DPUPR Blora Tinjau Lokasi Longsor di Aliran Sungai Lusi

TIMESINDONESIA, BLORA – Menindaklanjuti laporan warga terdampak longsor, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kabupaten Blora (DPUPR Blora) turut wilayah Dukuh Sasak RT/ 04 RW/ 02 Desa Buluroto Kecamatan Banjarejo. Peninjauan ini dimaksudkan guna mencari solusi agar dapat cepat diatasi, Sabtu sore (9/4/2022).
Kepala DPUPR Blora, Samgautama Karnajaya melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) DPUPR, Surat, menjelaskan bahwa lokasi longsoran yang berada di Sungai Lusi, penanganannya menjadi kewenangan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR RI Dirjen SDA lewat BBWS Pemali Juana Semarang.
Advertisement
"Hasil inspeksi kami hari ini di lapangan akan kami sampaikan dan koordinasikan ke BBWS Pemali Juana agar dapat dilakukan tinjauan lapangan guna penanganan daruratnya," katanya.
Surat melanjutkan, terkait rencana penanganan permanennya, saat ini Dirjen SDA Kementerian PUPR RI sedang melaksanakan kajian mengenai proyek manajemen Pengendalian Banjir Wilayah Sungai Serang, Lusi, Juana (Seluna) melalui rencana pembangunan check dam Long Storage yang konstruksinya direncanakan akan dibangun di Sepanjang Sungai Lusi Sekitar Desa Buluroto dan Desa Sumberagung dan Desa Plumbon.
"Dimana kajiannya sampai saat ini masih berlangsung dan berakhir pada tahun 2022 ini," terangnya.
Menurut Kabid SDA PUPR Blora tersebut melanjutkan, bahwa kajian sudah dimulai tahun 2021 dan sudah melakukan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) mengenai studi LARP nya di ketiga desa tersebut. Masyarakat juga mendukung penuh demi terlaksananya Proyek Manajemen Pengendalian Banjir Wilayah Sungai Seluna khususnya DAS Lusi bagian hulu yang membentang di Blora.
"Kita doakan saja agar rencana proyek manajemen pengendalian banjir di wilayah sungai Seluna khusunya di DAS Lusi hulu tersebut semoga dapat segera terealisasi di tahun-tahun mendatang," harapnya.
Sehingga hal ini akan sangat bermanfaat untuk pengendalian banjir dan mengurangi bencana tanah longsor disepanjang sempadan DAS Lusi yeng membentang di Kabupaten Blora.
Pihaknya menyebut, Kades setempat bisa membuat surat permohonan untuk penanganan darurat jika itu akibat erosi sungai Lusi, ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, di Semarang.
"Nanti dinas kami (DPUPR) juga di tembusi, untuk kami bantu komunikasikan ke pemerintah pusat melalui BBWS. Adapun tembusan lain suratnya kepada Kepala BPBD Kabupaten Blora dan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Blora," jelasnya
Sementara itu Muchamad amin (71), warga Desa Buluroto, mengaku telah puluhan tahun bertempat tinggal di pinggiran sungai tersebut. Kini rumah nya yang berada di bantaran Sungai lusi, kondisinya semakin mengkawatirkan ketika terjadi hujan deras.
“Kalau hujan deras pastinya sedikit demi sedikit tanah di pondasi belakang rumah saya akan longsor. Kalau tidak segera dibuat perkuatan tebing kami kawatir rumah kami akan longsor tergerus erosi sungai," ucapnya.
Ia mengungkapkan, dulu jarak antara sungai dengan rumahnya cukup jauh namun karena sering banjir di kali Lusi lambat laun jarak ini semakin sempit.
Dirinya berharap agar pemerintah daerah maupun pusat agar memperhatikan kondisinya bersama warga lainnya.
"Semoga segera diperbaiki mas, dan kami ingin kepedulian pemerintah kami maupun pusat untuk segera turun menangani kejadian ini, kepada siapa lagi kami harus mengadu kalau bukan pada pemerintah. Kami butuh bantuan," imbuhnya.
Terpisah, Margono Kepala Desa (Kades) Buluroto, mengaku lokasi tersebut bukan kali ini saja longsor. Namun kondisi yang saat ini lebih mengkhawatirkan.
“Dulu, tahun 2017 juga pernah terjadi longsing. Namun kondisinya longsor kali ini lebih mengkhawatirkan,” terang Margono.
Selaku Kades Buluroto, Margono sudah mengusulkan kepada dinas terkait. “Setiap Murenbang, kami selalu mengusulkan dan memasukkan lokasi ini agar dibangun penahan agar tanah tidak longsor,” pungkasnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |