Kementan RI Tetapkan Pembangunan Pertanian Jangka Menengah

TIMESINDONESIA, BOGOR – Kementan RI menetapkan sasaran pembangunan pertanian jangka menengah tahun 2020 – 2024.
Yaitu Kementerian Pertanian yang andal, profesional, inovatif dan berintegritas dalam pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan visi dan misi yaitu Indonesia maju yang berdulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Advertisement
Untuk mewujudkannya Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH, MH, (SYL) Menteri Pertanian RI memiliki 10 Program Utama salah satu diantaranya KOSTRATANI.
Kemajuan dan kemandirian di sektor pertanian diwiujudkan dengan peningkatan hasil pengembangan penelitian terapan didukung oleh kualitas SDM dalam menggunakan teknologi modern berbasis kawasan pertanian
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menetapkan sasaran umum kebijakan yakni Terwujudnya sumber daya Manusia Pertanian yang profresional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa berwirausaha dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan Modern.
Dalam pertemuan kegiatan Pembukaan Penyusunan Revisi Ke – 2 Rencana Strategis (Renstra) BPPSDMP, bertempat di Hotel Arch Kota Bogor, Selasa (28 September 2021) kepala Badan PPSDMP, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi, M.Agr dengan didampingi Sekretasis Badan PPSDMP, Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si, Prof Dedi menyatakan bahwa Pertanian haruslah Maju, Mandiri dan Modern.
Maju yaitu produktifitas pertanian harus terus meningkat, Mandiri yaitu petani harus mampu berdiri di kakinya sendiri, tidak tergantung ekspor, bantuan pemerintah dan tidak bergantung terhadap uluran tangan orang lain, dan modern yakni pertanian harus menggunakan inovasi teknologi yang up to date atau kekinian, karena menggunakan inovasi teknologi merupakan salah satu cara untuk menaikan produktitas pertanian tinggi.
Ia mejelaskan ada 3 ciri-ciri pertanian modern, yang pertama adalah memanfaatkan ilmu sains hayati, kita harus memanfaatkan produk bio sains hayati, contohnya menggunakan bibit varietas tinggi yang berpotensi menghasilkan produktifitas tinggi, misalkan varietas padi hibrida, jagung hibrida dan vairietas kedelai hibrida.
Sama halnya dengan peternakan sapi, peternakan dimulai dengan pemilihan pedet yang baik dan memiliki produksi tinggi. Oleh karena itu pertanian harus diawali dengan benih yang hebat untuk produksi yang tinggi pula.
Ciri ke dua adalah pemanfaatan alat mesin pertanian, contohnya adalah menyemprotan pertanian menggunakan Drone dan menggunakan traktor roda 4, karena penggunaan alat-alat pertanian yang modern dapat meningkatkan produktifitas, efisien waktu dan tentunya dapat menekan biaya produksi.
Dan ciri yang ketiga adalah pertanian yang memanfaatkan big data, Internet Of Things (IOT) pada pertanian dapat berupa teknologi sensor untuk penggunaan air, sensor untuk mendeteksi serangan hama, dan juga sensor yang mengetahui emisi lingkungan.
"Dengan penerapan tersebut hasil pertanian dapat meningkat dengan pesat dan akurat,” ucap Prof Dedi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |