Indonesia Positif

Lomba Esai Nasional, Duta Kampus UWG Malang Angkat Isu Disabilitas

Rabu, 25 Mei 2022 - 11:53 | 84.05k
Reza Rafi Saputra, mahasiswa UWG Malang sekaligus duta kampus giat mengikuti lomba esai Nasional.
Reza Rafi Saputra, mahasiswa UWG Malang sekaligus duta kampus giat mengikuti lomba esai Nasional.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Reza Rafi Saputra, mahasiswa UWG Malang sekaligus duta kampus giat mengikuti lomba esai Nasional yang digelar oleh beberapa kampus di Indonesia.

Salah satunya oleh BEM FKIP Universitas Mataram yang bertema “Inovasi Generasi Muda dalam Mengoptimalkan Potensi Sumber Daya dan Iptek guna Mewujudkan SDG’s 2030”.

Advertisement

“Penyelenggara kegiatan ini adalah BEM FKIP Universitas Mataram pada 20 April  hingga 15 Mei 2022,” ujarnya.

Rafi mengangkat isu-isu atau masalah penyandang disabilitas di masyarakat dari berbagai sektor. Judul Karya Esai yang ia angkat adalah Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Desa Bedali Melalui Optimalisasi Kreativitas Dan Inovasi Produk Batik Cap Ciprat (Capcip) Difabel.

“Lalu Lomba Esai Civics Scientific Writing Competition, dengan tema Optimalisasi Peran Warga Negara dalam Mewujudkan SDG’s 2030,” lanjutnya.

Lebih lanjut, penyelenggara kegiatan ini adalah BEM HMCH Universitas Pendidikan Indonesia yang diselenggarakan pada 15 April hingga 21 Mei 2022.

“Judul Karya Esai yaitu Revitalisasi Akses Pelayanan Publik Yang Ramah Terhadap Penyandang Disabilitas Guna Mewujudkan Kota Ramah Disabilitas Di Indonesia,” ungkapnya.

Dan yang terakhir yaitu Toleranation, A Grand Competition of United Festival 2022. Lomba Desain Poster dengan tema “Harmony in Diversity. Penyelenggaranya adalah BEM Universitas Surabaya, dan diselenggarakan pada 21 Maret hingga 20 Mei 2022.

“Judul Karya Poster yaitu Milennial Generation and The Face Of Humanity: “Toleransi, Radikalisme, dan Ketahanan Nasional di Indonesia” katanya.

Motivasi Ravi yaitu ingin mengasah kreativitas dan Skill menulis, karena dengan menulis esai mahasiswa dapat menuangkan aspirasi serta memberikan solusi yang konkret bagi permasalahan yang dibahas dalam karya tulis tersebut.

“Dari segi yang lain, saya ingin melatih kemampuan berpikir saya dalam bidang ilmiah. Karena zaman sekarang generasi muda sudah dituntut untuk mengoptimalkan potensi mereka dalam menghadapi tantangan global sehingga dapat mewujudkan SDG’s di masa depan,” lanjutnya.

Lomba esai ini merupakan kali pertama  ia ikuti, jadi menurutnya hal ini sangat menantang sekali untuk dicoba. Dengan mengikuti lomba esai ini, ia mencoba menyampaikan solusi dan inovasi terkait dengan permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat sekitar terutama isu atau masalah disabilitas.

“Judul yang saya angkat juga kebanyakan mengenai penyandang disabilitas. Karena saat ini penyandang disabilitas masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, sehingga saya ingin mengangkat isu ini, bahwa disabilitas bukanlah sebuah kutukan dan hal yang harus dijauhi,” lanjut Rafi.

Penyandang disabilitas ini juga mempunyai potensi besar, dibalik kekurangan mereka juga mempunyai potensi dan bakat yangg seharusnya bisa disamaratakan dengan manusia normal lainnya.

“Tulisan saya berhubungan dengan penyandang disabilitas di sektor pendidikan, ekonomi, fasilitas umum, ketenaga kerjaan hingga isu transportasi dan pariwisata dan budaya,” paparnya.

Harapan kedepan Rafi,  berawal dari keinginan terbesarnya yaitu dapat meraih prestasi lain di luar yang belum ia coba.

“Karena selagi masih kuliah semoga bisa mengejar dan mengumpulkan banyak prestasi,” lanjutnya.

Sebelum mengikuti kompetisi dipersiapkan dulu persiapannya secara matang agar membawa hasil yang diinginkan, dan jangan lupa selalu minta doa restu kepada orang tua agar yang diinginkan dapat terkabulkan. Dibalik mengejar banyak prestasi pasti ada sesuatu yg dikorbankan. Entah itu waktu luang, waktu istirahat, atau waktu bersama keluarga.

“Strategi yang sangat menguntungkan jika benar-benar dilakukan yaitu berani ambil risiko, terus mengasah potensi diri (skill), membaca peluang/kesempatan dengan teliti dan cermat, punya impian yangg besar, sekalipun itu besar tetap diiringi dengan doa dan usaha, sangat terbuka pada kritik dan saran orang lain kepada kita6 serta disiplin waktu dan cerdas dalam memanajemen waktu,” ungkapnya.

“Winning Is The Only Thing, It Isn't Everything," ucapnya. Bagi Rafi menjadi juara hanyalah 0,1% kebanggaan, sedangkan proses menjadi juara adalah 99.9% dari lingkar keberhasilan.

“Jangan pernah berhenti mencoba. Sejatinya tugas kita adalah belajar: belajar dari pengalaman, dan belajar dari kesalahan. Pengalaman adalah guru terbaik, kegagalan adalah proses untuk mencapai kesuksesan,” ungkap mahasiswa UWG Malang itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES