KSM-T Unisma Malang Bersama Warga Sekitar Sukseskan Kirab Sakral Tirta Amarta Sari

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi – Tematik/ KSM-T Unisma Malang Kelompok 52 melaksanakan program kerja di dusun Sumberawan Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Program kerja yang diusung kelompok ini adalah melaksanakan tradisi leluhur, menjaga mata air sebagai sumber kehidupan yang dimulai dengan pengambilan air dari 13 sumber mata air yang salah satunya berada pada stupa Candi Sumberawan.
Advertisement
Candi yang merupakan tempat peribadatan masyarakat beragama Hindu dan Budha. Pembentukan Candi di Sumberawan ini didasari perintah dari Prabu Hayam Wuruk yang sedang melakukan perjalanan Nawa Tirta, yang dalam perjalanannya melewati Sumberawan yang dulu disebut dengan Kasurangganan sebelum abad 14 masehi silam.
Sebagai wujud rasa syukur warga melakukan acara rutin “Tirta Amarta Sari” setiap bulan suro (suro adalah salah satu dari duabelas bulan penanggalan jawa). Tirta amerta sendiri merupakan air suci yang menjadi minuman para dewa. Hal inilah yang menjadi dasar penamaan desa Toyomarto. Toyo memiliki arti air dan merta atau amerta berarti kehidupan. Keyakinan bahwa sumber mata air ini adalah terusan dari gunung Arjuna menguatkan alasan jika sumber mata air Sumberawan memiliki banyak khasiat, karena Gunung Arjuna sendiri banyak digunakan untuk bersemedi, mencari ilmu maupun pemujaan.
Masyarakat sumberawan melaksanakan upacara pengambilan air dari 13 sumber mata air yang salah satunya berada pada stupa candi sumberawan, terletak di dalam wisata cagar budaya candi sumberawan, Singosari Malang. Acara tersebut termaktub dalam rangkaian kirab sakral “tirta amarta sari” sebagai wujud rasa syukur kepada alam atau sedekah bumi yang telah memberikan hasilnya kepada masyarakat yang nantinya akan kembali dan dinikmati oleh masyarakat.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Menurut Bapak Sumito, S.H. Selaku kepala desa Toyomarto, kegiatan tirta amarta sari diyakini masyarakat sekitar dapat menghindarkan dari marabahaya (tolak bala), selain itu upacara tirta amarta sari yang rutin dilakukan setiap tahunnya bertujuan untuk melestarikan budaya dan keyakinan yang dipercaya telah turun temurun dari zaman kerajaan Singosari.
Adapun keseluruhan prosesi tirta amarta sari dimulai dengan kirab bersama yang diikuti seluruh warga dusun sumberawan dengan memakai pakaian adat dan perwakilan 13 orang putri memimpin kirab membawa kendi kendati mengambil air dari 13 sumber, kemudian dilanjutkan dengan dengan puncak acara yaitu memutari stupa dan dipimpin oleh pemangku adat dan diikuti oleh 13 putri dan aparatur desa. Selanjutnya dilakukan doa bersama dan pembagian nasi tumpeng dalam wisata cagar budaya sumberawan, Singosari Malang.
Mega Elsawati selaku koordinator desa (kordes) dan juga anggota kelompok 52 KSM-T Unisma Malang menyatakan bahwa dia merasa senang sekali dapat menyaksikan langsung tradisi leluhur tersebut di tengah era yang serba digitalisasi saat ini, warga Desa Toyomarto dapat terus melestarikannya serta sebagai wujud rasa syukur atas warisan leluhur yang dikemas dalam kirab sakral “Tirta Amarta Sari”. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Mahasiswa KSM-T Kelompok 52 Universitas Islam Malang (UNISMA)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |