Kepala Pusing Tiba-Tiba, Waspadai Hipotensi Ortostatik

TIMESINDONESIA, MALANG – Hipotensi ortostatik adalah tekanan darah rendah yang dipicu oleh perubahan posisi tubuh saat hendak berdiri secara mendadak. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa pusing atau bahkan pingsan. Kondisi ini diakibatkan oleh tekanan darah yang menurun, sehingga respons tubuh dalam mengembalikan tekanan darah menjadi normal mengalami gangguan.
Penurunan tekanan darah umumnya pada angka minimal 20 mmHg tekanan darah sistolik atau minimal 10 mmHg tekanan darah diastolic dalam waktu 3 menit saat berdiri atau saat kepala ditinggikan lebih dari >60° saat berbaring.
Advertisement
Penyebab Hipotensi Ortostatik
Saat seseorang beranjak dari duduk atau berbaring, darah akan otomatis mengalir ke kaki akibat gaya gravitasi. Hal ini akan mengurangi sirkulasi darah ke jantung dan menyebabkan penurunan tekanan darah.
Normalnya, tubuh akan menimbulkan respons alami untuk mengembalikan tekanan darah yang menurun. Namun, pada penderita hipotensi ortostatik, respons tersebut mengalami gangguan sehingga tidak bekerja dengan baik.
Hipotensi ortostatik ringan dapat terjadi sesekali. Umumnya, hipotensi ortostatik ringan disebabkan oleh kondisi yang tidak berbahaya, seperti dehidrasi ringan, kurang tidur, hipoglikemia ringan, atau paparan suhu yang terlalu panas.
Jika terjadi terlalu sering, hipotensi ortostatik mungkin disebabkan oleh penyakit yang lebih serius, seperti:
- Gangguan fungsi jantung, seperti bradikardia, penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan gagal jantung
- Gangguan kelenjar endokrin, seperti penyakit Addison dan hipoglikemia
- Dehidrasi, misalnya akibat kurang minum air putih, demam, muntah, diare, atau berkeringat yang berlebihan
- Gangguan sistem saraf, seperti penyakit Parkinson dan multiple system atrophy
- Tekanan darah turun setelah makan (postprandial hypotension), yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia
- Penggunaan obat untuk mengatasi hipertensi, sakit jantung, atau depresi, seperti ACE inhibitors, calcium-channel blockers (CCBs), angiotensin receptor blockers (ARB), diuretik dan penghambat beta
Faktor Resiko terkena hipotensi ortostatik
Selain dari factor penyebab yang telah disampaikan, ada beberapa orang yang berpotensi terkena factor resiko hipotensi ortostatik diantaranya:
- Berusia 65 tahun atau lebih
- Memiliki anggota keluarga yang menderita hipotensi ortostatik
- Tinggal di lingkungan bersuhu panas
- Tidak beraktivitas atau bergerak dalam waktu yang lama, misalnya karena tirah baring (bed rest) ketika dirawat di rumah sakit
- Sedang hamil
- Mengonsumsi minuman beralkohol
Gejala Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik terjadi lebih sering dan parah di pagi hari. Itu karena tekanan darah paling rendah biasanya terjadi di pagi hari. Beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun dari hipotensi ortostatik. Namun, ada juga yang mengalami perburukan gejala saat terpapar suhu panas, demam, atau mandi air hangat.
Gejala utama hipotensi ortostatik adalah pusing saat berdiri. Biasanya gejala akan membaik ketika duduk atau berbaring beberapa menit. Beberapa orang juga mengalami pingsan (sinkop) atau gejala lain seperti:
- Penglihatan kabur.
- Nyeri dada, nyeri bahu, atau nyeri leher .
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Kelelahan atau kelemahan.
- Sakit kepala.
- Jantung berdebar-debar .
- Mual atau merasa panas dan berkeringat.
- Sesak napas (dispnea).
Pencegahan Hipotensi Ortostatik
Jika anda rentan terhadap hipotensi ortostatik, langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi dan mencegah munculnya gejala:
- Jaga suhu tetap stabil. Jangan mandi air panas atau mandi dengan pancuran air yang terlalu panas.
- Tetap terhidrasi. Minum banyak air, batasi alkohol dan hindari makanan berat dan tinggi karbohidrat.
- Hindari tidur di tempat yang datar. Tinggikan kepala di malam hari dengan menggunakan lebih banyak bantal atau memiringkan kasur.
- Jangan berdiri sekaligus. Beri tubuh lebih banyak waktu untuk pindah ke posisi berdiri setelah duduk atau berbaring. Pegang sesuatu yang kokoh saat berdiri.
- Gerakkan otot. Gerakkan kaki jika harus berdiri untuk waktu yang lama. Lakukan latihan isometrik (remas bola karet lembut atau handuk, atau kepalkan dan kepalkan tangan) untuk menaikkan tekanan darah sebelum berdiri.
- Makan dengan porsi lebih kecil tetapi sering
- Berolahraga rutin untuk memperbaiki fungsi jantung, tetapi tidak berlebihan
- Tidur dan beristirahat yang cukup
- Tidak menyilangkan kaki ketika duduk
- Membiasakan berdiri secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring
- Tidak berdiri tanpa bergerak dalam waktu yang lama
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol
- Tidak minum teh atau kopi dalam porsi berlebihan
- Rutin memeriksakan tekanan darah
Pengobatan Hipotensi Ortostatik
Metode pengobatan hipotensi ortostatik dapat berbeda pada tiap pasien, tergantung penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang dapat dilakukan sesuai dengan penyebabnya:
- Segera duduk atau berbaring untuk meredakan gejala
- meng
- Berkonsultasi dengan dokter terkait dosis obat atau mengganti obat yang digunakan
- Mengonsumsi obat atau menjalani operasi untuk mengatasi gangguan jantung
- Makan dalam porsi lebih kecil untuk mengatasi postprandial hypotension
Dari beberapa metode pengobatan tersebut dapat Sahabt sehat gunakan untuk mengatasi gejala Hipotensi ortostatik.
Apabila gejala tersebut tidak berkurang atau malah memperparah keadaan anda ragu untuk segera mengonsultasikan atau memeriksakan keadaan anda bisa ke Doikter Poli Spesialis Penyakit Dalam RSU Wajak Husada tepatnya di Rumah sakit Kabupaten Malang di Jl. Raya Kidangbang No.02, RT.16/RW.05, Kidangbang, Wajak, Malang, Jawa Timur untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut dan juga terapi agar hipotensi ortostatik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |