Indonesia Positif

Mencoba Membranding Destinasi Urban Tourism, Kenapa Tidak?

Kamis, 19 Agustus 2021 - 18:27 | 181.63k
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Apa yang terlintas di pikiran kita apabila kita disuguhi satu kata dan itu adalah nama suatu kota yang menjadi tujuan wisata? Sebut saja beberapa kota ternama dunia seperti, New York, Tokyo, Roma, New Delhi, atau Jakarta?

Tentunya banyak dari kita akan menyebutkan berbagai macam hal yang berkaitan dengan kota tesebut, mulai dari landmark, makanan, kesenian, jargon, figur publik yang sliweran di layar kaca maupun media berita elektronik, atau mungkin juga kesan terhadap penduduk lokal apabila kita pernah berkunjung ke kota tersebut.

Advertisement

Ada sesuatu yang khas dan melekat pada suatu kota yang menjadi destinasi wisata sehingga masyarakat langsung terkesan dengan apa yang ada di kota itu. Kekhasan itu muncul dan menjadi “identitas” yang mudah diingat oleh para wisatawan.

Dalam dunia pariwisata, ada istilah yang disebut dengan Destination Branding, dimana citra suatu destinasi dibentuk dari kekhasan yang dimiliki dengan harapan destinasi tersebut akan dikenal oleh masyarakat, karena ada pembeda dari destinasi lain meskipun ada kemiripan, dan secara konsisten dapat menyampaikan pesan dari citra tersebut serta mendapatkan respon emosional dari masyarakat (Blain, 2005). Hal-hal yang biasanya digunakan untuk mengenalkan brand tersebut adalah logo, jargon, potensi sejarah, budaya, sosial, dan kegiatan ekonomi di destinasi. Lalu, mengapa menyebutkan “kota” dan mengkaitkannya dengan “Destination Branding”? Di dalam artikel kali ini, kita akan mencoba secara singkat bagaimana membentuk citra destinasi dari wilayah perkotaan.

Seperti kita ketahui bahwa jenis pariwisata saat ini sudah sangat beragam dan salah satunya adalah wisata perkotaan atau lebih dikenal dengan urban tourism. Sekilas mengenai urban tourism, menurut Emekli (2013) wisata perkotaan adalah kunjungan wisata yang dilakukan seseorang ke suatu kota untuk berbagai tujuan seperti liburan, menghadiri event, menonton pertunjukan seni, mencari informasi tentang sejarah, maupun berbelana. Sehingga, sebetulnya banyak sekali atraksi wisata yang potensial yang bisa didapatkan dari wilayah perkotaan. Karena itu, penting bagi kota yang ingin mengembangkan wisata perkotaan untuk menggali potensi yang ada dalam membentuk citra nya sekaligus dapat bersaing dengan destinasi urban tourism lainnya.

Dalam membranding suatu kota, diperlukan riset pasar serta kajian untuk menggali potensi kota, menemukan ciri khas kota, membidik segment pasar, dan membaca trend yang sedang dan akan berkembang di masyarakat. Sehingga branding yang dihasilkan betul-betul dapat menunjukkan ciri khas kota tersebut dan bertahan lama.

Namun, seiring berjalannya waktu, terkadang brand suatu kota kurang begitu berhasil karena berbagai factor sehingga perlu untuk dibuat suatu pembentukan citra kembali (rebranding). Hal itu dilakukan agar potensi kota yang mungkin belum tercakup dapat dimasukkan, dan mampu untuk membuat kota tersebut lebih kuat bersaing dengan brand kota lainnya.

Kita akan mencoba untuk membuat contoh destination branding dari salah satu kota di Indonesia yang kulinernya berhasil menjadi salah satu kuliner terenak di dunia dan menjadi ibukota Provinsi Sumatera Barat, yaitu kota Padang. Ada empat hal yang akan dibahas untuk membuat brand kota Padang, yaitu logo (makna dan sejarah nya) dan elemen- elemen yang dapat digali dari Kota Padang. Beberapa unsur pendukung yang akan kita gunakan adalah sejarah, sosial, dan budaya.

Makna branding dan logo 

Spicy  Padang  merujuk pada ciri khas kuliner Kota Padang yaitu Rendang, Dendeng Balado, Sate Padang dan masih banyak lagi makanan lainnya yang cita rasa bumbu yang kuat dan memiliki banyak rempah di dalamnya.

Logo yang akan dijadikan contoh memiliki makna atap Rumah Gadang yang merupakan rumah khas di Padang. Atap rumah tersebut di dalam logo memiliki warna beragam yang menggambarkan keberagaman keadaan sosial di Kota Padang.

Gambar cabai yang menggambarkan salah satu rempah yang ada dihampir semua masakan Padang, tulisan "spicy" yang berwarna merah menggambarkan  makanan Padang yang mayoritas bercita rasa pedas.

Tulisan “Padang” yang berwarna biru menggambarkan daerah pesisir pantai di Kota Padang.

Historical reason behind the logo 

Spicy di dalam branding kota Padang ini juga merujuk pada sejarah Kota Padang yang sangat beragam seperti rempah-rempah dalam masakan padang. Sejarah Kota Padang yang mulanya berupa Padang atau Gurun lalu dijadikan tanah rantau oleh Perantau Minangkabau dari dataran Tinggi Minangkabau, lalu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, lalu menjadi kawasan Kesultanan Aceh pada abad ke-17.

Setelah itu, kedatangan VOC yang membuat Padang berkembang karena dibangunnya pelabuhan, yang kemudian menjadi aset rebutan antara VOC dan Inggris. Kemudian datangnya Jepang membuat Belanda angkat kaki hingga pada zaman kemerdekaan Indonesia, dan diduduki kembali oleh sekutu selama 15 bulan yang setelah itu dikembalikan lagi ke Indonesia. Hingga saat ini pun sejarah Kota Padang masih berlangsung dan akan semakin beragam.

Cultural reason the logo 

Elemen  culture  atau budaya  dalam  logo  tersebut  dapat kita  lihat  melalui  arsitektur  Rumah  Gadang  yang berada    di     atas    tulisan     "Padang"     yang     juga merupakan rumah khas dan bagian dari budaya masyarakat  Padang.  Selain  itu, ada pula  icon  cabai yang menggambarkan bahwa masakan Padang cenderung bercita rasa pedas dan berempah yang juga  sudah menjadi bagian dari budaya orang Padang dalam memasak dengan menggunakan banyak rempah.

Social reason behind the logo 

Keadaan sosial di logo tersebut diggambarkan dengan atap Rumah Gadang yang berwarna-warni yang menggambarkan bahawa di Kota Padang keadaan sosialnya juga beragam. Kota Padang juga merupakan rumah bagi berbagai etnis, dimana hal tersebut ditunjukkan bahwa di Kota Padang terdapat masyarkaat yang multi etnis seperti Minangkabau sebagai mayoritas, kemudian ada etnis Jawa, Tionghoa, Nias, Mentawai, Batak, Aceh, dan Tamil. Kota Padang penduduknya beragam dalam hal beragama.

Di kota Padang juga terdapat keberagaman agama walaupun mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Misalnya saja, ada berbagai keompok masyarakat yang memeluk agama Kristen, Katholik, Buddha, dan Konghucu meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang memeluk agama Islam.

Place, product, promotion 

Kota Padang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, Kota Padang merupakan kota yang strategis karena kota ini merupakan ibukota Provinsi Sumatera Barat dan tentunya mudah dijangkau karena tersedia bandar udara dan pelabuhan. Selain itu, Kota Padang juga merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudera Hindia.

Keadaan geografis dari Kota Padang juga beragam, dari perbukitan, pantai, dan berdekatan dengan 19 pulau kecil. Selain wisata perkotaan, dapat pula dikembangkan jenis wisata lainnya menurut kondisi geografis tersebut.

Sedangkan untuk produk wisata yang ditawarkan oleh Kota Padang sendiri juga tidak kalah beragam, mulai dari kuliner, alam, dan budaya. Banyak makanan khas Kota Padang yang sudah terkenal di seluruh Nusantara maupun mancanegara, seperti rendang, dendeng balado, sate padang, ayam pop, keripik singkong balado, dan lainnya.

Kota Padang juga berdekatan dengan pantai, bukit, gunung, dan pemandangan alam, seperti pantai Pasumpahan, Air Terjun Sarasah, Lubuk Paraku, Goa Batu Kapal, Danau Cimpago, Gunung Padang. Selain itu, yang pasti dapat ditemukan di area perkotaan adalah bangunan-bangunan bersejarah  dan budaya.

Kota Padang pun juga memiliki bangunan tersebut yang dapat dikunjungi ketika berwisata ke Kota Padang, seperti Museum Adityawarman, Masjid Raya Sumatera Barat, landmark yang iconic yaitu Jam Gadang, Masjid Tuo Kayu Jao, dan bangunan-bangunan lain.

Sedangkan untuk promosi wisata perkotaan sendiri dapat dilakukan melalui media sosial dan media digital lainnya di waktu mendekati liburan. Sasaran nya sendiri adalah para wisatawan domestik dan mancanegara, terutama yang tertarik dengan wisata budaya, sejarah, dan kuliner. Promosi sendiri dapat dilakukan melalui iklan di berbagai media, seperti majalan elektronik, website, billboard, videotron, maupun bekerjasama dengan agen pemesanan paket wisata.

Selain itu wisatawan yang berwisata ke Kota Padang dapat diberikan cinderamata saat mengunjungi satu spot wisata dengan mengikuti tur yang dikelola oleh kelompok-kelompok sadar wisata.

Bila dari Kota Padang, kita dapat melihat bahwa selain kuliner, keragaman budaya dan sejarah kota dapat dikemas untuk mendukung branding pada kota yang terkenal dengan rendang nya itu. Nah, beda kota beda pula kekhasan dan branding nya.

Selain Padang, mari kita coba membuat contoh rebranding dari kota lain yang masih satu pulau dengan Kota Padang. Ibukota dari provinsi yang termasuk dalam salah satu 10 destinasi prioritas dan terletak di bagian utara pulau Sumatera ini cukup dikenal karena memiliki berbagai keunggulan. Kota mana kah itu? Yap, tepat sekali, Kota Medan. Kota dengan “Colorful Medan” sebagai branding nya sejak tahun 2016 memiliki banyak sekali potensi urban tourism yang mungkin suatu saat bisa direbanding agar lebih menonjolkan kekhasannya.

Untuk contoh dari Kota Medan ini, mari kita coba melihat beberapa potensi yang mungkin luput dari perhatian kita untuk dapat dikemas dalam merebranding kota tersebut. Hal-hal yang dapat kita jadikan pertimbangan adalah keasrian Kota Medan, fasilitas pendukung yang ada di kota, kuliner, dan city walking tour di kawasan yang kaya akan budaya. Selain itu, mencoba mengemas ulang logo sebagai salah satu unsur dalam city rebranding juga dapat kita coba lakukan.

City branding "Medan Menawan"

Pada suatu city branding diperlukan sebuah kata maupun kalimat yang mampu menjadi identitas, menunjukkan serta mendeskripsikan suatu kota. Selain itu, sebuah kata atau kalimat itu biasanya dilengkapi dengan sebuah logo.

“Medan Menawan” merupakan slogan yang bisa dipilih untuk menjadi city branding Medan. Pemilihan “Medan Menawan” didasarkan atas Kota Medan yang menawarkan keindahan kota yang dapat memikat hati para wisatawan tidak hanya dari satu sisi saja namun dari berbagai sisi.

Sejarah, keberagaman budaya, kehidupan sosial, perekonomian, Medan memiliki semua hal tersebut. Maka dari itu, logo dari “Medan Menawan” sendiri menunjukkan faktor-faktor tersebut. Berikut adalah arti dari logo “Medan Menawan”:

Logo dibuat berbentuk huruf M karena mengambil huruf depan dari Medan. Kata ‘menawan’ diambil tidak hanya karena Medan merupakan kota yang menawan tetapi juga karena berawalan dengan huruf M sehingga logo M yang dibuat dapat merepresentasikan “Medan Menawan”.

Di dalam huruf M terdapat bentuk segitiga. Bentuk segitiga disini menggambarkan atap bangunan. Hal ini bersangkutan dengan bangunan dan keberagaman yang terdapat di Medan. Ketika kita berbicara tentang wisata di Medan, terdapat berbagai macam bangunan yang populer dan bangunan tersebut sangat beragam mulai dari istana, menara, mansion, vihara, masjid, dan sebagainya. Bangunan-bangunan yang ada merupakan bukti sejarah dari Kota Medan dan sangat berperan dalam kegiatan pariwisata.

Sebagai contoh, Istana Maimun yang merupakan bukti peninggalan masa Kesultanan Deli saat ini menjadi ikon kota Medan karena kisah sejarah dan infrastruktur yang menarik. Maka dari itu, atap dengan bentuk segitiga digunakan sebagai lambing logo karena bangunan yang ada di Medan merupakan salah satu faktor pendukung yang penting bagi Medan untuk menjadi kota wisata.

Jumlah segitiga pada logo adalah 21 segitiga. 21 segitiga ini melambangkan 21 kecamatan yang terdapat di Medan yang memiliki ciri khas yang berbeda pada setiap kecamatan.

Warna pada segitiga yang berwarna-warni melambangkan keberagaman budaya maupun etnis yang terdapat di Medan. Seperti yang kita ketahui, Medan merupakan kota multi etnis yang penduduknya berasal dari berbagai macam latar belakang budaya dan agama. Medan bahkan mendapatkan julukan “Little Indonesia” karena masyarakatnya heterogen. Namun, dalam keberagaman tersebut, masyarakat Medan masih dapat menjadi satu kesatuan.

Hal itu dikarenakan oleh karakter penduduk Medan yang sangat menjunjung tinggi asal daerah dan juga persahabatan. Maka dari itu, terdapat satu segitiga yang terletak di tengah yang melambangkan Medan sebagai satu kesatuan dan kota dengan penduduk yang baik hati.

Segitiga berwarna emas yang berada di tengah juga melambangkan perekonomian di Medan. Medan merupakan salah satu kota perdagangan, bisnis, dan industri yang penting di Indonesia. Bahkan, Medan sempat mendapat julukan kota perdagangan karena lokasi Medan sangat strategis, berada pada jalur perdagangan.

Medan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai pusat perekonomian di Pulau Sumatera. Maka dari itu, pemilihan warna emas didasarkan atas harapan bagi Kota Medan untuk kembali menjadi kota perdagangan sehingga mampu menjadi kota yang penuh dengan kemakmuran karena perekonomian yang baik.

Konsep utama dari Medan Menawan adalah membuat Medan menjadi sebuah kota asri yang menawarkan keindahan dari berbagai segi baik sejarah, keberagaman budaya, kehidupan sosial, dan perekonomian. Menjadikan Medan sebagai kota wisata yang layak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun internasional melalui kekayaan sejarah dan sumber daya yang dimiliki oleh Kota Medan serta fasilitas memadai yang mampu meningkatkan daya saing Kota Medan sebagai sebuah kota wisata.

City Branding merupakan strategi pemasaran suatu kota. Agar city brand dapat dikenal oleh masyarakat luas dan membuat positioning yang kuat dalam regional maupun global, tentunya perlu dilakukan pemasaran. Strategi pemasaran dilakukan berdasarkan 4P yakni product (produk), price (harga), promotion (promosi), dan place (tempat). Produk yang ditawarkan tentunya slogan “Medan Menawan” beserta dengan logonya. Berikut adalah strategi promosi yang dapat dilakukan untuk mempromosikan “Medan Menawan” sebagai city brand dari Kota Medan:

Advertisement: bekerja sama dengan pihak-pihak yang mampu mengiklankan “Medan Menawan” seperti pemasangan stiker pada kendaraan ojek online, pemasangan logo pada tempat wisata dan komponen wisata lainnya (bandara, stasiun, dan sebagainya), bekerja sama dengan pusat oleh-oleh untuk menempelkan logo pada produk, menggandeng influencer untuk turut serta dalam menonjolkan slogan dan logo “Medan Menawan”.

Pembuatan video destinasi: sebagian besar orang masih awam tentang destinasi wisata yang terdapat di Medan sehingga untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Medan, dapat dilakukan pembuatan video destinasi yang menunjukkan tempat wisata, budaya, kuliner, dan kehidupan sosial masyarakat. Logo “Medan Menawan” akan selalu muncul pada setiap video yang diunggah.

Produksi souvenir: pembuatan souvenir seperti kaos, mug, gantungan kunci, dan sejenisnya dengan menggunakan logo “Medan Menawan”. Barang-barang tersebut akan dijual di pusat oleh-oleh maupun toko resmi dengan harga yang terjangkau sehingga daya beli masyarakat maupun wisatawan menjadi tinggi.

Penyelenggaraan event: menyelenggarakan suatu event yang menarik wisatawan ataupun mengenalkan daya tarik Medan seperti pengadaan lomba, festival budaya, maupun event khusus untuk mempromosikan “Medan Menawan”.

Pemberian sticker: memberikan sticker “Medan Menawan” secara gratis kepada setiap wisatawan yang datang ke Medan sebagai bentuk apresiasi yang bertujuan untuk membuat wisatawan memiliki pengalaman yang menyenangkan selama berada di Medan sehingga ingin kembali mengunjungi Medan.

Digital marketing: digital marketing merupakan strategi promosi yang paling berpengaruh untuk saat ini karena kita berada pada era digital. Untuk memasarkan “Medan Menawan” diperlukan keaktifan promosi pada media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sejenisnya. Pembuatan website dan aplikasi juga perlu dilakukan agar informasi mengenai Medan mudah ditemukan. Berikut adalah contoh ide prototype aplikasi “Medan Menawan”

Pada aplikasi “Medan Menawan”, akan terdapat fitur scan dimana ketika seseorang ingin mengetahui informasi tentang sebuah bangunan, wisatawan dapat memotret bangunan tersebut dan akan muncul informasi tentang bangunan yang dipotret. Selain itu, kerjasama dengan online ticket booking juga perlu dilakukan, bisa dalam bentuk pemberian promosi menarik untuk pemesanan hotel maupun tiket masuk wisata di Medan agar mendatangkan lebih banyak wisatawan.

Kesawan City Walk 

Kesawan City Walk merupakan salah satu kawasan Pecinan di Kota Medan dan merupakan jalan tertua yang dipenuhi dengan bangunan bersejarah. Kesawan City Walk ini sangat berpotensi untuk menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi wisatawan karena tidak hanya kaya akan sejarah, namun juga akan menjadi surga kuliner di Medan. Dulunya, Kesawan adalah Kampung Melayu yang kemudian ditinggali oleh orang Cina pada tahun 1880 sehingga menjadi pemukiman etnis Cina.

Pada tahun 1913-1995 Kesawan berkembang dengan sangat pesat dalam sektor perdagangan dan hiburan hingga akhirnya ditetapkan menjadi pusat jajanan pada tahun 2003. Namun sayangnya, Kesawan ditutup pada tahun 2007. Tetapi tidak perlu khawatir, Jalan Kesawan telah kembali dibuka sebagai spot kuliner pada 28 April 2021.

Tema dari spot kuliner ini adalah The Kitchen of Asia yang memadukan antara kuliner dan budaya Asia. Tidak hanya menikmati makanan saja, pengunjung juga dapat melihat secara langsung proses memasak makanan. Tentunya, pengunjung dapat menikmati makanan sambil melihat bangunanbangunan tua yang ada di Kesawan City Walk seperti Gedung Werenhuis yang merupakan supermarket pertama di Medan dan rumah Tjong A Fie.

Kesawan City Walk merupakan cagar budaya Medan dan tidak dikenakan biaya untuk menyusuri kawasan ini. Namun, untuk lebih menarik wisatawan, perlu diadakan sesuatu yang berbeda. Ide stamp hunt (berburu stampel) dapat digunakan untuk menarik minat kunjungan wisatawan sekaligus meningkatkan penjualan makanan di area tersebut.

Setiap orang yang mengunjungi dan berwisata kuliner di Kesawan City Walk akan mendapatkan sebuah kartu yang menunjukkan bukti pembelian makanan. Setiap pembelian makanan akan mendapatkan satu stempel. Ketika pengunjung telah mendapatkan 10 stempel, kartu tersebut dapat ditukar dengan souvenir "Medan Menawan" seperti gantungan kunci. Selain itu, bisa juga diadakan sebuah tur untuk mengelilingi kawasan Kesawan City Walk baik berjalan kaki atau menggunakan kendaraan tergantung dengan luas kawasan yang ditelusuri.

Lokasi Kesawan City Walk sangat strategis karena berada di pusat kota. Maka dari itu, dengan kekayaan sejarah, kuliner, dan lokasi yang strategis membuat Kesawan City Walk menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat menarik. Bangunan tua yang terdapat di Kesawan City Walk membuat kawasan ini sangat menarik bagi orang-orang yang menyukai wisata sejarah. Strategi promosi yang dapat dilakukan agar Kesawan City Walk dapat menjadi sebuah tujuan wisata yang lebih dikenal wisatawan adalah sebagai berikut:

Penyelenggaraan event: menyelenggarakan suatu event yang menarik wisatawan ataupun mengenalkan daya tarik Medan seperti pengadaan lomba dan festival budaya. Selain itu, membuat suatu event khusus yang hanya diadakan pada saat-saat tertentu dan dapat menjadi identitas dari Kesawan City Walk, misalnya mengadak video mapping project pada satu pekan budaya.

Pembuatan video destinasi: pembuatan video mengenai kuliner dan bangunan-bangunan yang ada di Kesawan City Walk yang kemudian di unggah di media sosial.

Pemberian kartu stempel: kartu stempel dapat membuat daya beli pengunjung tinggi dan dapat membuat orang lain yang belum pernah datang ke Kesawan City Walk tertarik untuk mengunjungi. Selain itu, ini juga merupakan strategi untuk mempromosikan stand makanan yang ada.

Pengiklanan: mengiklankan wisata pada aplikasi wisata, mengundang apra influencer baik yang berasal dari Medan sendiri maupun dari luar Kota Meda, dan pembuatan banner kota dengan desain yang unik, menarik, dan “Medan banget”.

Kurang lebihnya, mengemas kekhasan yang dimiliki destinasi suatu wisata untuk dapat dibuat branding  nya dapat dilakukan seperti contoh diatas. Memang hal tersebut belum dilakukan dengan sangat mendalam, karena seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa membranding suatu destinasi memerlukan riset dan berbagai kajian yang cukup banyak.

Sehingga memang memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk dapat betul-betul menggali dan membidik trend serta segment pasar yang Tentunya masih ada hal-hal yang harus dilakukan agar branding suatu kota dapat secara akurat dikemas dan bertahan lama tanpa perlu adanya rebranding.

Apabila brand suatu kota maupun destinasi lainnya sudah kuat posisi nya dan mengena di masyarakat, khususnya para wisatawan, citra dari destinasi tersebut dapat bertahan lama, selalu diingat kekhasannya, dan mampu bersaing dengan destinasi-destinasi lain. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES