Indonesia Positif

Mega Sefyana Ubah Mbote Tak Berkelas jadi Jajanan Keripik Talas Kekinian

Selasa, 20 September 2022 - 12:19 | 102.38k
Mega Sefyana dan produk keripik talas Family Chips. (foto: Rahayu Pertiwi Fajar Ningrum/TIMES Indonesia)
Mega Sefyana dan produk keripik talas Family Chips. (foto: Rahayu Pertiwi Fajar Ningrum/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Bisnis di bidang kuliner memang selalu menjadi bisnis yang selalu berkembang dan seolah-olah tidak pernah ada habisnya. Prospek bisnis kuliner juga menjanjikan bagi masyarakat yang ingin memulai usaha di bidang tersebut.

Berdasarkan analisis statistik rata-rata pengeluaran penduduk per kapita sebulan, pengeluaran konsumsi makanan tercatat 49,25 persen sedangkan pengeluaran konsumsi bukan makanan tercatat 50,75 persen. Oleh sebab itu, banyak \ (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang memilih berbisnis di bidang kuliner.

Advertisement

Salah satunya adalah Mega Sefyana yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik angkatan 2017. Ia memulai bisnis kuliner keripik talas atau mbote. Bisnis bernama Family Chips ini sudah berjalan dua tahun lebih terhitung sejak 22 April 2020 sampai sekarang.

Family-Chips-b.jpgVarian rasa Family Chips, (foto: Rahayu Pertiwi Fajar Ningrum/TIMES Indonesia) 

“Dulu itu mulainya dari awal Corona sekitar pertengahan April. Ceritanya ayahku pas panen mbote atau talas trus mau dijual ternyata harganya murah banget dan cuma dikit sekitar 25 kg sedangkan ayahku sebagai petani nyarinya susah banget. Di saat itu, aku pas ngerjain tugas kuliah dan ayahku bilang daripada nonton film mending talasnya digoreng buat keripik terus dijual. Akhirnya aku jual dan laku sampai sekarang,” kata Mega Sefyana bercerita awal ide pembuatan kripik talas.

Ia mengatakan, tujuan awak membuka usaha keripik talas tersebut sebenarnya supaya dapat uang jajan tanpa meminta ke orang tua. Ia juga menambahkan bahwa di desanya  di Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ketika menjual talas ke pengepul tidak boleh sedikit (minimal 100 kg) sedangkan banyak dari petani kalau panen tidak mencapai target yang sudah ditentukan.

Oleh sebab itu, banyak petani di desanya yang tidak mau memanen talasnya. Namun, semenjak ada hal tersebut ia berpikir untuk menerima berapa pun talas yang dijual oleh petani. Akhirnya, sampai saat ini banyak petani yang mau memanen talas atau mbotenya.

Family-Chips-c.jpg

Walaupun masih belum ada toko, tetapi usaha ini selalu punya stok di rumah karena sistemnya pre order. Varian rasa yang disediakan ada tujuh rasa yaitu original, balado, jagung bakar, jagung manis, pedas manis, pedas asin, dan pedas gila. Harga kripik talas kekinian dengan kemasan menarik ini juga terjangkau mulai dari Rp 1.000/pcs sampai Rp 56.000/kg. Namun Mega Sefyana lebih berfokus ke kemasan Rp 10.000-an.

Cara pemesanannya juga bisa langsung ke tempatnya, namun hampir 80% pembeli memesannya secara online. Karena harganya yang terjangkau maka kategori pembeli mulai dari SD, SMP, SMK, mahasiswa, dinas kesehatan, pegawai kelurahan, polisi, tentara, sampai orang tua. Lalu, cara mempromosikan kripik talas produk Family Chips ini dilakukan dengan face to face atau secara langsung, Whatsapp, Instagram, dan Facebook dengan akun Family Chips. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES