Indonesia Positif

Pakar Psikologi Unair Surabaya Tanggapi Peremehan Depresi dalam Program TV

Jumat, 16 April 2021 - 11:53 | 41.58k
Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., guru besar bidang Psikologi Klinis dan KesehatanMental. (Foto: Agus Irwanto)
Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., guru besar bidang Psikologi Klinis dan KesehatanMental. (Foto: Agus Irwanto)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pakar psikologi Unair Surabaya turut angkat bicara soal dua artis tanah air yang dikritik dalam sebuah ajang pencarian model. Perkataan keduanya dianggap meremehkan kondisi depresi yang dialami oleh seorang kontestan. Meski sudah memberikan klarifikasi dan permintaan maaf, tentunya kasus ini dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi masyarakat mengenai pentingnya isu depresi.

Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., psikolog, menjelaskan depresi merupakan gangguan kesehatan mental, yang ditandai oleh kesedihan mendalam dan perasaan seolah-olah tidak berguna. Indikator yang terlihat dari penyintas depresi adalah rentan tersinggung dan menarik diri dari pergaulan.

Advertisement

“Namun, masyarakat awam tidak bisa serta-merta memutuskan seseorang mengalami depresi melalui hal-hal yang tampak dari luar. Untuk mengetahui seseorang mengidap depresi, harus melalui proses diagnosa dari ahli psikologi,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan gangguan kesehatan mental yang dapat menyerang berbagai usia itu menurutnya mampu memengaruhi kondisi psikis penyintasnya. Mulai dari menyalahkan orang lain, menyakiti diri sendiri, hingga menyebabkan keinginan bunuh diri, merupakan bahaya yang mengancam saat seseorang depresi.

Memperjuangkan kesembuhan mental memerlukan usaha yang tidak sedikit. Selain harus memiliki keinginan yang kuat, penyintas juga harus didukung oleh lingkungan yang kondusif. Diperlukan lingkungan yang berempati dan memberikan social support bagi para penyintas.

Ia mengungkapkan bahwa perkataan yang bersifat menyepelekan dapat berdampak buruk bagi penyintas yang sudah mulai sembuh. “Oleh karena itu, hal-hal yang bersifat psikopatologis tidak etis untuk diremehkan atau dijadikan bahan bercanda,” ungkap guru besar bidang Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental tersebut.

Menghindari kasus yang sama terulang, dosen asal Kediri tersebut memaparkan bahwa menjadi tugas bersama untuk terus meningkatkan literasi kesehatan mental. Dengan begitu, maka masyarakat akan berempati dan membentuk lingkungan yang mendukung penyintas untuk survive mencapai kesembuhan.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa semua pihak harus ikut andil dalam kesembuhan penyintas depresi. “Karena pastinya dengan peran serta semua pihak, penyintas akan mendapatkan penanganan dan lingkungan kondusif yang dapat membangun faktor protektif untuk perkembangan kesembuhan penyintas,” jelasnya. 

Unair Surabaya sebagai universitas terbaik di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan peran sivitas akademika melalui tri darma perguruan tinggi untuk kemanfaatan masyarakat luas.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES