Tak Jauh dari Hyang Argopuro, Cafe di Bondowoso Mempekerjakan Santri

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sebuah cafe di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, memberikan kesempatan lapangan pekerjaan untuk santri.
Berlokasi di Jalan Tanah Wulan, Krajan II Desa Gambangan, tepatnya 100 meter sebelah barat Pasar Maesan, cafe tersebut bernama Deve Cote Coffee.
Advertisement
Lokasi tersebut berada tidak jauh dari lereng Hyang Argopuro. Dimana warga di sekitar lereng banyak yang jadi petani kopi, sehingga bisa menjadi usaha penyangga yang membantu perekonomian di sana.
Kopi Lereng Hyang Argopuro memiliki hak kekayaan intelektual (HaKI). Sehingga penting jika didukung dengan berdirinya cafe di sekitarnya.
Sejauh ini, tidak banyak cafe yang ada di sekitar Kecamatan Maesan. Padahal usaha di hilir tersebut bisa membantu perekonomian petani kopi.
Pantauan di lokasi, Deve Cote Coffee didesain tidak seperti pada umumnya. Sebab biasanya pelayan dan barista berpakaian ala-ala kekinian.
Tetapi di cafe ini, karyawan berpakaian layaknya santri. Tentu yang menjadi ciri khas mereka, yakni berkopiah.
Yang pasti tidak hanya pakaiannya, semua karyawan di cafe tersebut memang betul-betul santri.
Deve Cote Coffee secara resmi dilaunching dan dibuka pada Rabu (1/2/2023) malam. Tampak cafe sangat ramai oleh undangan dan pengunjung.
Pembukaan cafe tersebut juga dihadiri langsung oleh Kapolres Bondowoso, Kapolres Situbondo dan sejumlah tokoh masyarakat.
Pemilik Deve Cote Coffee, Adzimah Nawawi mengatakan, dia membuka usaha cafe di Kecamatan Maesan karena memang sangat strategis.
"Belum lagi didukung dengan sumber daya alam, yakni perkebunan kopi di Lereng Hyang Argopuro," kata dia saat dikonfirmasi.
Lebih daripada itu lanjut dia, cafe yang dirintisnya tersebut juga untuk membuka lapangan pekerjaan.
"Apalagi tahun 2023 isunya ada resesi ekonomi. Semoga saja tidak, semoga semuanya berjalan normal," harap dia.
Neng Adzimah mengaku, cafe miliknya sengaja mempekerjakan santri agar mereka belajar wirausaha.
Menurutnya, santri tidak hanya cerdas dalam bidang agama saja, tetapi harus cerdas di di bidang finansial.
"Tentu selain itu, agar mereka mempunyai pekerjaan, tidak menjadi beban keluarga terutama tidak menjadi beban negara," kata dia.
Dia juga mengungkapkan, total ada lima belas karyawan di cafe tersebut. "Ya semuanya adalah santri, mereka berseragam batik dan harus berkopiah," kata dia.
Informasi dihimpun, Deve Cote Coffee buka setiap hari mulai pukul 14.00-23.00 WIB, kecuali Hari Kamis tutup. Tak hanya kopi, cafe tersebut juga menyediakan berbagai menu makanan.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |