Indonesia Positif

Bupati Pangandaran jadi Narasumber KPCPEN

Selasa, 12 Oktober 2021 - 23:54 | 25.53k
Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata saat menjadi narasumber pada acara Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Foto : Humas Pemkab Pangandaran)
Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata saat menjadi narasumber pada acara Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Foto : Humas Pemkab Pangandaran)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARANBupati Pangandaran, Jawa Barat Jeje Wiradinata jadi narasumber Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Acara tersebut digelar oleh Kementerian Kominfo melalui KPCPEN yang digelar secara virtual pada, Selasa (12/10/2021).

Jeje menjadi narasumber pada forum tersebut atas prestasi dan keberhasilannya dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Kabupaten Pangandaran.

Advertisement

Pada kesempatan itu, Jeje mengatakan, keberhasilan perubahan level bukan tujuan utama, tetapi yang harus diutamakan adalah melindungi masyarakat dari Covid-19.

"Keberhasilan pengendalian Covid-19 bukan terletak pada angka atau rumusan, namun ihtiar yang maksimal dan komitment bersama yang harus dibangun agar kita semua keluar dari pandemi Covid-19," kata Jeje.

Jeje menambahkan, angka harian kasus Covid-19 di Kabupaten Pangandaran sudah sangat rendah. Namun, masyarakat diminta tidak lenggah. Saat ini di Kabupaten Pangandaran aktivitas sekolah berjalan dengan teratur, wisata sudah dibuka, pasar, tempat ibadah dan acara hajatan pun sudah diperbolehkan dengan syarat mentaati protokol kesehatan.

Jeje menerangkan, jika hanya mencari dari kontak erat, hasilnya tidak akan maksimal, namun akan lakukan screening.

Untuk aktivitas di objek wisata, Pemerintah Daerah bersama Polisi sudah melakukan uji coba rekayasa jalan dan pemberlakuan ganjil genap.

"Kami sempat ditegur oleh Pak Luhut karena angka kunjungan yang tidak terkendali, namun kami lakukan evaluasi dan langkah strategis yang hasilnya cukup maksimal," papar Jeje.

Jeje mengaku, saat kondisi pandemi Covid-19 membuka dan menutup objek wisata jadi hal yang dilematis.

"Kami dulu berpikir, kalau objek wisata dibuka takut ada lonjakan kasus, tetapi kami cari formula," tutur Jeje.

Formulasi pertama yang dilakukan adalah seluruh pelaku wisata 90 persen divaksin, kalau tidak maka wisata tutup.

Langkah selanjutnya menegaskan agar tidak ada kerumunan, maka dibentuk tim woro-woro terkait penggunaan masker.

"Akhirnya animo masyarakat untuk divaksin tinggi, maka saya terus turun mengawasi dan edukasi terkait vaksinasi ke masyarakat," sambungnya.

Begitu juga sekolah, pihaknya sudah melakukan testing secara acak di sekolah, kedepan tempat kerumunan lain juga akan dilakukan testing. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES