Indonesia Positif

Para Mantan Preman di Malang Tobat, Bangun Majelis 'Mbetik' untuk Menimba Ilmu Agama

Minggu, 21 November 2021 - 14:47 | 203.17k
Suasana tumpengan yang dilakukan saat peresmian Majelis 'Mbetik', Minggu (21/11/2021) (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Suasana tumpengan yang dilakukan saat peresmian Majelis 'Mbetik', Minggu (21/11/2021) (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Wilayah Jalan Arif Margono Gang VI RT 11 RW 07 atau biasa disebut Kasin Lodok (Kasin Bawah), Kota Malang mempunyai sisi lain yang menarik. Sebab, kawasan yang terbilang 'Merah' atau biasa dikenal dengan Kampung Preman, kini telah tumbuh dengan keutuhan Agama yang kuat. Ada sekitar 10 hingga 15 mantan preman di kawasan tersebut yang tobat dan membangun sebuah Majelis yang diberi nama Mbetik (Mbangun Teko Setitik) atau membangun dari sedikit.

Salah satu tokoh masyarakat yang berhasil mengumpulkan seluruh preman untuk bisa bertobat, yakni H Muhammad Nurcholiq menceritakan awal mula dari berdirinya sebuah tempat kecil yang dibilang Majelis tersebut.

Advertisement

Nurcholiq sendiri, awalnya mengumpulkan seluruh preman-preman di wilayahnya dan mengajak diskusi soal pembangunan Majelis atau bisa difungsikan sebagai Musholah juga.

Mbetik

"Awal saya kumpulkan, saya ngobrol dan ajak ngopi. Akhirnya saya kan ada tempat punya saudara, saya tanya ke teman-teman (para preman) dan mereka merespon baik untuk membangun Majelis ini," ujar Nurcholiq kepada TIMES Indonesia, Minggu (21/11/2021).

Antusias para preman yang memang ingin bertobat tersebut, membuahkan hasil. Sebab, dari sekitar 15 mantan preman, akhirnya bisa terkumpul sukarelawan dari para mantan preman lain di luar kawasannya untuk membantu pembangunan Majelis tersebut.

"Semua kita kerjakan sendiri, tidak melibatkan warga lain. Jadi kita mencari dana sendiri, kita bangun sendiri ini," ungkapnya.

Dari dana yang terkumpul, Nurcholiq menyebutkan bahwa pembangunan Majelis tersebut menghabiskan dana Rp25 sampai Rp30 juta dari hasil swadaya para mantan preman.

majelis-mbetik-2.jpgPara mantan preman di wilayah Kasin Lodok sebagai inisiator atas terbentuknya Majelis 'Mbetik'. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

Pembangunan tersebut pun dikerjakan sekitar 4 bulan lamanya dan sekarang telah diresmikan meski masih masuk tahap 75 persen pembangunan.

"Intinya bisa dipakai aja dulu. Ini teman-teman ingin meresmikan hasil jerih payahnya, akhirnya kita resmikan sekarang," katanya.

Fungsi dari bangunan Majelis tersebut, digunakan untuk para mantan preman ataupun warga sekitar yang ingin mengaji bersama. Menguatkan pengetahuan agama bersama hingga digunakan untuk tempat beribadah secara bersama.

"Saya ingin merubah dalam hal akhlak, yang semula teman-teman ini preman, saya ingin mereka insaf. Kita giring menuju taat beribadah. Jadi ada tahapannya," bebernya.

Sementara itu, dua mantan preman, yakni Muhammad Slamet (41) dan Muhammad Heri Santuso (43) saat ditemui TIMES Indonesia, meresa sangat bangga atas capaiannya saat ini.

Slamet yang pernah menjadi preman selama 9 tahun tersebut, dengan adanya Majelis ini ia ingin tampil dan mewujudkan keinginannya untuk bertobat.

M Mbetik

"Saya merasa banyak berbuat dosa. Saya ingin berhenti semua (preman), lalu berdakwah ke yang maha kuasa," kata Slamet.

Heri yang telah menjadi preman lebih lama dari Slamet, yakni sekitar 15 tahun, dengan adanya Majelis Mbetik ini ia ingin mengajak para preman di wilayah Kota Malang untuk bisa melihat sisi baik dari pembangunan ini.

"Ini bisa menghidupkan mantan-mantan preman agar berhenti. Kita sudah capek, ayo ke jalan yang lurus. Insyallah kita juga undang teman-teman (mantan preman) di luar untuk ikut ngaji dan berkegiatan di sini," pungkasnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES