Indonesia Positif

Kepedulian Kampus terhadap Kualitas Produk IKM

Minggu, 26 Desember 2021 - 16:15 | 51.05k
Pelatihan higienitas minuman olahan oleh Universitas Ma Chung di BBPP Ketindang, Lawang, Kabupaten Malang. (Foto: Dok. Sunday Noya)
Pelatihan higienitas minuman olahan oleh Universitas Ma Chung di BBPP Ketindang, Lawang, Kabupaten Malang. (Foto: Dok. Sunday Noya)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – “Memang sih, terkadang ada kekhawatiran saat membeli produk makanan kemasan yang bukan merek terkenal,” kata Grace Syema, mahasiswa Universitas Ma Chung Malang.  

Tentu Grace bukan satu-satunya yang berpikiran demikian. Sebagian orang cenderung lebih merasa aman dan nyaman membeli dari merek yang sudah terkenal. 

Advertisement

Salah satu yang menjadi sumber kekhawatiran adalah apakah keamanan dan higienitasnya. Mungkin ada alasan di balik kekhawatiran ini. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di antara lebih dari 2000 Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), baru sekitar 11% yang telah menjalankan produksinya dengan baik. 

Padahal Industri Rumah Tangga Pangan, yang merupakan bagian dari Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah salah satu penggerak perekonomian di masyarakat. Proses produksi yang belum baik dan kekhawatiran masyarakat berpotensi menggerogoti perekonomian masyarakat dari dalam.

Penelitian Kualitas Produksi IKM
Kepedulian ini juga yang mengusik sejumlah akademisi untuk melakukan penelitian. Dari tiga program studi yang berbeda, Melany (Sastra Inggris), Stefanus Yufra (Manajemen), dan Sunday Noya (Teknik Industri) mencoba meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produk ini. 

Universitas Ma Chung 2Observasi ke Laboratorim Pengolahan Pangan BBPP Ketindan, Lawang, Kabupaten Malang. (Foto: Dok. Sunday Noya)

Para peneliti dari Universitas Ma Chung ini melakukan penelitian atas IKM makanan dan minuman yang ada di wilayah Kabupaten Malang.

Dari penelitian ini, mereka mendapati bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan daya saing IKM makanan itu adalah pengendalian proses produksi dan higienitas. 

Tentu kedua hal ini bukan masalah sepele, terutama di masa pandemi dan pasca pandemi ini. Higienitas merupakan satu hal yang menjadi perhatian hampir semua orang. Semua lini usaha saat ini dituntut memprioritaskan higienitas, apalagi industri makanan. 

Pelatihan Peningkatan Kualitas Produk
Namun, penelitian saja tidaklah cukup. Untuk membawa pengaruh ke masyarakat, dibutuhkan sebuah usaha yang lebih nyata. Dalam dunia akademis, hal ini merupakan bagian dari tiga darma yang harus dijalankan (pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat). Hal itulah yang kemudian dilakukan ketiga akademisi ini sebagai tindak lanjut dari hasil penelitiannya. 

Universitas Ma Chung 3Pengolahan pangan yang baik di Laboratorium BBPP Ketindan, Lawang, Kabupaten Malang. (Foto: Dok. Sunday Noya)

Maka, dilaksanakanlah sebuah kegiatan pelatihan yang bertajuk “Peningkatan Kualitas Produk Minuman dalam Kemasan melalui Proses Produksi dan Higienitas” pada 24 Desember 2021. 

Acara yang berlangsung di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Lawang, Kabupaten Malang ini diikuti 20 IKM makanan di Kabupaten Malang. Secara khusus, semua peserta ini merupakan produsen minuman dalam kemasan. 

Para narasumber yang mengisi pelatihan ini merupakan tim kolaborasi antara Universitas Ma Chung dan BBPP Ketindan. Selain ketiga peneliti yang disebutkan di awal, ada juga Rivana Agustin, seorang staf BBPP. Selain itu, dua mahasiswa Universitas Ma Chung, Grace Syema Jessica dan Alexandrina Nicholeiska Dias, juga terlibat dalam acara ini.

Menuju Peningkatan Kualitas Produk
Tujuan pertama program pelatihan ini adalah pemanfaatan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat. Harapannya, dengan kegiatan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat ini, perguruan tinggi bisa lebih terlibat dalam kegiatan sosial ekonomi kemasyarakatan. 

“Kami juga berharap, setelah mengikuti pelatihan ini para pelaku IKM di Kabupaten Malang dapat meningkatan higienitas, keamanan, dan kelayakan konsumsi produk minuman mereka,” demikian kata Stefanus Yufra Taneo, salah seorang nara sumber yang juga dosen di Program Studi Manajemen Universitas Ma Chung ini. 

Bagi BBPP Ketindan, kegiatan kolaboratif ini membantu upaya mereka dalam menjalankan tugasnya. 

“Kami berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi di bawah Kemendikbudristek yang mendukung sepenuhnya pendanaan untuk acara ini,” kata Rivana Agustin dari BBPP ketika diwawancarai di akhir acara. 

Bila semua yang menjadi tujuan penyelenggaraan acara ini berhasil, kita bisa berharap masyarakat tenang dalam mengkonsumsi produk minuman dalam kemasan dari kabupaten Malang sendiri. 

“Dengan meningkatnya kualitas produk  dan higienitas, tidak Cuma pembeli dari Malang tapi juga wisatawan yang datang ke Malang akan lebih merasa aman membeli dan mengkonsumsi produk minuman kemasan lokal,” kata Melany, dosen Sastra Inggris di Universitas Ma Chung yang juga pakar ilmu pariwisata ini. 

Tingginya kepercayaan dan keyakinan konsumen ini pada akhirnya akan turut mendukung pergerakan ekonomi ke arah yang lebih baik, khususnya di akar rumput. Hal ini sangat relevan mengingat pelaku IKM adalah masyarakat yang bukan pemilik modal besar dan mempekerjakan orang-orang di lingkungannya. 

“Semoga ke depannya kekhawatiran kita tentang kualitas produksi makanan kemasan lokal semakin hilang,” pungkas Grace Syema, mahasiswa Universitas Ma Chung yang juga terlibat dalam acara pelatihan ini. “Kalau kita yakin dengan kualitas IKM lokal, ekonomi kita semua akan lebih baik.” (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES