Indonesia Positif

Mahasiswa Hotel & Tourism Business UC Surabaya Belajar Design Thinking melalui Riset Desa di Desa Peniwen

Jumat, 18 Februari 2022 - 07:55 | 104.39k
Tim Mahasiswa UC Penelitian di Desa Peniwen. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Tim Mahasiswa UC Penelitian di Desa Peniwen. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tim Mahasiswa penelitian Hotel and Tourism Business Universitas Ciputra atau UC Surabaya angkatan 2018 melakukan observasi dan penelitian selama 3 hari 2 malam di salah satu desa di Jawa Timur, Desa Peniwen, Kromengan, Malang. 

Mahasiswa tersebut terdiri dari Virginia, Farhan, Reynaldi, dan Anugerah dengan dosen pembimbing Adrie Oktavio

Advertisement

Desa Peniwen, memiliki kebudayaan dan agrowisata yang sangat menarik untuk dikembangkan. Desa Peniwen merupakan desa wisata yang sebagian besar masyarakatnya menganut agama Kristen. Masyarakat Desa Peniwen tergabung dalam komunitas GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan).

GKJW di Desa Peniwen ini merupakan salah satu yang paling bersejarah yang telah berdiri sejak tahun 1800an pada masa kolonial Belanda. Selain menjadi tempat ibadah GKJW ini juga menjadi icon wisata di Desa Peniwen.

Desa Peniwen juga memiliki monumen Peniwen Affair, monumen ini merupakan monumen peringatan atas kekejaman tentara KNIL kepada anggota PMR (Palang Merah Remaja) saat agresi militer Belanda II pada tahun 1949. UNESCO telah mengakui monumen ini sebagai warisan sejarah dari era perang dunia.

Kebudayaan Jawa Kristen di Desa Peniwen masih tergolong sangat kental karena masih terdapat penggunaan bahasa jawa krama alus antar masyarakat, budaya ramah tamah, masakan lokal, kehidupan masyarakat desa, dan toleransi tinggi antar masyarakat desa dengan tamu yang datang dalam hal perbedaan agama.

menggali-informasi7bd83506a23d4ae6.jpg

Mengingat isu gesekan antar agama di Indonesia yang sedang tinggi, kehidupan masyarakat di Desa Peniwen ini dapat menjadi cerminan untuk keharmonisan dalam bermasyarakat. Hal ini terasa ketika tim mahasiswa berkunjung ke desa Peniwen, dimana tim mahasiswa disambut dengan ramah dan diajak untuk ikut merasakan keseharian masyarakat Desa Peniwen.

Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain melihat proses pembuatan kopi, mengunjungi peternakan kambing dan babi, dan lain sebagainya.

Agribisnis merupakan usaha yang bergerak di bidang pertanian yang menyediakan pangan. Agribisnis di Desa Peniwen bisa dibilang stabil di tengah pandemi Covid-19 ini karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah petani dan peternak.

Kegiatan pertanian dan peternakan yang ada di Desa Peniwen ini bukan sekedar bertani saja, tetapi bisa dijadikan kegiatan berwisata atau agrowisata. Dalam agrowisata ini, tamu yang berkunjung bisa merasakan secara langsung kegiatan bertani dan beternak layaknya masyarakat di desa. Selain bertani, tamu juga akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang nilai-nilai moral yang ada. Tamu yang berkunjung bisa membeli hasil tani untuk oleh-oleh.

Sejak tahun 2018, Desa Peniwen bekerja sama dengan pihak LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas Ciputra Surabaya untuk pengembangan desa wisata. Di sini masyarakat desa sangat antusias untuk bersama-sama mengembangkan Desa Peniwen menjadi desa wisata. Konsep dari desa wisata yang dipikirkan mencakup kebudayaan asli dan keseharian masyarakat Desa Peniwen.

Untuk merealisasikan hal ini, ada total 32 rumah masyarakat desa yang saat ini digunakan sebagai penginapan yang dinamakan Griyo Ngaso yang telah memiliki sistem yang baik. Selain penginapan, makanan lokal dan oleh-oleh lokal juga diangkat menjadi konsep wisata yang dapat dirasakan kekhasannya oleh tamu yang datang ke Desa Peniwen. Hal ini merupakan pengalaman yang menarik bagi tim penelitian dari UC Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES