Indonesia Positif

Tingkatkan Literasi Petani, Anggota DPRD DIY Gelar Bedah Buku

Kamis, 13 Oktober 2022 - 18:50 | 37.57k
Amir Syarifudin saat menbuka kegiatan bedah buku. (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Amir Syarifudin saat menbuka kegiatan bedah buku. (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Prihatin terhadap masih rendahnya budaya literasi di masyarakat, khususnya di kalangan petani tradisional, Sekretaris Komisi C DPRD DIY Amir Syarifudin,  menggelar kegiatan bedah buku. Menggandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, bedah buku digelar di Joglo Tamanan, Tamanan Banguntapan Bantul, Kamis (13/10/2022). 

Membedah buku berjudul PATBO SUPER Teknologi Padi Berbasis Organik dan Hemat Air di Lahan Sawah Tadah Hujan, acara ini mengundang pelaku sektor pertanian seperti anggota kelompok tani, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Taruna Tani dari seluruh wilayah Bantul yang berjumlah 150 peserta.

Advertisement

Untuk memberikan pemahaman secara lengkap kepada peserta, hadir sebagai narasumber Heru Susanto salah satu anggota tim penulis buku. Selain itu juga hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo dan Nur Cholis praktisi bidang pertanian. Setiap peserta juga mendapat buku untuk dipelajari di rumah.

Dalam sambutannya, Amir Syarifudin memastikan sektor pertanian akan memegang peran penting di masa depan. Menyusul munculnya krisis pangan, sebagai dampak perang global seperti perang Rusia - Ukraina, yang menyebabkan mahalnya harga gandum sebagai bahan pangan pokok di negara-negara eropa. 

Dengan lahan pertanian yang subur dan luas untuk menanam beragam jenis bahan pangan, Indonesia memiliki potensi menjadi pemimpin dunia. Namun potensi besar ini tidak disadari oleh rakyat bahkan pemimpin. Sehingga masih bertahan pada cara-cara lama dalam bertani.

Padahal ilmu pertanian bergerak secara dinamis, seiring tuntutan perubahan jaman. Seperti laju alih fungsi lahan pertanian, yang menuntut langkah intensifikasi. Untuk mempertahankan bahkan menambah produksi panen dengan luas lahan yang lebih kecil.

"Setiap tahun terjadi alih fungsi 40 Hektare lahan pertanian di Bantul," jelas Amir Syarifudin.

Untuk dapat melakukan intensifikasi, literasi dari berbagai sumber sangat dibutuhkan. Melalui kegiatan bedah buku, Amir mengajak petani Bantul untuk meningkatkan kapasitas. Salah satunya dengan banyak membaca buku, sebagai sumber utama literasi berbagai ilmu pengetahuan.

Heru Susanto selaku anggota tim penulis memastikan, buku menyajikan informasi yang lengkap. Dengan sasaran utama petani, buku ditulis dalam bahasa yang sederhana agar mudah dipahami dan diaplikasikan. Bahkan dilengkapi dengan takaran yang jelas, terkait penggunaan pupuk dan air sehingga cocok bila menjadi buku saku bagi petani.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Bantul Joko Waluyo memastikan, persediaan bahan pangan di Bantul mengalami surplus. Kondisi ini harus terus ditingkatkan, agar ketahanan pangan dapat terjaga. Sehingga dapat mendukung kokohnya ketahanan bangsa.

Salah satunya dengan program Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Pemkab Bantul sudah menetapkan 15 ribu Hektar yang merupakan lahan pertanian abadi. Selain 4 ribu Hektare lahan pertanian cadangan, baik lahan pertanian abadi maupun cadangan, tidak dialihfungsikan ke sektor lain. 

Bertolak dari luas lahan pertanian yang tidak bertambah, maka intensifikasi menjadi solusi tepat untuk menambah jumlah produksi. Saat ini sudah terdapat beberapa teknologi, untuk mendukung program intensifikasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES