Hari Musik Nasional, Musisi Kota Tasikmalaya Harus Terus Berkarya di Masa Pandemi

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Peringatan Hari Musik Nasional setiap 9 Maret di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat tidak semeriah seperti sebelum masa pandemi. Saat ini, tak ada konser pertunjukan musik sebagai ruang ekspresi dan apresiasi bagi para musisi.
Salah seorang musisi Kota Tasikmalaya yang tergabung dalam Band Tigerwork Bimo Muhammad Ramadhani sewaktu ditemui TIMES Indonesia mengaku ruang-ruang berekspresi secara offline tidak bisa dilakukan di masa pandemi.
Advertisement
Gitaris Tigerwork yang sudah berkarya sepuluh tahun ini merasa masa pandemi mengurangi terhadap kepuasan dalam berekspresi.
"Tingkat kepuasan berkurang, karena kalau ngomongin musik sebetulnya adalah auditorinya yang dipakai namun ketika dipadupadankan dengan visual ini yang membuat menjadi luar biasa," ungkapnya kepada TIMES Indonesia di sebuah cafe di Kawasan Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya. Rabu (9/3/22) malam
Menurutnya ruang konser sebelum masa pandemi merupakan media yang sangat terasa untuk saling support antara pelaku musik dan penikmat musik.
"Saya sangat kangen gitu ya suasana-suasana belakang panggung ketemu sama rekan pemusik lain dalam sebuah konser," tuturnya.
Namun menurutnya pandemi janganlah dijadikan alasan utama untuk tidak bisa berkarya, dengan era teknologi digital saat ini bisa menjadi media penunjang untuk terus berkarya.
"Sebetulnya dimasa pandemi kita bisa melakukan karya dengan menggunakan kanal-kanal YouTube, livestreaming, untuk memproduksi musik digital dengan gambar digital audio workstation," terangnya.
Sementara itu Ketua Musisi Peduli Tasikmalaya yang juga sebagai bassis Cleopatra Band R Atik Suwardi menuturkan, ada plus minus dari kondisi pandemi terhadap perkembangan industri musik teknologi digital yang saat berkembang
"Teknologi yang canggih mempermudah para musisi untuk berkarya, berkreasi, karena fasilitas berkarya sangat mudah dan murah, juga fasilitas untuk berkreasi semakin menjamur," ungkapnya.
Namun menurutnya perkembangan dan apresiasi terhadap pemusik dirasakan masih kurang, ia berharap pemanfaatan semua teknologi penunjang pemusik dalam berkarya bisa semakin ditingkatkan dan menghasilkan satu karya yang positif bagi pemusik dan masyarakat.
"Saya berharap industri musik tidak lesu, karena Covid-19 yang hampir mematikan beberapa jenis profesi termasuk musisi," harapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |