Gus Kholil, Putra Ulama Besar Daftar Caleg di Partai Demokrat Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikomandoi oleh Michael Edy Hariyanto, layaknya sebuah magnet bagi para pendaftar bakal calon legislatif (Caleg) pada Pemilu 2024.
Antusias terhadap pendaftaran Bacaleg di DPC Partai Demokrat Banyuwangi, memang bisa dibilang sangat luar biasa. Mulai dari kalangan tokoh masyarakat, aktivis, pengusaha sampai tokoh agama semua kepincut turut serta.
Advertisement
Salah satunya yaitu Moh. Kholil Arrosyid atau yang kerap disapa Gus Kholil.
Gus Kholil adalah putra dari ulama besar KH. Moh. Hayatul Ikhsan, yang merupakan pengasuh Pesantren Miftahul Ulum, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepada TIMES Indonesia, Gus Kholil menceritakan bahwa keputusan untuk memilih Partai Demokrat bukanlah suatu kebetulan.
Hal itu lantaran partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memiliki orasi politik yang sejalan dengan dirinya. Yakni 'Muda adalah kekuatan'.
"Partai Demokrat merupakan partai milenial. Mereka penuh dengan inovasi serta kreatifitas. Karena itu, saya mantap dengan partai ini," ungkapnya, Senin, (5/11/2022).
Gus Kholil dengan didampingi ayahnya, KH. Moh. Hayatul Ikhsan menyerahkan pendaftaran bakal caleg kepada Bapilu, Iwan Rudiyanto, di Kantor DPC Partai Demokrat Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Terlebih lagi, menurutnya partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu selalu melakukan kegiatan positif. Kader Partai Demokrat kerap membantu masyarakat tidak mampu hingga menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak bencana alam.
"Saya tidak terlalu fanatik dengan partai. Namun, saya lebih melihat aksi yang dilakukan partai untuk menyampaikan aspirasi dan membantu warga yang lagi kesusahan," imbuhnya.
Mendatangi DPC Partai Demokrat, rupanya Gus Kholil tidak seorang diri. Alumni dari Pondok Pesantren (Ponpes) ternama Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, itu diantar oleh puluhan pendukungnya yang tergabung dalam kerabat Gus Mohammad Kholil Arrosyid atau biasa disebut Kagum.
Sekaligus memohon restu, Gus Kholil ditemani oleh ibunda tercinta, Nyai Hj. Nur Mahmudah dan sang ayahnya, KH. Moh. Hayatul Ikhsan yang menyaksikan pendaftaran bakal caleg sang buah hati.
Sesampainya di Kantor DPC Partai Demokrat Banyuwangi, rombongan Gus Kholil ditemui langsung oleh Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu), Iwan Rudiyanto. Serta sejumlah Kiai yang menempati jabatan Dewan Pertimbangan dan Dewan Kehormatan partai.
Kiai Mahrus Ali, perwakilan ulama DPC Partai Demokrat Banyuwangi, sekaligus pengasuh Ponpes Baitul Khusnan, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, memberikan wejangan kepada pendaftar bakal caleg.
Banyak nasihat yang dititipkan kepada para bakal caleg. Seperti, jadilah DPRD yang mempunyai kualitas tinggi dan menjadi dewan anggota dewan bonafit atau terpercaya publik.
"Menjadi DPRD yang rasional bukan yang gampang tersulut emosi atau emosional dan jadilah anggota dewan yang mampu meredam masalah. Jangan sampai kader Demokrat menjadi pemicu permasalah. Terakhir, ingat kamu hanya seorang wakil rakyat. Bukan ningrat," katanya pada bakal caleg.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto berharap, dengan adanya bakal caleg muda, tentu mampu membawa aspirasi masyarakat hingga membawa perubahan khususnya Banyuwangi agar menjadi lebih baik.
Rombongan ‘Kagum’ mengatarkan Gus Kholil mendaftarkan diri sebagai bakal caleg di Kantor DPC Partai Demokrat Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
"Hadirnya bakal caleg muda tentunya memiliki pemikiran yang inovatif dan kreatif yang mampu menyelesaikan masalah. Serta membawa perubahan yang lebih baik tentunya," ujarnya.
Untuk diketahui, sosok Gus Kholil yang hari ini resmi menjadi bakal caleg DPC Partai Demokrat Banyuwangi adalah seseorang yang lahir dan tumbuh berkembang di lingkungan pesantren.
Kehadirannya menjadi bakal caleg bukan hanya sekedar bertujuan untuk menjadi anggota DPRD belaka. Tapi, Gus Kholil ingin memberikan contoh bahwa santri tidak hanya menjadi guru ngaji atau ngurus pesantren saja.
Namun, santri bisa menjadi wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Dan juga mengawal program-program pemerintahan.
Sebagai informasi, Gus Kholil juga kerap menyapa dan mendatangi milenial melalui kesukaan mereka. Misal, mengadakan perlombaan olah raga seperti voli yang di dalamnya diberi pengetahuan ilmu-ilmu agama tentunya.
Di sisi lain, ia juga mengajarkan para santri dan pemuda di lingkungannya untuk menjadi enterpreneur. Serta kerap membantu warga sekitar. Salah satunya dengan mengadakan operasi katarak gratis dan merenovasi pembangunan mushala. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |