Asah Manajemen Organisasi, BEM Unisma Malang Delegasikan Anggota Melalui LKMM-TM

TIMESINDONESIA, MALANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisma Malang delegasikan anggota untuk mengikuti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM), Selasa (4/8/2020).
Secara keseluruhan Unisma mendelegasikan 12 orang dari seluruh Fakultas, sementara yang berasal dari BEM Unisma satu orang yaitu M Afnani Alifian sebagai Menteri pendidikan dan Kebudayaan BEM Unisma 2020.
Advertisement
A. Faruuq sebagai Presiden Mahasiswa Unisma Malang menyatakan bahwa pendelegasian ini sebagai upaya pembelajaran untuk menyerap sistem pelatihan. “Sebagai rencana jangka panjang, BEM Unisma akan melaksanakan LKMM Tingkat Lanjut di intra kampus. Harapan dari pendelegasian ini agar dapat menyerap ilmu yang diperoleh dari LKMM TM yang dilaksanakan secara daring tersebut,” ungkap Presiden Mahasiswa.
LKMM TM ini dilaksanakan oleh LLDIKTI Wilayah VII dan Wilayah VII yang meliputi wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Pelaksanaannya melalui daring pada video menggunakan platform media zoom dengan jumlah peserta 619 dari seluruh Perguruan Tinggi di LLDIKTI wilayah VII dan VII.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id
Kepala LLDIKTI Wilayah 7, Suprapto Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA., mengatakan bahwa LKMM TM ini sebagai upaya pemerhatian anak muda bangsa di tengah kondisi pandemi. “Dalam suasana hiruk pikuk masih sempat memikirkan keberlangsungan anak muda Bangsa Indonesia,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan.
M Afnani Alifian sebagai delegasi BEM Unisma menuliskan beberapa hasil resume dari penyampaian materi di hari pertama pelaksanaan LKMM TM. Materi pertama disampaikan bapak Aris Junaidi sebagai direktur pembelajaran dan kemahasiswaan dengan materi Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar; Kampus Merdeka.
Secara singkat materi yang disampaikan oleh bapak Aris sebagai berikut: Sebagai calon generasi masa depan bangsa perlu pemahaman komprehensif atas konsep Kampus Merdeka. Dalam kampus merdeka ada empat hal yang menjadi point penting pembahasan, diantaranya pembukuan program studi, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di luar kampus akan dapat di ekuivalensi dengan mata kuliah terkait sehingga mahasiswa memiliki keluasan dalam proses pembelajaran. Dosen kini berfungsi sebagai penggerak bukan lagi sebagai penceramah. Terjadi proses simbiosis mutualisme antara dosen dan mahasiswa guna memperoleh sebuah pengetahuan.
Pada intinya tujuan utama dari pemahaman kampus merdeka, dan merdeka belajar untuk menciptakan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dengan tanggung jawab sosial yang kuat (SDM berkualitas). Beberapa hal berikut harus dimiliki guna mencapai SDM berkualitas diantaranya, Mempunyai kompetensi akademik, menguasai literasi baru (data, teknologi, manusia) dan keterampilan abad-21 yang baik, sebagai modal dasar pembangunan nasional dan dunia.
Menjadi WNI yang baik, Pancasilais, memiliki moralitas, empati, toleran, problem solvers bagi pembangunan nasional dan dunia. Mempunyai hasrat untuk memimpin, mengubah Indonesia dan dunia menjadi lebih baik.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id
Materi kedua disampaikan oleh Budi Utomo Kukuh Widodo dengan materi Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa dalam Roda Perjalanan Masa. Dari materi tersebut dapat sarikan hasil sebagai berikut 19 April 1978 Mendikbud Daoed Joesoef mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK).
Kampus jadi mesti terbebas dari praktik politik praktis. OMEK (Organisasi Ekstra), OMEK memiliki keharusan menjadi pencetak Leader dan Politisi. Dalam buku Rekam Jejak Anak Tiga Zaman, Mendikbud Daoed mempertegas bahwa kampus harus kembali pada tujuan utama sebagai komunitas ilmiah. Awal tahun 1990-an, Mendikbud Fuad Hasan cabut kebijakan NKK/BKK ganti dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0457/0/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK), bukan lagi sebagai underbone dari partai politik.
Terjadi kegelisahan di kalangan pemimpin bangsa karena tidak ada ‘politisi dan leaders’ yang murni berasal dari kampus. DIKTI merancang aktivitas dan pelatihan untuk Dosen Pembina Kemahasiswaan (OPPEK) dan Merancang dan Uji Coba LKMM. Pada awalnya LKMM hanya ada tingkat dasar dan tingkat menengah, penyempurnaan terjadi pada tahun 1999 dilakukan ujicoba LKMM Tingkat Pra-Dasar, dan Tingkat Lanjut. Dari roda perjalan masa LKMM secara umum memiliki tujuan untuk menciptakan sosok kader yang baik secara kemampuan leadership dan cakap secara politis.
Dan materi terakhir tentang literasi digital oleh ibu Nurul. Digital literasi dipahami sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital yang dapat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks, seperti akademik, karier, dan kehidupan sehari-hari.
Untuk menerapkan digital literasi dibutuhkan kompetensi yaitu, kemampuan menggunakan internet dan melakukan berbagai aktivitas di dalamnya (internet searching), memahami pandu arah (Hypertextual Navigation), Kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan memberikan penilaian terhadap apa yang ditemukan secara online (content evaluation), serta Kemampuan untuk menyusun pengetahuan, membangun suatu kumpulan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber (knowledge assembly). (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Yasak, Kementrian Komunikasi dan Informasi BEM Unisma 2020.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Rochmat Shobirin |