Indonesia Positif

Dedi Wahidi Bangun Breakwater Senilai Rp234 Miliar di Pantai Indramayu

Rabu, 21 Desember 2022 - 21:36 | 109.57k
Anggota DPR RI Dedi Wahidi meninjau proyek pembangunan breakwater di pantai Indramayu. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)
Anggota DPR RI Dedi Wahidi meninjau proyek pembangunan breakwater di pantai Indramayu. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Anggota DPR RI Dedi Wahidi membangun breakwater atau pemecah ombak di pantai Indramayu, Jawa Barat. Total breakwater yang dibangun sepanjang 8,6 kilometer dengan menelan anggaran Rp234 miliar.

Kepada TIMES Indonesia, Dewa, Sapaan Dedi Wahidi, menjelaskan, proyek pembangunan breakwater merupakan kebutuhan masyarakat pesisir Indramayu. Ini dilakukan untuk melindungi mereka dari ancaman abrasi hingga banjir rob.

Advertisement

"Selama ini masyarakat khawatir karena abrasi yang mengikis daratan," ujar Dedi Wahidi, saat meninjau beberapa lokasi pembangunan breakwater, Rabu (21/12/2022).

Dedi-Wahidi-2.jpgAnggota DPR RI Dedi Wahidi menjelaskan fungsi breakwater di pantai kepada masyarakat setempat. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

Dedi Wahidi merinci, breakwater yang tengah dibangun saat ini tersebar di empat titik pantai di Kecamatan Krangkeng, Karangampel dan Juntinyuat Indramayu. Dengan rincian breakwater di Desa Tanjakan Kecamatan Krangkeng sepanjang 2,1 km, Pantai Tegalagung Desa Benda Karangampel sepanjang 1,3 km, Desa Dadap atau Pantai Ketapang sepanjang 2,7 km dan di Pantai Glayem Desa Juntinyuat sepanjang 2,5 km.

"Dengan adanya breakwater ini masyarakat sudah bisa lebih tenang dan terlindungi," ujar Dedi Wahidi.

Dijelaskan Dewa, sapaan Dedi Wahidi, dampak abrasi atau pengikisan daratan akibat gelombang air laut bervariasi di setiap titik pantai. Namun yang pasti masyarakat telah kehilangan banyak tanah, bangunan hingga pemukiman akibat abrasi.

Dedi-Wahidi-3.jpgAnggota DPR RI Dedi Wahidi bersama masyarakat di pantai Indramayu yang tengah dibangun breakwater. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

"Di Desa Dadap ini setiap tahun rata-rata 27 meter daratan hilang akibat abrasi, di desa lain seperti Mundu itu juga sama banyak sawah dan pemukiman warga hilang akibat abrasi," ujar Dewa.

Dalam peninjauan tersebut, Dewa juga melihat langsung pantai ketapang dan pantai Glayem yang mengalami abrasi. Kedua pantai tersebut kehilangan banyak daratan selama beberapa tahun terakhir.

"Kondisi ini kalau dibiarkan terus akan merugikan, dan bersyukur saat ini breakwater telah dibangun," ujar Dewa.

Proses pembangunan breakwater saat ini hampir selesai dan dalam waktu dekat akan segera diresmikan. Masyarakat diminta untuk menjaga fasilitas tersebut dan diharapkan dapat merawatnya semisal dengan menambah tanaman mangrove. 

"Karena kita harapakan nantinya ini juga menjadi destinasi wisata sehingga bisa menggerakkan ekonomi warga sini," ujar Dewa.

Selain pembangunan empat breakwater tersebut, Dewa juga yelah membangun breakwater di lokasi lain di Indramayu dengan anggarah lebih dari 100 miliar. Indramayu dengan garis panjang pantai 147 kilometer membutuhkan perhatian khusus untuk mencegah rob dan abrasi 

Sementara itu Kepala Desa atau Kuwu Benda Kecamatan Karangampel, Sudarto menjelaskan, sejak puluhan tahun daratan di pantai Tegal Agung telah terdampak abrasi. Hingga kini tak kurang dari 20 hektar lahan warga hilang akibat pengikisan pantai.

"Dulu sekitar tahun 80-an jauh di sana (menujuk laut) masih ada pemukiman dan kuburan, sekarang sudah hilang jadi laut," ujar Sudarto 

Ia pun mengaku sangat bersyukur pantai di desanya telah dibangun breakwater sepanjang 1,3 km tersebut. Dirinya bersama warga akan bergotong royong menanam mangrove untuk menjaga kawasan pantai agar tidak terus terkikis.

"Yang pasti kami bersama warga sangat senang dan bersyukur, ini sudah lama kita nantikan karena sangat dibutuhkan sekali," ujar Sudarto.

Dalam peninjauan pembangunan breakwater tersebut Dedi Wahidi datang bersama Bupati Indramayu Nina Agustina, Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggaryung, Wakil Ketua DPRD Indramayu Amroni, para Camat serta sejumlah Kepala Desa. Masyarakat sekitar juga turut diundang untuk menyaksikan pembangunan breakwater.

Dedi Wahidi bertekad akan terus memperjuangkan kebutuhan masyarakat pesisir khususnya untuk melindungi mereka dari abrasi dan banjir rob. Selain itu, di lokasi lainnya di Indramayu dan Cirebon ia juga akan kembali membangun breakwater dan tanggul laut pada tahun 2023. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES