Indonesia Positif

Al Uswah Centre Tuban Bersama Salim A. Fillah Berikan Parenting Skill untuk Wali Murid

Senin, 14 Juni 2021 - 12:39 | 65.10k
Prayitno saat memberikan sambutan virtual (Foto: Safuwan/TIMES Indonesia)
Prayitno saat memberikan sambutan virtual (Foto: Safuwan/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TUBANAl Uswah Centre Tuban terus memberikan pendidikan terbaik bagi siswa-sisiwinya. Tidak hanya untuk siswanya, Al Uswah Tuban juga memberikan edukasi dan sosialisasi kepada segenap wali murid dalam upaya pendidikan anak.

Di kesempatan kali ini, Al Uswah Centre Tuban menggelar Webinar Parenting dan Halal Bihalal nasional. Acara diselenggarakan via zoom meeting bersama guru, wali murid dan panitia dan disiarkan di channel Youtube resmi aluswah tubanofficial. Ustaz Salim A. Fillah sebagai pematerinya, bertajuk “Mendidik dengan Cinta” sukses mendapat respon luar biasa dari wali murid Al Uswah Tuban, Jawa Timur dan masyarakat umum, Senin (14/6/2021).

Advertisement

Salim A. Fillah merupakan seorang penulis buku islami dari DIY. Namanya mulai dikenal luas setelah menerbitkan buku Nikmatnya Pacaran setelah pernikahan (2003). Selain penulis buku, Salim A. Fillah merupakan pegiat Masjid Jogokariyan, DIY.

Al Uswah Centre Tuban 2

Dengan rasa syukur bahagia atas segala fase yang dilewati oleh Al Uswah Centre Tuban. Lembaga yang konsisten di bidang pendidikan Islam dari usia dini hingga remaja di Kabupaten Tuban, Bumi Wali.

Dalam sambutannya, Prayitno menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh kepala sekolah, panitia yang telah mempersiapkan acara ini dengan sebaik mungkin. Tim media center yang telah memfasilitasi acara ini, terang pengurus Al Uswah Centre Tuban ini.

“Ayah dan bunda yang terus berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Seluruh karyawan yang terus aktif. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin,” katanya.

Ia menjelaskan dalam memberikan pendidikan kepada ananda, ada salah satu ayat, yakni Surat QS. An-Nahl ayat 125: Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Dalam ayat tersebut, manusia bisa mengambil pelajaran; satu tuntunan, satu dasar, dalam rangka mendidik mencurahkan cintanya dalam mendidik.

Dengan memfokuskan, mengutamakan, dalam rangka menjadikan anak sebagai pribadi serius, sungguh-sungguh, komitmen di jalan Allah. Gambaran metode pemfokuskan, sarana dengan hikmah, dan teladan yang baik. Ketika pendidik mendapat sesuatu yang tidak bekenan, bantahlah dengan cara yang baik.

Al Uswah Centre Tuban 3

Allah tetap berpesan kepada guru untuk berbuat baik. Sekecil apapun yang diberikan oleh pendidik dalam memberikan hal positif bagi ananda.

Salim A. Fillah menyampaikan penting menjaga keluarga dari panas api neraka. Beliau mengutip salah satu ayat Al-Qur’an. Ada beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan kita agar memelihara keluarga dari api neraka.

Suatu misal, surah at-Tahrim ayat 6. Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Imam Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna ayat itu, “Didiklah diri dan keluargamu dengan perbuatan baik dan saleh.” Allah Ta’ala secara tegas memerintahkan kita untuk mendidik diri sendiri dan keluarga dengan ajaran-ajaran agama. Dengan begitu, terbentuklah suatu keluarga Muslimin yang bertakwa.

Perintah ini menjadi lebih jelas bagi pihak laki-laki, yakni kepala keluarga. Pihak ini adalah pemimpin. Dan, tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Ingatlah sabda Rasulullah SAW: “Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin” (Muttafaqun alaihi).

Tanggung jawab juga meliputi hubungan antara orang tua dan anak. Tugas orang tua tak sekadar memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan untuk para buah hatinya. Lebih dari itu, anak-anak juga perlu kasih sayang dan didikan yang mantap, terutama dalam bidang agama.

Dalam doa-doa kita sering kali mengucap rabbana adabannar. Ada orang masuk surga tanpa hisab, ada orang masuk dengan cara menebus kesalahannya dahulu. Menjadi keinginan kita bersama bahwa masuk surga tanpa hisab dan masuk surga dihisab namun lebih banyak amal salehnya. Artinya, kita tidak masuk ke neraka dahulu sebelum ke surga. Lindungi keluarga kita dari panasnya api neraka.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menasihati, “Siapa yang tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya, dan meninggalkannya begitu saja, maka ia sungguh telah melakukan kejelekan yang paling besar kepada mereka.”

Ada hadits nabi yang berbunyi;

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir.

Penting sekali bahwa kita semua sebagai orang tua mendidik dengan cinta. bagaimana? mendidik dengan doa itu pertama.

Allah berfirman, Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. al-Furqan: 74).  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES