang akrab dengan mahasiswa ini mengusung asa kuat bahwa tingkat kelolosan usulan UWG dapat mencapai 25%.
Video conference berdurasi tiga setengah jam ini ditutup oleh Widyo dengan harapan bahwa akan lebih banyak usulan yang didanai mengingat adanya penyesuaian besaran dana sebagai akibat dari penyesuaian kegiatan menjadi berbasis daring.
“Setelah pengumuman nanti, kami akan mengadakan bimtek lagi bagi usulan yang lolos,” janji Widyo menutup acara yang hingga menjelang penutupan masih diikuti oleh lebih dari 400 peserta pada dua media tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Rochmat Shobirin |