Indonesia Positif

Maftuh Fuadi, Guru MI Ma'arif Polorejo Ponorogo Sukses Kembangkan Usaha Toga Ekstrak

Kamis, 24 September 2020 - 17:40 | 195.74k
Maftuh Fuadi, guru Madrasah Ibtidaiyah Polorejo, Babadan, Ponorogo mengembangkan ekstrak tanaman obat keluarga. (Foto: Saudi/TIMES Indonesia)
Maftuh Fuadi, guru Madrasah Ibtidaiyah Polorejo, Babadan, Ponorogo mengembangkan ekstrak tanaman obat keluarga. (Foto: Saudi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Maftuh Fuadi, guru Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Polorejo, Desa Polorejo, Kecamatan Babadan, Ponorogo begitu kreatif, mengolah hasil tanaman obat keluarga atau Toga menjadi ekstrak siap konsumsi. Berbagai jenis Toga, diyakini memiliki khasiat positif untuk kesehatan. 

Kepada TIMES Indonesia, Maftuh Fuadi menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, tidak hanya mengajar melalui daring. Sisa waktunya dia gunakan untuk berkreasi mengolah Toga. "Toga hasil budidaya rumahan seperti kunir, jahe, temulawak dan kencur kan banyak, dan bisa diekstarak menjadi bubuk. Saya memikirkan untuk mengolah menjadi ekstrak karena masyarakat saat ini umumnya memilih sesuatu yang praktis dan cepat," paparnya, Kamis (24/9/2020).

Advertisement

Menurutnya, banyak alasan masyarakat tidak telaten mengolah aneka Toga. Misalnya, bau yang menyengat maupun warna dari tanaman itu menempel di tangan maupun alat-alat dapur dan sulit dibersihkan. Pembuatan ekstraks tanaman Toga bertujuan untuk mempermudah masyarakat untuk memanfaatkan menjadi obat. 

Sari Kunyit

“Bahan melimpah dan mudah dijumpai, harganya juga murah di Ponorogo. Misalnya kunyit, per kilogram Rp 1.500, temulawak satu kilo Rp 3.000, jahe Rp 15.000, kencur Rp 25.000. Tapi jangan tanya soal khasiatnya, banyak sekali. Busa jadi obat meredakan peradangan, maag, mengendalikan gula darah, mengatasi masalah pencernaan, menjaga imunitas, memperlancar proses pencernaan, menambah nafsu makan dan mengurangi mual," tambahnya.

Dia memaparkan, pembuatan ekstrak Toga tidak membutuhkan waktu lama. Maftuh Fuadi menjelaskan, awalnya rempah dicuci bersih dengan air mengalir, lalu diblender sampai halus, peras di atas saringan dan diamkan selama kurang lebih dua jam agar sari pati mengendap. Setelah itu, panaskan air perasan di wajan sampai mendidih, selanjutnya masukkan gula pasir, aduk sampai tercampur, dalam keadaan api kecil. Proses pengkristalan kurang lebih memakan waktu satu jam. Setelah itu, ekstak rempah tanaman Toga siap diseduh. 

Maftuh menyiapkan berbagai kemasan menarik. Yakni kemasan 200 gram memakai bungkus standing pouch dan dengan cup untuk kemasan kecil 100 gram. "Ekstrak ini bisa bertahan sampai satu tahun. Cara penyeduhannya juga mudah, cukup dituangkan air hangat, Toga ekstrak dimasukkan, lalu diminum," tambahnya.

Hasil olahan Toga ekstrak ini sudah dipasarkan Maftuh melalui online dan dititipkan ke toko-toko di Ponorogo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-14 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES