Indonesia Positif

BPS Kota Malang Tingkatkan Literasi Angka Inflasi

Selasa, 13 Desember 2022 - 20:55 | 78.38k
Workshop Inflasi BPS Kota Malang. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Workshop Inflasi BPS Kota Malang. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menggelar Workshop Inflasi Mengupas Angka Inflasi dalam Berita Resmi Statistik di Hotel Grand Mercure Kota Malang, Selasa (13/12/2022).

Peserta workshop ini berjumlah 132 orang yang terdiri dari wartawan, pegiat media, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan masyarakat pengguna data.

Advertisement

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang tepat dalam memaknai angka inflasi.

Pada periode sebelumnya angka inflasi menekankan pada angka inflasi month to month, sedangkan dalam dua bulan terakhir penyajian angka inflasi menekankan pada angka year on year.

Terlebih lagi pada tahun ini ketika angka inflasi mengalami peningkatan yang tajam akibat adanya berbagai tekanan ekonomi global maupun nasional.

“Penjelasan dan ulasan angka inflasi yang disampaikan di media jangan sampai menimbulkan kepanikan bagi masyarakat,” ujar Erny.

Bagi pemerintah, inflasi merupakan salah satu indikator strategis yang angkanya sangat dinantikan sebagai dasar dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Bahkan dalam dua bulan terakhir ini, setiap Senin dilakukan rapat koordinasi terkait pengendalian inflasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri dan diikuti oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia. 

Narasumber yang memberikan paparan terkait inflasi pada kegiatan ini adalah Dwi Handayani dari BPS Kota Malang, Samsun Hadi kepala perwakilan Bank Indonesia Wilayah Malang, dan Choirul Anam yang mewakili harian Bisnis Indonesia.

Dijelaskan bahwa inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Angka inflasi dihitung dari perubahan indeks harga konsumen (IHK).

Indeks Harga Konsumen (IHK) atau biasa disebut juga Consumer Price Index (ICP) secara sederhana merupakan perbandingan antara harga suatu paket komoditas dari suatu kelompok barang atau jasa (market basket) pada suatu periode tertentu terhadap harganya pada periode waktu yang telah ditentukan (tahun dasar).

Sebagai contoh IHK umum Kota Malang pada bulan November sebesar 112,03 yang artinya bahwa telah terjadi kenaikan harga barang secara umum sebesar 12,03 persen dibandingkan dengan tahun dasar 2018.

Angka inflasi dirilis oleh BPS setiap awal bulan dan menyajikan angka inflasi month to month, year to date, dan year on year. Sebagai contoh inflasi November month to month Kota Malang sebesar 0,12 persen yang artinya bahwa telah terjadi kenaikan harga secara umum pada bulan November sebesar 0,12 persen dibandingkan bulan Oktober.

Adapun inflasi year to date yang bernilai 5,84 persen mengindikasikan telah terjadi kenaikan harga dari Bulan Januari hingga bulan November sebesar 5,84 persen. Inflasi year on year pada November sebesar 6,61 persen berarti dari November 2021 hingga November 2022 telah terjadi kenaikan harga barang secara umum sebesar 6,61 persen.

Menurut Bank Indonesia, inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah. 

Keempat, pentingnya kestabilan harga kaitannya dengan stabilitas sistem keuangan. Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan agregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran.

Melalui workshop terkait inflasi ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terkait inflasi bagi wartawan maupun masyarakat pengguna data secara umum. Ketepatan dalam mengulas angka inflasi akan berdampak pada kesadaran akan pentingnya angka inflasi dalam pembangunan sosial ekonomi di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES