Moderasi Beragama Perlu Tertanam pada Mahasiswa Universitas Majalengka

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Saling menghormati perbedaan dan pendapat pada agama yang berbeda, maupun masih satu agama, namun beda pemahaman, perlu terus ditanamkan kepada mahasiswa. Serta tak perlu dijadikan bahan saling mengejek, apalagi sampai harus menimbulkan kekerasan dan konflik.
Perbedaan pendapat dan pemahaman perlu dihormati dan merupakan bagian dari ajaran agama Islam, sesuai tuntunan yang tertulis dalam al-Quran.
Advertisement
Hal ini ditegaskan oleh mantan menteri kelautan, narasumber seminar di Universitas Majalengka, Profesor Rokhmin Dahuri. Ia mengatakan Islam itu merupakan agama yang paling toleran, jauh dari kekerasan.
"Seluruh sumber-sumber Islam tercatat dalam Al-Quran dan tercontohkan oleh Rosululllah SAW, penuh dengan kasih sayang, lemah lembut. Jauh dari unsur kekerasan," ungkapnya, Kamis, (21/7/2022).
Rokhmin menambahkan, Islam dibawa ke Indonesia dan diterima oleh masyarakatnya, waktu itu memerlukan proses yang panjang. Sehingga, saat ini, Islam ada beberapa aliran.
"Islam waktu itu harus masuk dan diterima oleh masyarakat, maka si pembawa ajaran Islam itu menyusup ke budaya-budaya yang ada di masyarakat, akhirnya diterima. Nah, saat ini kita harus menghormati perbedaan pemahaman di Islam itu sendiri," tandasnya.
Rokhmin menjelaskan, keras, kasar, intoleran, apalagi mau mengubah Pancasila, bukanlah ajaran Islam. Sebagai contoh, sejarah mencatat Madinah diduduki oleh pasukan Rosulullah SAW masih tetap menghormati agama lain dan bahkan agama lain itu dilindungi oleh Islam.
"Nah, di sinilah pentingnya mengedukasi mahasiswa-mahasiswa khususnya di Unma. Toleransi, saling menghormati perbedaan harus tertanam," ungkapnya.
Sementara itu direktur Pascasarjana Unma, Lalan Soeherlan mengatakan seminar tentang moderasi keberagaman ini sangat dibutuhkan, dan penting untuk membangun pemahaman yang baik tentang perbedaan.
"Pemahaman yang baik, sikap saling menghormati perbedaan dan budaya yang ada di sekitar kita, itu harus tertanam pada diri mahasiswa atau siapapun yang mengikuti seminar moderasi keberagaman ini," tegasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |