Indonesia Positif

Komunitas Trail Prabu: Ya Ngetrail, Ya Bagi-Bagi Bansos

Rabu, 28 Juli 2021 - 11:34 | 62.98k
Komunitas Trail Prabu saat membagikan bantuan beras kapada warga Desa Sumbersecang yang mereka lewati ngetrail (foto: Kang Dolex/TIMES Indonesia)
Komunitas Trail Prabu saat membagikan bantuan beras kapada warga Desa Sumbersecang yang mereka lewati ngetrail (foto: Kang Dolex/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Namanya Komunitas Trail Prabu, akronim dari Probolinggo Adventure Bersatu. Ia adalah komunitas trail yang suka berpetualang off road ke daerah terpencil di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Mulai dari Kecamatan Tiris, Krucil, Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, dan Kecanatan Gading di kawasan kaki Gunung Argopuro; hingga Kecamatan Sukapura di pegunungan Tengger.

Advertisement

Tak sekadar ngetrail, komunitas ini biasa membagikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat kurang mampu di sekitar jalur petualangan yang dilewati. Terutama yang terdampak kebijakan PPKM Darurat yang berlangsung sejak 3 Juli 2021.

Bantuan kadang berupa beras, santunan pengobatan untuk warga pra sejahtera yang sakit, hingga santunan tunai bagi anak yatim dan piatu. Bantuan berasal dari donasi anggota dan masyarakat.

Minggu (25/8/2021) misalnya, komunitas Prabu ngetrail sambil membagikan beras kemasan 5 kilogram ke warga Desa Sumbersecang, Kecamatan Gading.

Sebanyak 34 motor trail, membawa 3 hingga bungkus beras kemasan 5 kilogram. Kemudian dibagikan secara door to door kepada warga Sumbersecang yang mereka lewati.

"Kami bagikan ke warga terpencil karena memang lewat di daerah terpencil. Senang sekaligus menyenangkan orang lain. Lebih-lebih di masa Pandemi Covid 19 dan pemberlakuan PPKM Darurat seperti sekarang," kata Habib Mahdi, anggota komunitas Prabu.

Pria yang juga pimpinan komisi B DPRD Jatim ini mengatakan, masa pandemi memang dirasakan berat oleh banyak masyarakat. Terutama yang mengandalkan pekerjaan di sektor non formal.

“Banyak dari mereka yang tidak bisa kerja atau jualan dalam kondisi ini. Hasil kebun yang biasanya dijual ke kota juga banyak yang tidak laku, karena ada batasan dan penyekatan," ujarnya.

"Begitu juga yang mengandalkan jualan dari kampung ke kampung juga sama, mengaku sepi karena orang juga gak punya uang kan?,” tambahnya.

Ia berharap, pandemi ini segera berakhir. "Kasihan lihat mereka kebingungan untuk menghidupi keluarganya, karena semua serba dibatasi untuk mencegah penularan," ujar Mahdi.

Secara terpisah, Gus Hafidzul Hakim Nur yang tergabung dalam komunitas Prabu mengatakan, baksos juga untuk memberikan citra kepada masyarakat bahwa off rider tidak seburuk yang selama ini mereka sangka.

Pimpinan majelis shalawat Syubbanul Muslimin ini menyatakan, dirinya sebatas memberikan masukan dan turut mewarnai komunitas hobi itu dengan shalawat, shadaqah dan shalat. Komunitas Trail Prabu punya semboyan: Liar di Hutan tapi Bermasyarakat dengan Sopan. Gus Hafidz mengatakan, hal itu merupakan cara komunitas untuk membantu masyarakat di masa pandemi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES