Pekerja Pemilah Sampah di Cilacap Terima BPJS Ketenagakerjaan

TIMESINDONESIA, CILACAP – Pekerja pemilah sampah di fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau Refuse-Derived Fuel (RDF) di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap menerima kartu keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan dari PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk Pabrik Cilacap, unit usaha PT Semen Indonesia Group (Persero) Tbk.
Pemberian kartu keanggotaan menjadi bukti bahwa para pekerja pemilah sampah telah menjadi anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang memiliki hak dan kewajiban yang telah diatur.
Advertisement
Kartu BPJS Ketenagakerjaan diserahkan oleh Community Relations Manager PT SBI Pabrik Cilacap, Dewi Hestyani kepada perwakilan pekerja pemilah sampah.
Hadir dan menyaksikan penyerahan tersebut adalah Kepala BPJS Cilacap Dewi Manik, Camat Jeruklegi Rosikin, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Cilacap, dan Ketua Paguyuban Pemilah Sampah Tumin Maryanto.
"Kami mengapresiasi terobosan PT Solusi Bangun Indonesia dalam program CSR kepada masyarakat dengan membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan. Ini merupakan stimulan bagi para pekerja, dan nantinya para pekerja akan melanjutkan keanggotaannya dengan rutin melakukan pembayaran setiap bulan," ujar Rosikin.
Kartu BPJS Ketenagakerjaan diberikanNya kepada para pekerja pemilah sampah produktif yang berumur di atas 20 tahun.
Program BPJS Ketenagakerjaan yang diserahkan merupakan BPJS Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian, dengan nilai iuran sekitar Rp 16.800 per bulan yang akan diberikan selama 3 bulan.
Terselenggaranya program pemberian BPJS ini merupakan bentuk sinergi PT Solusi Bangun Indonesia, BPJS, Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, Pemerintah Kecamatan Jeruklegi, dan Paguyuban Pemilah Sampah.
Ketua Paguyuban Pemilah Sampah RDF Tumin Maryanto (57) mengatakan, penerima kartu BPJS Ketenagakerjaan berjumlah 127 orang, semuanya merupakan anggota dari Paguyuban Pemilah Sampah di RDF Jeruklegi.
"Mereka adalah pemilah sampah yang berasal dari sekitar area operasional pengolahan sampah RDF, dan mereka biasanya bekerja mulai jam 08.00 sampai jam 15.00," kata Tumin.
Fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF di Jeruklegi, Kabupaten Cilacap merupakan yang pertama di Indonesia.
Dukungan Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk keberlanjutan pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy) yang rendah emisi serta terbarukan, adalah bukti nyata keberpihakan untuk penggunaan energi yang ramah lingkungan dan terjadinya ekonomi sirkular.
Fasilitas RDF di Jeruklegi Cilacap memiliki kapasitas 120-150 ton sampah segar per hari. Menggunakan teknologi bio-drying, sampah segar dengan kadar air di atas 50 persen dikeringkan hingga mencapai kadar air 20-25 persen untuk kemudian bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |