Ki Siswo Carito Nahkodai Pepadi Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2022-2027

TIMESINDONESIA, TEGAL – Persatuan Pedalangan Indonesia Kabupaten Tegal (Pepadi Kabupaten Tegal) secara resmi dikukuhkan oleh Ketua Pepadi Jawa Tengah, Untung Wiyono di Pendopo Amangkuat, lingkungan Kabupaten Tegal, Selasa (15/2/2022).

Ketua Pepadi Kabupaten Tegal terpilih, Ki Siswo Carito mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang memberikan dukungan dan amanah kepada dirinya dalam memimpin Pepadi Kabupaten Tegal masa periode 2022 hingga 2027.

Advertisement

“Mungkin tanpa dukungan dari teman-teman seniman dan pedalangan saya tidak akan bisa. Alhamdulilah juga Bupati Tegal, Hj Umi Azizah merespons dengan baik kehadiran dari Pepadi ini,” ungkapnya.

Lanjut dia, dengan adanya pewayangan pihaknya berharap mudah-mudahan rekan-rekan dari dalang ini bisa mendapatkan solusi. Karena selama dua tahun ini khusus pedalangan hampir tidak ada kegiatan.

Disebutkan bahwa pengurus Pepadi Kabupaten Tegal masa bhakti 2022 – 2027 yakni Pembina dari Bupati Tegal, Hj Umi Azizah, Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Moh Faiq dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H Wasari.

“Ketuanya juga saya sendiri, termasuk penasehat yang menggandeng dari Dinas Pariwisata, lalu Dinas Kebudayaan, dan juga Anton dan Darussalam yang membantu kepengurusan nantinya,” jelasnya

Selanjutnya, pihaknya menyampaikan bahwa program pertama yakni Pepadi akan menuju ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi dan kunjungan.

“Biar anak-anak sekolah juga tahu wayang, paling tidak itu mereka tau siapa sih itu Lupit Slenteng, paling tidak tahu Wayang Golek Tegalan siapa aja? Dan juga termasuk karakternya,” paparnya.

Dia berharap, agar generasi ini terus dikuatkan dan terus dijalankan, sebab generasi sekarang adalah generasi milenial. “Makanya saya bilang kepada rekan-rekan bahwa Pepadi Kabupaten Tegal masa bhakti tahun 2022-2027 adalah Pepadi Milenial,” cetusnya.

Sementara itu, Bupati Tegal, Hj Umi Azizah dalam sambutannya mengucapkan selamat atas dilantiknya Pepadi Kabupaten Tegal. “Wayang ini mengandung filosofi hidup, tidak semuanya bisa memahami wayang terutama generasi milenial. Sehingga berbagai terobosan pun ditempuh agar generasi wayang ini berjalan dan berkelanjutan,” jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.