Lewat Program YESS, Kementan Perkuat Kapasitas Fasilitator Muda di Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) mendorong lahirnya generasi pertanian tangguh melalui program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS). Langkah yang dilakukan, salah satunya dengan menguatkan kapasitas unsur yang terlibat dalam Program YESS, yakni fasilitator muda.
Seperti yang dilakukan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Untuk meraih kesuksesan dalam merekrut calon penerima manfaat (CPM) Program YESS, peran serta fasilitator muda menjadi penting. Pada tahun 2021, Kabupaten Malang memiliki 35 fasilitator muda, yang tersebar di masing-masing kecamatan.
Advertisement
Para fasilitator muda ini memerlukan arahan, pembinaan, dan pembekalan ketika diterjunkan di lapangan untuk menyukseskan Program YESS. Untuk itu mereka dibekali dengan pelatihan penguatan kapasitas selama tiga hari, 18 sampai 20 Agustus 2021, di Shanya Resort, Karangploso, Kabupaten Malang.
Koordinator District Implementation Team (DIT) Malang, Bayu Indrayanto berharap, dengan penguatan kapasitas ini, fasilitator muda Program YESS mendapatkan pengetahuan dan bekal dalam melaksanakan tugasnya.
"Tujuannya untuk mensukseskan program YESS khususnya di DIT Malang,” ujar Bayu dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Senin (23/8/2021).
Terkait program YESS, Project Manager Provincial Project Implementation Unit Jawa Timur (PPIU Jatim), Dr. Acep Hariri menjelaskan, kegiatan di Malang harus dilaksanakan secara simultan. Oleh kaena itu peran fasilitator sangat diharapkan membantu mobilizers dalam mengidentifikasi calon penerima manfaat program YESS di daerah.
Aktivitas peserta kegiatan penguatan kapasitas fasilitator muda Program YESS di Kabupaten Malang. (FOTO: Polbangtan Malang)
“Peran fasilitator di daerah ini sangat penting, karena fasilitator dan mobilizers adalah ujung tombak dari program YESS ini. Karenanya mereka harus dilatih agar mempunya tanggungjawab dan rasa memiliki dalam program ini, sehingga YESS bisa memberikan dampak di kalangan pemuda pedesaan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Dr. Ir. Budiar berujar, memang harus ada pembaharuan SDM pertanian, termasuk di wilayah Kabupaten Malang. Karena jika tidak ada regenerasi untuk pertanian, maka akan tertinggal dalam akses teknologi, dan akses pemasaran.
“Kami harapkan, peran fasilitator mampu memberikan pemahaman, menjadi motor penggerak pemuda untuk terjun kedalam dunia pertanian, karena jika kita hanya mengandalkan petani yang umurnya diatas 50 tahun, maka dinamika dalam dunia pertanian akan seperti ini saja,” ujarnya berpesan kepada fasilitator muda.
Upaya mendorong lahirnya generasi pertanian ini sejalan kebutuhan bangsa Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, ia sangat menaruh harapan pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian. Menurutnya milenial harus berani menjadi petani atau mendirikan starup pertanian.
"Usaha pertanian itu paling pasti untuk dilakukan. Selain untuk ekonomi, bisa juga membuka lapangan kerja. Coba bandingkan dengan usaha tambang yang membutuhkan waktu 10 tahun - 20 tahun baru bisa mendatangkan hasil," ujar Mentan SYL.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) yang merupakan kerjasama Kementan dengan IFAD.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa hadirnya Program YESS membuka kesempatan bagi pemuda-pemudi khususnya di wilayah perdesaan untuk mengembangkan ekonomi mereka melalui kewirausahaan/pengembangan usaha atau dengan menambah lebih banyak lagi peluang kerja bagi mereka sehingga dapat meningkatkan kontribusi mereka untuk mentransformasi wilayah perdesaan secara berkelanjutan dan menyeluruh.
Dedi menambahkan bahwa untuk mengubah pola pikir tak semudah membalikkan telapak tangan, perlu ada figur-figur yang dapat menjadi contoh sekaligus agen perubahan bagi pemuda pemudi di perdesaan agar mau dan tertarik untuk berusaha di sektor pertanian.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |