Mahasiswa Semester 3 Fashion Design UC Surabaya Promosikan Kearifan Lokal Pada Fashion Show Surabaya Fashion Waves 2022

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Surabaya Fashion Wave 2022 yang telah dilaksanakan pada 28-30 Januari 2022 di Ciputra World Skylight Garden berjalan dengan sukses. Acara ini merupakan bagian dari acara yang dilaksanakan oleh Indonesia Fashion Chamber. Pada acara ini, Universitas Ciputra atau UC Surabaya masuk menjadi bagian dalam pergelaran show tersebut.

Melalui School of Creative Industry, Program Studi Fashion Product Design and Business, mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya mengambil tema Lokalisme yang berjudul ‘Look-Alism’ yang hasil karya desainnya terinspirasi oleh budaya-budaya lokal yang ada disekitar masyarakat Indonesia.

Advertisement

Produk yang ditampilkan merupakan hasil dari perkuliahan mata kuliah Visual Study, semester 3 Fashion Product Design and Business Universitas Ciputra Surabaya. Rahayu Budhi Handayani, dosen dari mata kuliah Visual Study menyatakan bahwa proyek desain ini dilaksanakan karena pada saat pandemi covid 19, mahasiswa pulang ke daerah masing-masing sehingga mereka diminta untuk mengeksplorasi potensi lokal yang ada di daerahnya.

Hal ini untuk mempromosikan keragaman visual serta praktik lokalisme yang sejalan dengan fashion berkelanjutan.

Terdapat 15 perwakilan mahasiswi dari School of Creative Industry, Program Studi Fashion Product Design and Business Universitas Ciputra Surabaya dengan koleksi masing-masing, yaitu Aurelia Pamela T (Kirana Arkara yang terinspirasi dari sarung Tengger), Bella Lucianto (Oriental Dream yang terinspirasi dari akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa).

Ada juga Catherine Kanaya (Colors of Sasambo, terinspirasi dari budaya di Desa Sade),  Devine Adriella (Restoring Gili yang terinspirasi dari pulau Gili Meno di NTB), Dyan Maharani (Tresna Kepastu Balingkang, terinspirasi dari akulturasi budaya Bali dan Tionghoa), Elyza Andressah (The Miracle of Toraja yang terinspirasi dari kain tenun, corak, dan makna warna budaya Tana Toraja)

Sedangkan Gricel Valerie (The Local Boss, terinspirasi dari Benteng Fort Rotterdam di Sulawesi Selatan), Gwyneth Patricia (Cor De Roza, terinspirasi dari Pantai Pink di NTT), Maria Jocelyn Poillot (Indonesian Belle “Rattan) terinspirasi dari Kursi Jengki Rotan), Nabillah Azka (Casual Queen yang terinspirasi dari Candi Bajang Ratu di Jawa Timur), Putri Sakura G. (Dayak Esperance, terinspirasi dari budaya Dayak).

Selena MarieAnn Heinrich P. (Walk by Walakiri yang terinspirasi dari pohon Mangrove yang berada di Sumba, NTT), Sharren Soehartono (Modernity, terinspirasi dari Kain Tenun Flores Sikka), Tarisha Shefie E. (Arnavam, terinspirasi dari Batik Malang) dan Vanessa Angeline Davis (Waves of Gili, terinspirasi dari tradisi Suku Sasak di Gili Trawangan).

Proses pengerjaan karya-karya ini membutuhkan waktu sekitar 1 semester, dimulai dari mencari inspirasi, menganalisis tren, melakukan eksperimen untuk fabric manipulation, membuat 50 sketsa, memilih 1 sketsa yang mau diwujudkan, membuat technical drawing, spesification dan costing sheet, membuat pola dan mockup, melakukan sesi foto untuk hasil yang telah diwujudkan,  lalu melakukan evaluasi.

Setiap karya-karya mahasiswi ini memiliki style dan occassion yang menggambarkan karakteristik masing-masing mahasiswi sebagai desainer.

Dengan mempromosikan budaya lokal dan mengemasnya menjadi fashion kontemporer, School of Creative Industry, Program Studi Fashion Product Design and Business Universitas Ciputra Surabaya berharap dapat menunjukkan dan menginspirasi untuk ikut bersama-sama melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.