Ubaya Dampingi Budidaya Tanaman Toga pada Kampung Rimpang Desa Bangah Sidoarjo

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Tim Universitas Surabaya (Ubaya) lakukan pengabdian masyarakat melalui dana hibah internal. Hibah yang berjudul Pengembangan dan Pendampingan Kampung Rimpang Sidoarjo ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan mengenai cara budidaya tanaman toga yang baik, berkelanjutan, dan juga proses penanaman yang benar.
Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 4 Desember 2022 ini bertempat di Balai Warga dan proses penanaman di ruang fasilitas umum (fasum) RW 07 Desa Bangah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo pukul 08.00-09.30 WIB.
Advertisement
Tim hibah ini diketuai oleh apt. Fawandi Fuad Alkindi S.Farm., M.Farm, dari Fakultas Farmasi serta beranggotakan apt. Aflian Hendra Krisnawan S.Farm., M.Farm., dari Fakultas Farmasi dan Hayuning Purnama Dewi S.Sos., M.Med.Kom.,M.M.,CMA.,CPM (Asia) dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya. Selain dosen, kegiatan hibah ini juga dibantu oleh mahasiswa serta karyawan tendik dari Fakultas Farmasi.
Narasumber yang memberikan penyuluhan adalah Dyah Sulistyowati S.P., MMA dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penyuluhan adalah pemberian informasi kepada warga terkait penggunaan pupuk yang tepat, cara penyiraman tanaman asman kelor (sebutan tanaman toga oleh warga Desa Bangah). Dyah juga memberikan tips dan trick terkhususnya mengenai teknis proses pemanenan seperti penggunaan bibit pasca panen, dan lain sebagainya.
Media penanaman pun juga bisa disesuaikan, misal seperti bekas tempat minyak isi ulang ataupun ember bekas. Tidak harus menggunakan polybag. Pekarangan di rumah pun juga sudah dapat difungsikan untuk menanam toga. “Pengolahan tanaman toga diusahakan pengolahan tanah gembur bukan tanah lempung. Penanaman toga kecenderungan tidak terlalu suka air sehingga pengairan harus bagus dan tidak menggenang,” ungkap Dyah saat memberikan materi bersama warga.
Seluruh bibit akan ditanam pada sentral fasum yang dimiliki warga. “Desa Bangah dipilih sebagai lokasi pengabdian karena desa ini masih baru dibuka untuk pemukiman sehingga masih banyak lahan kosong. Lahan kosong dapat dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman toga,” ungkap Fuad selaku ketua tim.
Peserta penyuluhan adalah perwakilan warga RW 7 yang terdiri dari 7 RT. Masing-masing perwakilan RT berjumlah 30 orang yang ditunjuk akan mengikuti penyuluhan tersebut. Dengan adanya penyuluhan ini, warga memiliki pemahaman tentang budidaya tanaman asman kelor atau tanaman toga yang akan tumbuh kembang di area sentra fasum RW 7.
Kelima jenis bibit sengaja dipilih karena masuk varietas rimpang yang cocok dan mudah tumbuh jika ditanam pada daerah tropis. “Jika mengikuti petunjuk dinas pertanian, diharapkan 90% bibit yang diberikan dapat berkembang biak dan menghasilkan panenan yang baik dan banyak,” ungkap Fuad.
Sekretaris Desa Bangah menyampaikan antusias dengan kegiatan penyuluhan. “Ilmu yang diperoleh supaya dapat diltularkan kepada warga sekitar. Betapa pentingnya tanaman toga untuk kepentingan kesehatan kita semua dan RW 07 bisa menjadi percontohan bagi warga desa lain,” ungkap Muriono.
Setelah penyuluhan dilanjutkan dengan penanaman 200 bibit yang ada di fasum warga RW 7. Penanaman bibit dilakukan langsung oleh warga sesuai dengan materi penyuluhan yang diberikan. Untuk menjaga estetika tanaman diawali dengan tamanan yang lebih tinggi semakin kedepan tanaman yang lebih rendah supaya saat panen mempermudah prosesnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |