Indonesia Positif

Ahli Gizi Unair Surabaya Ungkap Anjuran Pola Makan Bagi Penderita Jantung Koroner saat Lebaran

Senin, 10 Mei 2021 - 11:08 | 31.96k
 Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ahli Gizi Unair Surabaya Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH mmengingatkan pola makaan yang tepat saat lebaran terutama bagi penderita jantung koroner. 

Sudah menjadi tradisi, opor ayam salah satu menu utama di hari raya yangg dipasangkan dengan ketupat atau lontong. Lembutnya daging ayam, gurihnya kuah yang bercampur dengan santan, serta taburan bawang goreng yang mempercantik tampilan menjadi daya tarik yang tidak bisa dihindari. Begitu juga dengan rendang daging sapi, daging yang empuk dipadu dengan bumbu khas yang telah dicampur dengan santan menjadi pesona tersendiri yang sayang untuk tidak dicicipi.

Advertisement

Namun, beberapa penderita jantung koroner pasti rmenganggap santan merupakan salah satu hal yang menyeramkan. Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH memaparkan bahwa penderita penyakit jantung koroner bisa mengkonsumsi opor ayam atau rendang saat lebaran meski mengandung santan tapi dengan memperhatikan jumlahnya.

“Jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan dan tidak dipanaskan berulang sebenarnya tidak masalah karena penderita penyakit jantung koroner sekalipun tetap membutuhkan lemak,” ujar Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tersebut.

“Santan mengandung lemak jenuh maka jumlah konsumsinya sebaiknya tidak lebih dari 10% dari total kebutuhan lemak,” imbuhnya.

Pemanasan berulang yang diakukan pada makanan bersantan akan menyebabkan kandungan lemak jenuh dalam santan semakin meningkat. “Hal ini terjadi akibat rusaknya struktur kimia lemak pada santan sehingga sebaiknya hindari konsumsi makanan bersantan yang dipanaskan berulang,” terangnya.

Stefania menjelaskan bahwa santan bisa diganti dengan produk lain yang lain seperti susu segar, susu skim, susu kedelai, atau susu almond. Tidak ketinggalan, pola makan seimbang juga perlu diterapkan. “Imbangi dengan sayur dan buah yang tinggi kandungan serat dan larut dalam air sehingga dapat mengikat dan memperlambat penyerapan lemak dan kolesterol. Hal ini membantu mengontrol kadar lemak dalam darah,” jelasnya.

Beberapa contoh buah dan sayur yang tinggi serat serta larut dalam air adalah apel, pear, wortel, stroberi, jambu, brokoli, dan lobak turnip. Stefania juga merekomendasikan untuk membuat ketupat dengan campuran oatmeal.

“Bisa juga mengkreasikan seperti lontong atau ketupat dengan menambahkan oatmeal sehingga jumlah serat larut dalam makanan akan meningkat,” tutupnya.

Unair Surabaya sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan daya saing global.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES