Indonesia Positif

Alami Dislokasi Sendi? Ketahui Penanganannya

Rabu, 25 Januari 2023 - 16:41 | 47.82k
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dislokasi merupakan masalah pada tulang berupa bergesernya tulang dari sendi atau posisi yang semestinya. Sendi adalah area bertemunya dua tulang atau lebih. Sendi terbentuk dari jaringan ikat dan tulang rawan, serta berfungsi sebagai penghubung di antara tulang-tulang saat bergerak.

Dislokasi dapat terjadi pada sendi mana pun, tetapi yang tersering mengalaminya adalah sendi bahu, jari, siku, lutut, dan panggul. Sendi yang pernah mengalami dislokasi memiliki faktor risiko lebih besar untuk mengalami dislokasi berulang.

Advertisement

Bila terjadi dislokasi, jaringan di sekitar sendi, seperti tendon, otot, dan saraf, juga bisa mengalami cedera. Oleh karena itu, dislokasi perlu segera ditangani untuk mengurangi risiko terjadinya cacat permanen.

Dislokasi dapat terjadi sebagian (parsial atau subluksasi) atau secara total. Kondisi ini juga dapat terjadi di semua sendi, seperti lutut, siku, rahang, dan panggul, tetapi paling sering terjadi di bahu dan jari tangan.

Penyebab Dislokasi

Penyebab utama dislokasi adalah cedera atau trauma yang disebabkan oleh benturan keras. Trauma tersebut memaksa sendi keluar dari tempatnya. Contohnya ketika seseorang terjatuh, tertabrak, atau bentuk trauma lainnya yang bisa menyebabkan benturan keras. 

Masalah ini juga terjadi selama aktivitas rutin saat otot dan tendon di sekitar sendi lemah. Namun, masalah ini lebih sering terjadi pada seseorang yang memiliki otot lemah dan masalah keseimbangan. Kondisi yang dapat menyebabkan dislokasi antara lain:

  • Terjatuh, misalnya akibat terpeleset
  • Kecelakaan saat berkendara
  • Cedera akibat olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepakbola atau bela diri

Faktor Risiko Dislokasi

Siapa pun bisa mengalami dislokasi sendi saat jatuh atau alami berbagai jenis trauma lainnya. Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya dislokasi, sehingga menyebabkan cedera. Misalnya:

  • Aktif berolahraga, seperti basket, sepak bola, senam, atau gulat.
  • Kecelakaan kendaraan bermotor.
  • Keturunan, yang dipengaruhi kondisi ligamen yang lebih lemah sejak lahir.
  • Orang lanjut usia, oleh karena lebih cenderung mudah jatuh.
  • Anak-anak, oleh karena melakukan aktivitas fisik yang tinggi.

Gejala Dislokasi

Dislokasi bisa menimbulkan beragam gejala pada setiap orang yang mengalaminya. Hal ini bergantung pada tingkat keparahan dan lokasi terjadinya cedera. Berikut beberapa gejala dislokasi yang mungkin muncul:

  • Kejanggalan bentuk sendi.
  • Pembengkakan, lebam, atau kemerahan pada sendi.
  • Sulit atau tidak dapat menggerakkan sendi.
  • Nyeri saat sendi berusaha digerakkan.
  • Mati rasa atau rasa kesemutan pada daerah sekitar sendi.
  • Kerap terasa kesemutan.

Diagnosis Dislokasi

Untuk mendiagnosis dislokasi, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, dan aktivitas terakhir yang berpotensi menyebabkan dislokasi. Dokter juga akan menjalankan pemeriksaan fisik dengan melihat bagian sendi yang dicurigai mengalami dislokasi, dan memeriksa sirkulasi darah di bagian tersebut.

Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Rontgen, untuk memastikan adanya dislokasi atau kerusakan lain yang mungkin terjadi pada sendi
  • MRI, untuk memeriksa kerusakan pada struktur jaringan lunak di sekitar sendi yang mengalami dislokasi

Komplikasi Dislokasi

Meski jarang terjadi, dislokasi yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi ini dapat muncul tiba-tiba (akut) atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis).

Beberapa komplikasi akut dislokasi adalah:

  • Patah tulang (fraktur)
  • Perdarahan akibat kerusakan pada jaringan lunak
  • Kerusakan saraf dan pembuluh darah di daerah sendi
  • Infeksi di sendi dan tulang

Sementara beberapa komplikasi kronis yang dapat terjadi adalah:

  • Ketidakstabilan sendi
  • Kaku sehingga ruang gerak terbatas
  • Kematian jaringan
  • Peradangan di sendi

Pencegahan Dislokasi

Pencegahan dislokasi utamanya adalah dengan menghindari trauma pada sendi. Oleh karena itu, lakukan pergerakan dengan hati-hati dan aman. Contohnya, berhati-hati ketika hendak berolahraga atau berkendara. Jika perlu, gunakan alat pelindung diri untuk meminimalisir dampak dari benturan. 

Beberapa langkah berikut ini dapat membantu mencegah terjadinya dislokasi:

  • Hati-hati dan selalu waspada terhadap kecelakaan atau terjatuh saat beraktivitas.
  • Gunakan perlengkapan pelindung ketika berolahraga.
  • Hindari berdiri di atas tempat-tempat yang tidak stabil, seperti kursi.
  • Tutupi lantai rumah dengan karpet yang tidak licin.
  • Lakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot-otot tubuh.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat ketika melakukan pekerjaan yang berisiko menyebabkan cedera, seperti pekerja bangunan.
  • Pastikan kamar mandi tetap kering agar tidak licin.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mendapatkan penanganan dan saran yang tepat. Penanganan yang cepat dan tepat bisa memperbesar kemungkinan cepatnya pemulihan. Jangan mencoba dorong dislokasi kembali ke tempatnya.

Hal ini dapat merusak otot dan jaringan di sekitar sendi dan menyebabkan komplikasi. RSU Wajak Husada Malang juga telah menyediakan layanan konsultasi dan pengobatan dislokasi yang bisa di akses di poli Spesialis Orthopedi. Dengan layanan yang prima dan SDM yang berkompeten, maka sahabat sehat Wajak Husada tidak perlu ragu lagi mempercayakan kesehatan tulang pada kami. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES