Indonesia Positif

Pakar Ekonomi Unair Surabaya Paparkan Kondisi Perekonomian saat Tradisi Mudik

Jumat, 07 Mei 2021 - 16:21 | 31.54k
Dr. Ni Made Sukartini, SE., M.Si., MIDEC. dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR).
Dr. Ni Made Sukartini, SE., M.Si., MIDEC. dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Mudik lebaran menjadi tradisi setiap tahun saat Bulan Suci Ramadan untuk berkunjung ke kampung halaman. Sayangnya dua tahun terakhir, tradisi mudik tak dapat dilakukan karena pandemi. Dr. Ni Made Sukartini, SE., M.Si., MIDEC. dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair Surabaya menjelaskan bahwa esensi lebaran dan mudik lebaran ada dua.

Pertama, sebagai perayaan hari suci dan momen untuk berinteraksi sosial bersama keluarga. Kedua, implikasi bagi aktivitas ekonomi khususnya di daerah pedesaan sangat tinggi.

Advertisement

Dosen ekonomi publik itu menjelaskan bahwa tradisi mudik sebagai perayaan lebaran mempunyai implikasi yang lebih besar dalam konteks ekonomi. Hal ini terkait dengan aktivitas ekonomi dalam kegiatan berbelanja untuk pertemuan keluarga.

“Kegiatan tersebut tentu saja akan membawa daya ungkit ekonomi cukup besar bagi aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.

Menurut Made, meski terdapat larangan dari pemerintah untuk mudik, namun hal ini tidak menurunkan nilai ekonomi dari tradisi mudik.

“Saya rasa tidak (menurunkan nilai ekonomi, Red). Jika hal-hal yang tadinya kita lakukan offline sekarang bisa kita lakukan secara online, maka aktivitas ekonomi juga bisa dilakukan. Kita masih bisa belanja di mana posisi kita sekarang, dan mengirimkannya ke sanak saudara kita di desa,” jelasnya.

Made menegaskan bahwa aktivitas ekonomi kini beralih dari offline ke online. Masyarakat tetap memiliki banyak pilihan untuk berbelanja secara online. Misalnya, membeli pakaian lebaran melalui UMKM yang sudah terlibat dalam penjualan online, dan juga membeli makanan atau kue lebaran secara online dan mengirimkannya kepada sanak saudara.

Produk-produk hasil pertanian dan UMKM di desa, lanjut Made, juga bisa dipromosikan secara online. Surplus produksi yang ada di desa dapat dipromosikan oleh pemuda-pemuda desa melalui karang taruna. Hal ini bertujuan agar keluarga yang tidak mudik ke kampung halaman masih bisa menikmati makanan khas desa.

“Dengan cara ini aktivitas ekonomi baik di kota maupun di desa masih bisa berjalan, walaupun tidak sebanyak dan secepat dalam kondisi normal,” imbuhnya.

Pada akhir, dosen yang juga mengajar mata kuliah matematika ekonomi itu mengimbau agar masyarakat menunda rencana dan kebiasaan mudik tahun ini. Hal ini untuk menghindari potensi keterpurukan yang lebih lama lagi dan memutus persebaran Covid-19.

Unair Surabaya sebagai universitas terbaik di Indonesia berkomitmen mendorong civitas akademika untuk berkontribusi kepada masyarakat luas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES