Dosen FKIK UIN Maliki Malang Ungkap Perihal Suntik Putih untuk Tubuh

TIMESINDONESIA, MALANG – dr. Prida Ayudianti, SpKK, Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) ungkap perihal suntik putih untuk tubuh.
"Sampai saat ini belum ada study terkait suntik pemutih dan hingga saat ini Food and Drug Administration (FDA) belum pernah memberikan approval terhadap produk injeksi yang mampu memberikan efek pemutih," dr. Prida Ayudianti kepada TIMES Indonesia, Rabu (10/2/2021).
Advertisement
Dokter yang bertugas di RS Hermina Tangkubanprahu Malang ini menuturkan, suntikan yang diklaim mampu menimbulkan efek mencerahkan kulit ini biasanya berisi ascorbic acid dan gluthation.
Ia menjelaskan, Ascorbic acid merupakan vitamin C, sedangkan gluthation merupakan antioksidan yang kuat. Pemberian vitamin C dengan dosis tinggi dan antioksidan kuat seperti gluthation dapat menyebabkan hambatan dari produksi melanin yang bermanfaat untuk kasus-kasus hiperpigmentasi seperti melasma atau flek.
Selain itu, pemberian injeksi vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen sehingga mampu mencegah timbulnya skin aging atau penuaan. Namun yang perlu diingat adalah efek tersebut tidak bersifat permanen, dan sangat bergantung pada dosis dan durasi pemberian.
"Hal yang paling ditakutkan saat kita melakukan tindakan injeksi melalui pembuluh darah adalah reaksi syok anafilaktik, yaitu suatu bentuk reaksi alergi berat yang ditandai dengan sesak nafas dan penurunan kesadaran dan juga dapat timbul reaksi infeksi pada area suntikan jika tidak dilakukan secara steril," ujar wanita yang juga membuka praktik di Erha Clinic Malang dan Zap Premiere Malang.
Ia juga menjelaskan, pemberian suntikan vitamin C dengan dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan pada ginjal, karena vitamin C dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal. Pada orang-orang dengan riwayat gangguan fungsi ginjal tidak disarankan melakukan tindakan injeksi vitamin C, karena akan meningkatkan beban kerja dari ginjal.
Untuk itu, hendaknya harus dipastikan terlebih dahulu mengenai riwayat alergi obat, riwayat gangguan fungsi ginjal dan pastikan juga dilakukan oleh dokter yang berkompeten dan pastikan tindakan dilakukan di pusat layanan kesehatan yang terpercaya.
"Harap berhati-hati pada produk yang overclaimed atau yang memberikan janji-janji fantastis dan selalu bijaklah dalam menimbang efek baik dan buruk dari suatu tindakan sebelum mengambil keputusan," pungkas Dosen FKIK UIN Maliki Malang ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |