Mewaspadai Bonus Demografi Lamongan di Masa Pandemi

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – “Selamat datang bonus demografi”. Itulah kata yang tepat untuk saat ini. Suatu kondisi dimana jumlah penduduk produktif atau angkatan kerja (usia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk yang tidak produktif (di bawah 5 tahun dan di atas 64 tahun).
Hal ini diperkirakan akan terjadi dalam rentan waktu dari tahun 2020 hingga tahun 2030. Dengan adanya bonus demografi ini, setidaknya menimbulkan tiga pertanyaan, pertama, apakah pemerintah pusat atau pun daerah siap akan keadaan ini? Kedua, Apakah masyarakat kita, khususnya generasi milenial siap akan ini? Ketiga, Bagimana gambaran bonus demografi di masa Pandemi Covid-19?
Advertisement
Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lamonongan pada agustus 2020, menunjukkan; pertama penduduk usia kerja 15 tahun ke atas di Kabupaten Lamongan sebesar 962,362 ribu orang, kedua Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik sebesar 1,13 poin, dari 4,00 persen pada Agustus 2019 menjadi 5,13 persen pada Agustus 2020.
Dan yang ketiga, pekerja yang memiliki pendidikan rendah (SD ke bawah) sebanyak 240,372 ribu orang atau 37,18 persen, pekerja dengan pendidikan tinggi (diploma ke atas) sebanyak 76,312 ribu orang atau 11,81 persen dan selebihnya adalah pendidikan sekolah menengah pertama, atas dan kejuruan.
Dilihat dari tingkat pendidikannya, prosentase TPT lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 12,02 persen, lulusan Sekolah Menengah Atas sebesar 8,94 persen, sedangkan lulusan pendidikan SD ke bawah sebesar 1,50 persen.
Struktur lapangan pekerjaan utama yang digeluti penduduk Lamongan tahun 2020 tidak mengalami perubahan sejak tahun 2018. Urutan kategori ekonomi yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Lamongan tahun 2020, yaitu; sector jasa 45,18 persen, sektor pertanian 35,50 persen, dan sektor Industri 19,31 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa, di tahun 2020, sektor jasa dan sektor pertanian menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Kategori Pertanian sendiri mengalami kenaikan jumlah pekerja yang cukup signifikan yakni 3,3 persen dari 199,5 ribu orang pada tahun 2019 meningkat menjadi 229,5 ribu orang pada tahun 2020.
Data BPS diatas dapat diestimasikan dari pertanyaan tiga pertanyaan di awal tulisan;
Pertama, baik pemerintah pusat maupun daerah harus siap dan menerima dengan lonjakan penduduk usia kerja diatas 15 tahun dengan menyediakan lapangan kerja atau memberikan izin usaha yang lebih bersahabat dengan pengusaha yang bermodal kecil maupun besar.
Kedua, menurut data BPS Kabupaten Lamongan, jumlah pengangguran yang terus naik selama masa pandemic covid-19. Generasi melenial tenaga kerja diatas 15 tahun harus siap membuat usaha baru atau jika masih berjalan bisa melakukan diversifikasi usaha. Namun hal ini akan dirasa kurang bermanfaat tanpa adanya bantuan dari pemerintah sebagai pembuat regulasi yang berpihak pada wirausahawan.
Ketiga, bonus demografi di masa Pandemi Covid-19 ini mengharuskan semua pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk bekerja lebih ekstra lagi, ditambah banyaknya tenaga kerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan tempatnya bekerja dan banyaknya tempat usaha yang margin penghasilannya menurun bahkan terpaksa gulung tikar.
Di sisi lain, pemerintah, khususnya pemerintah kabupaten Lamongan harus tetap optimis untuk menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Hal ini disebabkan sektor pertanian menjadi sektor terbanyak dalam penyerapan tenaga kerja. Mengungguli sektor industri dan sektor lainnya.
Perlu untuk diperhatikan, bila bonus demografi ini tidak bisa diatasi dengan tepat, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, maka akan menjadi permasalahan besar bagi pemerintah.
Namun sebaliknya, bila diatasi dengan tepat, akan memberikan keuntungan besar bagi pemerintah. Kita tahu bahwa sejarah Negara Jepang bisa menjadi negara maju, karena bonus demografinya. (*)
* ) Penulis: Dr Abid Muhtarom, Dosen Fakultas Ekonomi / Kordinator pengabdian masyarakat Litbangpemas Universitas Islam Lamongan (Unisla)
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ardiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |