Peran RAPI, Penting tapi Masih Dikesampingkan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November, RAPI lahir. Sebagai organisasi penyelenggara Komunikasi Radio Antar Penduduk yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. Mulai pertama kali berdiri pada tahun 1980 hingga saat ini.
Kepengurusannya tersebar di 34 provinsi seluruh penjuru Tanah Air. Di Kota Pahlawan, RAPI memiliki peran yang begitu strategis. Keaktifan anggotanya dalam bertukar informasi, terjun langsung memastikan peristiwa, hingga membantu mengamankan proses evakuasi membuat mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terpincut menjadi anggota organisasi radio antar penduduk ini.
Advertisement
Beberapa kali peristiwa seperti kebakaran di tengah kota, anggota tim RAPI hadir sebelum petugas pemadam kebakaran datang. Dengan sigap mereka membantu mengamankan lokasi agar tidak ada warga yang mendekat dan mencarikan sumber air terdekat untuk amunisi mobil pemadam kebakaran.
Terbaru, pada peristiwa tenggelamnya seorang bocah di sungai Kalimas 20 Oktober 2021 tim RAPI Surabaya mengawal proses pencarian hingga korban ditemukan. Sejumlah instansi pemerintah seperti SAR, kepolisian, dan dinas strategis mengucapkan terima kasih atas bantuan relawan RAPI.
Di tengah pesatnya arus informasi digital yang tak jarang bercampur kabar bohong, RAPI tetap istiqomah dalam Handy Talky-nya. Menjadi penetralisir apabila terdapat informasi yang keliru.
RAPI memiliki prosedur yang rapi seperti namanya. Suatu informasi baru bisa dikatakan valid bila telah mendapat stempel A1. Dalam satu tahun terakhir, RAPI Surabaya telah membentuk empat Satuan Tugas khusus untuk mengimbangi cepatnya arus informasi digital ini.
"Keempatnya adalah TRC (Tim Reaksi Cepat), tim Rider, tim Bansos, dan tim Jarkom. TRC bertugas untuk mengonfirmasi validitas informasi, mereka akan turun langsung mengecek kondisi lapangan," ungkap Ketua RAPI Surabaya, Tri Waroso kepada TIMES Indonesia.
Berikutnya TRC akan melakukan pencatatan seperti kejadian apa, titik koordinat, dan sejumlah data-data lain untuk kemudian dilaporkan ke instansi terkait. TRC kemudian menghubungi tim Rider yang akan meluncur untuk melakukan pengamanan lokasi.
Bersama dengan itu jika memang diperlukan, tim Bansos dan Jarkom akan hadir. Bansos bertugas mendirikan tenda darurat hingga dapur umum. Sementara Jarkom mendirikan stasiun informasi untuk menghubungi beberapa instansi terkait.
Pada lonjakan kasus Covid-19 pertengahan tahun 2021, RAPI Surabaya disibukkan membantu warga mencari informasi rumah sakit yang kosong, mendata tempat pengisian oksigen, hingga melakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah titik klaster.
"Itu semua dilakukan secara swadaya, sampai hari ini kami masih mandiri. Pernah mengajukan ke pemerintah kota untuk dibantu tapi sampai sekarang belum ada. Beberapa daerah lain dibantu pemerintahnya," ujar Tri.
Sebanyak 483 anggota RAPI Surabaya bahu-membahu menyisihkan sebagian rezekinya untuk keberlangsungan organisasi ini. "Niatnya memang untuk ibadah, membantu orang lain karena sifatnya relawan kan," katanya.
Dari ratusan anggota itu mayoritas mereka yang berusia di atas 30 tahun. Saat ditanya bagaimana antusiasme generasi muda untuk bergabung bersama RAPI, Alfa -sapaan akrab Tri, mengaku kesulitan mencari anggota dari generasi Z.
"Anak-anak sekarang lebih memilih pakai gadget dengan sosial medianya. Meski begitu RAPI juga sudah mencoba beradaptasi dengan meluncurkan aplikasi Sapa RAPI. Semoga dengan itu kami tetap eksis," tutupnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |