Pengurus RMI-NU Kota Malang Resmi Dikukuhkan

TIMESINDONESIA, MALANG – Pengukuhan Pengurus Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Kota Malang masa Khidmat 2022-2027 resmi dilaksanakan pada, Minggu (28/8/2022) di Pondok Pesantren Al Hikam, Kota Malang. Pengukuhan ini mengangkat fokus dan tema “Pelatihan Konsep Merdeka Belajar bagi Guru Pesantren dan Madrasah Diniyah se-Kota Malang”.
Prosesi Pengukuhan ini dilakukan oleh Rais Syuriah PCNU Kota Malang, Drs KH. Chamzawi, M.HI, dan disaksikan oleh Jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul 'Ulama (PCNU) Kota Malang, KH. Isroqunnajah, M. Ag., KH. Achmad Shamthon, M. HI., Prof. Kasuwi Saiban, dan Sugeng Winarto, M.Pd.
Advertisement
"Pengukuhan pada periode ini Istimewa. Karena pengurus RMI-NU ini semuanya dipilih secara langsung oleh pengurus harian, sehingga program kerja dan sinergi antar pengurus InsyaAllah akan bisa terwujud", Jelas Gus Shampton, Ketua RMI-NU Masa Khidmat 2017-2022 dalam keterangannya, Minggu (28/8/2022).
Suasana saat pengukuhan sedang berlangsung. (FOTO: Dok. Panitia)
Gus Shampton menambahkan, selain mengorganisir pondok pesantren, pekerjaan rumah besar pengurus RMI-NU Kota Malang adalah merangkul, mewadahi, dan membina Lembaga Pendidikan Al-Qur'an (LPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) yang selama ini belum terbina dengan baik. Ia menyebut jika mulai saat ini, RMI-NU harus mulai fokus untuk mengembangkan basis penanaman aqidah di LPQ dan Madin. Karena dasar aqidah inilah yang mendasari pondasi pemahaman keislaman.
KH. Isroqunnajah, Ketua PCNU Kota Malang, dalam kesempatan ini turut menyampaikan kepada seluruh pengurus RMI-NU yang baru dilantik agar mulai merapatkan barisan dalam berdakwah dan mensyiarkan Islam 'Ala Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah. Ia menjelaskan, tantangan terbesar NU adalah mempertahankan ajaran-ajaran yang sudah diajarkan dan diperjuangkan oleh para Muassis (pendiri) Nahdlatul 'Ulama.
"NU lahir diperjuangkan oleh Masyayikh (penerus para guru) yang berawal dari kebijakan penguasa Arab Saudi yang akan meratakan makam Rasulullah SAW. Para masyayikh sepakat membentuk organisasi yang bernama Komite Hijaz. Dengan organisasi ini, makam Rasulullah SAW tidak diratakan. Selain penghancuran makam Rasulullah SAW., ada upaya-upaya terselubung yakni, "penghancuran" nilai ajaran para Ulama salaf Aswaja. Agar nilai-nilai perjuangan Komite Hijaz ini tetap hidup, lahirlah Jam'iyah Nahdlatul Ulama", jelasnya.
Seluruh tamu undangan saat berfoto bersama. (FOTO: Dok. Panitia)
Dr. Halimi Zuhdy, ketua RMI-NU Kota Malang Masa Khidmah 2022-2027 berharap, dengan formasi kepengurusan yang baru dan masih muda, program-program yang akan dilaksanakan akan lebih menyesuaikan dengan kondisi zaman sesuai dengan era. Tentu saja dengan tetap mengeratkan silaturahmi kepada pengasuh pondok pesantren dan memperteguh nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah (Aswaja).
Di akhir kegiatan, pengukuhan Pengurus RMI-NU Kota Malang dilanjutkan dengan pelatihan Konsep Merdeka Belajar bagi Pondok Pesantren dan Madin se-Kota Malang. Materi ini diisi oleh KH. Abu Yazid Bustomi (Katib PBNU), KH.Dr. Halimi, MA. (Ketua RMI-NU), Kyai Drs. Muhlis (Kasi PD. Pontren), dan Kyai Zainal Arifin, M. Ag sebagai moderator. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |