Indonesia Positif

Fatimah, Pejuang Anak Berkebutuhan Khusus dari PP Ainul Yakin Yogyakarta

Senin, 23 Mei 2022 - 13:45 | 230.53k
Fatimah, pengasuh Pondok Pesantren Ainul Yakin bersama anak asuh di pondok pesantren yang terletak di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: Pondok Pesantren Ainul Yakin for TIMES Indonesia)
Fatimah, pengasuh Pondok Pesantren Ainul Yakin bersama anak asuh di pondok pesantren yang terletak di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: Pondok Pesantren Ainul Yakin for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sepekan yang lalu kita memperingati hari kartini sebagai simbol emansipasi perempuan Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup pada masa kolonialisme. Kemudian semangat itu selalu dirayakan dengan berbagai cara dan yang paling penting semangat itu terus abadi mengalir dari setiap generasi ke generasi.

Fatimah, 28, sosok Kartini masa kini yang mendedikasikan dirinya untuk memperjuangkan hak hidup Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang lebih baik. Fatimah adalah gadis yang menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Ainul Yakin yang didirikan oleh Ustadz Muhidin Isma Almatin pada 2005 silam. Pondok pesantren yang terletak di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, mengkhususkan diri pada penanganan pendidikan anak berkebutuhan khusus dari TK-Perguruan Tinggi.

Advertisement

Fatimah mengabdi di pondok pesantren tersebut sejak 2018 silam setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang pertanian. Diawal debutnya Fatimah hanya mengabdi dalam pemberdayaan pertanian di pesantren tersebut. Namun seiring berjalan waktu Fatimah telah menjadi kepala pengasuh untuk anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.

Jelas bagi Fatimah berada di posisi saat ini bukanlah hal yang mudah. Ia banyak mengalami kejadian yang tidak terlupakan dan akan selalu ia kenang dalam ingatan yang manis. Ia tumbuh dengan kasih sayang bersama anak-anak berkebutuhan khusus.  Namun tidak jarang Fatimah mengalami kejadian buruk atas perlakuan santri yang lepas kontrol.

“Dulu pernah ngajak makan mereka (Santri ODGJ), waktu diberi piring malah dilempar ke muka saya. Pernah juga waktu ngajarin mereka ngaji tiba-tiba plaak!!! Ditampar dong saya. Sering banget saya nangis dulu, tapi selalu disemangati oleh kakak saya. Bahwa ini belumlah apa apa,” ungkap Fatimah saat ditemui.

Selayaknya Fatimah putri Rasulullah. Tampaknya ia menyadur kesabaran dari putri Rasulullah sedemikian rupa. Tidak jarang banyak dari orang pada umumnya akan memandang rendah pada mereka yang berkebutuhan khusus. Namun Fatimah dalam kesabaran penuh dan ketabahan yang luar biasa selalu mencintai mereka dengan sepenuh hati.

Saat ditemui Fatimah berinteraksi dengan santri berkebutuhan khusus dengan penuh kasih saying selayaknya keluarganya sendiri. Mengajak mereka bermain, merapikan kerudung yang mereka kenakan, serta menjawab seluruh pertanyaan mereka dengan sabar.

Tidak hanya disitu, Fatimah juga melakukan rehabilitas untuk mereka yang berstatus penuh bantu yaitu santri yang tidak bisa merawat dirinya sendiri. Sehingga Fatimah harus memandikan mereka, membersihkan kotorannya dan merawat mereka selayaknya anak kecil.

“Yang kita butuhkan adalah kesabaran dan keyakinan bahwa apa yang terjadi saat ini adalah yang terbaik. Saya juga berharap semoga banyak diluar sana lebih memperhatikan orang,” kata Fatimah.

Fatimah adalah wanita yang melawan sesungguhnya. Emansipasi yang sering diperdebatkan ada seutuhnya pada diri Fatimah. Fatimah melawan tanpa toa dan rokok ditangan namun menjaga manusia dengan penuh rasa sayang dan kesabaran. Panjang umur untuk Fatimah dan Fatimah-Fatimah lain yang ada diluar sana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES