Indonesia Positif

Samsun Soroti Kasus Korban Tewas di Lubang Tambang Kaltim, Minta Aparat Bertindak Tegas

Kamis, 03 November 2022 - 18:47 | 43.50k
Salah satu bekas tambang di Kaltim. (FOTO: Jalil/TIMES Indonesia)
Salah satu bekas tambang di Kaltim. (FOTO: Jalil/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Samsun merasa prihatin atas semakin meningkatnya jumlah korban tewas di lubang bekas tambang batu bara di wilayah Kaltim.

Lubang bekas tambang di Kalimantan Timur sudah banyak menelan korban jiwa. Berdasarkan laporan tahun 2021, 40 jiwa meninggal dunia akibat keberadaan lubang, termasuk di wilayah calon Ibu Kota Negara (IKN) baru tersebut.

Advertisement

Wakil-Ketua-DPRD-Kaltim.jpgWakil Ketua DPRD Kaltim (FOTO: dok. Humas DPRD/TIMES Indonesia)

Data 40 orang tersebut tercatat dalam laporan milik Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur. Terhitung sejak 2011 hingga 2021, lubang tambang di Kalimantan Timur sudah 40 kali menelan korban.

Berdasarkan data tersebut, Samarinda menjadi daerah terbanyak yang menyumbang kasus hilang nyawa di lubang bekas tambang. Dari 40 kasus yang ada, 23 di antaranya berasal dari ibu kota Provinsi Kaltim ini.

Diketahui, saat ini jumlah korban tewas di lubang bekas tambang batu bara di Kaltim sebanyak 41 orang.

Selain Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar) juga turut melaporkan kasus. Lubang tambang di wilayah itu mencatat sebanyak 13 jiwa tewas di Kutai Barat. Sementara Penajam Paser Utara dan Paser masing-masing mencatat satu dan dua kasus.

Dari 40 korban, hampir seluruhnya merupakan remaja dan anak-anak. Hanya 7 orang yang tercatat sebagai orang dewasa.

Terbaru, korban mati di lubang tambang adalah seorang bocah yang masih duduk di bangku kelas 3 SD asal Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau yang dilaporkan hilang pada Sabtu (8/10/2022) lalu.

Setelah dua hari dilaporkan hilang, bocah tersebut akhirnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam lubang bekas tambang batu bara.

Samsun menyebut, insiden kematian di lubang sebenarnya bukan kali pertama terjadi, melainkan sudah seringkali terjadi.

Menurutnya, kejadian itu disebabkan karena semakin bebasnya aktivitas penambangan, apalagi mengabaikan sistem pertambangan yang baik seperti tidak dilakukan reklamasi setelah aktivitas penambangan.

“Kita prihatin terkait dengan insiden yang terjadi itu, mestinya ini ada pencegahan sistematis. Kita gak mau menuduh lubang tambang yang mana mana, tapi semua lubang tambang yang tidak direklamasi dan berpotensi menimbulkan kecelakaan,” kata Samsun.

Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, Samsun meminta kepada seluruh pemilik perusahaan tambang batu bara untuk memasang safety di semua lubang bekas tambang, seperti memasang pagar atau imbauan larangan untuk tidak berenang di kawasan tersebut.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di kawasan lubang tambang, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya di wilayah Kaltim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES