Ekspor Ratusan Ton Tuna Loin ke Vietnam, Ini Rincian DKP Morotai dalam 5 Tahun

TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Pemkab Pulau Morotai melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) setempat, semenjak 2018 telah menggandeng investor di sektor perikanan untuk bekerjasama. PT Harta Samudra menjadi pilihan sebagai mitra dan hingga Agustus 2022 ini telah melakukan ekspor ke Vietnam mencapai ratusan ton Tuna Loin Morotai.
Dapat dibilang, kehadiran PT Harta Samudra di Morotai telah memberi dampak ekonomi cukup besar kepada daerah. Selain tersedianya lapangan kerja baru dan menekan jumlah pengangguran, juga memberi pendapatan tambahan kepada para buruh bongkar muat serta kas daerah yang cukup signifikan. Kontribusi ini bukan hanya serap tenaga kerja dan PAD tapi juga berpengaruh terhadap suplai protein bagi negara dan perputaran ekonomi
Advertisement
Bagaimana tidak, bila dikalkulasi hasil Produksi dan Ekspor Tuna Loin sejak 2018 hingga Agustus 2022 telah mencapai ratusan ton. Kondisi ini tidak terlepas dari saling menopang antara pemerintah dengan nelayan dalam menyediakan sarana prasarana serta fasilitas alat tangkap dan PT Harta Samudra sebagai pembeli.
Selain itu, pengoperasian ICS 200 ton, pabrik es 10 ton, Cold Storage 50 ton dan 3 mobil pendingin themoking di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), di Desa Daeo Majiko, Kecamatan Morotai Selatan oleh PT Harta Samudra untuk usaha produksi dan ekspor Tuna Loin telah memberikan dampak kepada peningkatan kesejahteraan dan devisa negara.
Sementara dalam data tabel yang dihimpun TIMES Indonesia dari DKP setempat, ekspor langsung komoditas frozen Yellowfin Tuna Loin ke Vietnam oleh PT Harta Samudra yang dilaunching Pemkab Morotai sejak tahun 2018 lalu melalui Pelabuhan HMS Lastori Kota Daruba sebanyak 74.508.99 kg, kemudian 295.151.36 kg pada tahun 2019.
Di tahun 2020 seluruh negara dihantam bencana non alam pandemi covid-19, sehingga ekspor sempat menurun ke 119.466.85 kg. Namun di tahun 2021 produksi kembali meningkat sebesar 262.416.94 kg yang diekspor, hingga Agustus 2022 telah mencapai sebesar 121.306.00 kg dan total ekspor Tuna Loin Morotai dari 2018 hingga Agustus 20222 mencapai 872.850.14 ton.
Sesuai data rekapan yang diberikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Kadis KP) Yoppy Jutan, Kamis (11/8/2022) sore, bahwa pada tahun 2022 ekspor Tuna Loin Morotai ke Vietnam mulai bulan Februari 48.266 kg, Maret 25.200 kg, April 23.940 kg, Mei 23.940 kg.
Namun, terjadi kekurangan stok ikan pada bulan Juni dan Juli, sehingga komoditas ekspor frozen Yellowfin Tuna Loin Morotai ke Vietnam baru dapat dilakukan kembali pada 11 Agustus ini, dengan memanfaatkan keberadaan tol laut sebagai sarana utama ekspor via Kota Surabaya.
"Pada bulan Juni-Juli 2022 kami tidak ekspor Tuna Loin. Ini disebabkankan cuaca kurang bagus, sehingga mempengaruhi hasil tangkap nelayan dan hasil produksi perusahan. Makanya baru dapat di ekspor pada Agustus sebanyak 2 kontainer atau 25.200 kg," ungkap Kepala Cabang PT Harta Samudra Morotai, I Made Malihartadana, Kamis (11/8/2022) sore.
Kepala DKP Morotai Yoppy Jutan menyebutkan, untuk rincian PAD secara keseluruhan tahun 2022 yang telah dicapai adalah Januari Rp 21.212.500, Februari Rp 105.085.000, Maret Rp 100.239.750, April Rp 66.663.250, Mei Rp 49.486.250, Juni Rp 36.369.550, Juli Rp 43.686.500 dan per tanggal10 Agustus Rp 17.318.500. Total Rp 440.061.300
Sementara, untuk nilai jual ekspor yang dicapai sejak tahun 2018-2022 khusus dari Ekspor Tuna adalah: tahun 2018 Rp 186.272.475.00, tahun 2019 Rp 885.454.080.00, tahun 2020 Rp 179.200.275.00, tahun 2021 Rp 393.625.410.00, tahun 2022 hingg 10 Agustus Rp 181.959.000.00, dan total Rp 1.826.511.240.00.
PAD secara keseluruhan yang diterima DKP Morotai pada tahun 2018 Rp 1.077.769.173, tahun 2019 Rp 1.401.244.530, tahun 2020 Rp 800.994.879, tahun 2021 Rp 998.807.000 dan tahun 2022 hingga Agustus Rp 440.061.300.
"Selain itu, menurunnya hasil tangkap nelayan karena pola migrasi Tuna yang semakin jauh dari titik fishing ground biasanya, jadi nelayan terpaksa melaut agak jauh, sedangkan kuota BBM Subsidi untuk nelayan masih terbatas. Kita berharap ada tambahan Kuota BBM sehingga hasil Produksi bisa tetap stabil," harapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |