Renovasi TPU Jepon Blora Menunggu Suntikan Dana Warga

TIMESINDONESIA, BLORA – Tak tahan melihat kondisi gapura yang lapuk dan rusak dimakan usia, masyarakat tergerak swadaya membangun pintu masuk di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kemloko, Kelurahan/Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. 

Ketua RW 3 Kelurahan Jepon, Widodo selaku penggagas ide menyatakan, kegiatan ini adalah panggilan hati. Mengingat areal makam tersebut  menjadi tempat peristirahatan terakhir, bagi warga 5 RW di Kelurahan Jepon dan Desa Geneng. 

"Kerja bakti sudah berjalan 2 minggu untuk memperbaiki bangunan rusak dan tiang lapuk. Kalau sehari hari, kita membayar tukang 5 orang. Sedangkan warga ikut membantu, kalau pas hari Sabtu dan Minggu," ujar Widodo, Rabu (12/1/2022). 

Pria usia 45 tahunan ini mengaku, siap menerima sumbangan berbentuk apapun dari masyarakat, untuk pembangunan gapura masuk TPU Kemloko.

"Pihak Kelurahan Jepon menyumbang 5 batang kayu untuk blandar, usuk dan reng. Sumbangan lainnya, dari pabrik Paving Andhita Geneng dan juga sumbangan warga RW 3," terangnya. 

Menurut Widodo, uang donasi dari tokoh masyarakat Kelurahan Jepon, saat ini baru terkumpul Rp. 7,6 Juta. Sedangkan anggaran pembangunanya, dibutuhkan dana sekitar Rp20 Juta. 

Tak ketinggalan, sumbangan pun berasal dari Budi dan Agus Untoro selaku anggota DPRD Blora. Selain itu, ada penyumbang dari Baho mantan DPRD Blora dan mantan Lurah Jepon dan pihak Kelurahan Jepon.

Ketua RW 3 ini berharap banyak donatur ataupun instansi di Kelurahan Jepon, bersedia membantu pembangunan areal makam setempat. 

"Kalau untuk bangun gapura saja masih sangat kurang biaya. Jalan menuju makam sepanjang 200 meter juga belum ada taludnya dan areal parkir masih beralas tanah," paparnya. 

Terpisah, Santoso Budi Susetyo salah seorang anggota DPRD Blora, mengaku siap membantu kelancaran pembangunan areal TPU. Menurut Santoso Budi, pengguna TPU itu dominan warga Kelurahan Jepon dan Desa Geneng. Jadi tidak ada salahnya jika pihak pelaksana menghubungi Kades Geneng untuk ikut berkontribusi, syukur ada alokasi dari Pendapatan Asli Desa (PAD) atau yang lain.

"Regulasi terkini bahwa pagar makam tidak bisa dibiayai dari Dana Desa atau Bankeu. Melihat aksi spontan warga, solusi paling mungkin dalam waktu terdekat ya menggalang donasi," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement