
TIMESINDONESIA, MALANG – Sabar Sutrisno, SPd, Kepala Bagian Perpustakaan UWG Malang mengatakan perpustakaan Universitas Widyagama Malang siap diakreditasi.
“Setelah beberapa tahun sempat tertunda, tahun 2021 ini perpustakaan Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang siap diakreditasi,” kata Sabar saat koordinasi persiapan akreditasi perpustakaan dengan jajaran rektorat, di Ruang Rapat Rektorat Lantai III Gedung Widya Graha, Jumat (16/4/2021).
Advertisement
Koordinasi tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan ketat tersebut diikuti oleh jajaran rektorat, Ketua BPM, Ketua LPPM, Ketua PDPT-IT, Kabag Keuangan, Kabag Umum, para Wakil Dekan dan seluruh staf perpustakaan.
Greget akreditasi perpustakaan ini dimotivasi oleh datangnya surat dari Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) tentang Pendampingan Akreditasi Perpustakaan dimana Universitas Widyagama Malang termasuk salah satu yang diharapkan segera melakukan akreditasinya.
Dalam surat tertanggal 1 April 2021 tersebut Univesitas Widyagama Malang akan didampingi oleh pustakawan Amirul Ulum, MP dari Ubaya Surabaya, Kurniasih Yuni Pratiwi, MA dari UB Malang dan Yolan Priatna, SIIP dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Tugas para pendamping ini adalah mendampingi pembuatan instrument dan portofolio akreditasi perpustakaan perguruan tinggi anggota FPPTI Jawa Timur yang dilakukan selama kurun waktu satu bulan melalui media daring maupun luring.
Dalam rangka persiapan tersebut, Kepala Perpustakaan UWG yang yang didampingi oleh seluruh staf yang terdiri dari Kasubag TU dan Pelayanan Andina Antasari, AMd, Hefifa Rhesa Yuniar, SIIP dan M Ulin Nuha CU, SAP (pustakawan), seta staf administrasi Trisnaningsih dan Warsono telah melakukan studi banding ke beberapa perguruan tinggi diantaranya Universitas Machung dan Universitas Merdeka Malang.
“Setelah melakukan studi banding, kamipun sudah melakukan simulasi pengisian borang, dan alhamdulillah hasilnya sudah nampak. Waktu yang masih tersisa ini akan kami manfaatkan untuk melengkapi indikator-indikator yang belum maksimal pencapaiannya,” jelas Sabar.
Enam komponen akan menjadi penilaian saat akreditasi nanti, yaitu koleksi buku, sarana prasarana, pelayanan, tenaga administrasi, penyelenggaraan dan pengelolaan dan penguat, masing-masing dengan 26, 33, 19, 9, 12 dan enam indikator. Jadi secara total akan ada 105 indikator yang akan dinilai dengan bobot penilaian tertinggi ada pada komponen pelayanan, yaitu sebesar 25% diikuti kemudian dengan komponen koleksi dan tenaga administrasi masing-masing sebesar 20%.
Sebelumnya, Rektor Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT membuka forum koordinasi tersebut dengan inti sambutan bahwa ke depan, akreditasi menjadi salah satu komponen penting dalam penilaian kinerja sebuah organisasi, termasuk organisasi perguruan tinggi.
“Bukan hanya program studi dan institusi, seluruh komponen pendukung organisasi harus diakreditasi, karena akreditasi adalah gambaran riil kinerja sebuah organisasi,” kata Agus Tugas.
Sebagai informasi, di Indonesia terdapat 4.670 perguruan tinggi, tetapi hanya 391 yang perpustakaannya sudah terakreditasi. Dengan perpustakaan lain di luar perguruan tinggi, jumlah seluruh perpustakaan di Indonesia adalah sebanyak 164.610 buah. Tahun 2021 ini FPPTI membuat program percepatan akreditasi perpustakaan dengan target 1.000 perpustakaan telah terakreditasi.
Lengkapnya pihak-pihak yang diikutkan dalam koordinasi kemarin menunjukkan komitmen yang kuat dari pimpinan universitas akan suksesnya persiapan akreditasi perpustakaan UWG. “Ini adalah salah satu persyaratan akreditasi institusi, jadi akan benar-benar kita dukung,” kata Agus Tugas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : M. Rofiul Achsan |