Indonesia Positif

149 Mahasiswa KKN STKIP PGRI Pacitan Diberangkatkan, Ini Program Kerjanya

Senin, 06 Februari 2023 - 16:08 | 77.62k
Sebanyak 149 Mahasiswa KKN STKIP PGRI Pacitan diberangkatkan oleh Bupati Indrata Nur Bayuaji di Pendopo Kabupaten. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Sebanyak 149 Mahasiswa KKN STKIP PGRI Pacitan diberangkatkan oleh Bupati Indrata Nur Bayuaji di Pendopo Kabupaten. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sebanyak 149 mahasiswa STKIP PGRI Pacitan, Jawa Timur yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) resmi diberangkatkan. Mereka disebar di 12 kecamatan dengan membawa program kerja. 

Terhitung sejak 7 Februari-17 Maret 2023 mendatang mahasiswa KKN angkatan ke-34 ini membawa misi intervensi pencegahan stunting melalui peningkatan capaian program keluarga berencana (KB) pasca persalinan dan pengasuhan 1000 HPK. 

Advertisement

"Sasaran KKN angkatan ke-34 ini adalah masyarakat umum yang terdiri dari seluruh anggota keluarga, balita, remaja, pasangan usia subur, dan penduduk lansia," kata Ketua STKIP PGRI Pacitan, Dr Mukodi.

Program Mahasiswa KKN STKIP PGRI Pacitan

Mukodi menjelaskan, para mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan terjun langsung ke desa-desa dengan membawa dua program, yakni program kerja individu dan program kerja kolektif atau kelompok. 

Program kerja individu merupakan program yang disusun secara individu dan dilaporkan secara individu pula. Pelaksanaan program individu dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan bantuan mahasiswa yang lain, namun penanggung jawabnya dari satu orang mahasiswa terkait.

KKN-STKIP-PGRI-Pacitan-b.jpgMahasiswa KKN STKIP PGRI siap berangkat di desa tujuan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

"Masing-masing mahasiswa wajib melaksanakan satu program kerja individu yang relevan dengan bidang keilmuan pada prodi masing-masing," terangnya. 

Mukodi memaparkan, secara kolektif, mahasiswa dituntut untuk melaksanakan dan melaporkan program kerja yang meliputi aspek lima pilar berikut target dan output yang dikemas dalam berbagai kegiatan inovatif. 

Lima pilar yang dimaksud harus mencakup peningkatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah desa dan kelurahan, penguatan dan pengembangan sistem riset, data maupun informasi. 

Berikutnya adalah komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat dalam hal gizi, perilaku sehat, gotong-royong dan kemandirian. Juga konvergensi intervensi spesifik dan sensitif melalui pendekatan kampung keluarga berkualitas. Ketahanan pangan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui optimalisasi bahan pangan lokal. 

"Perlu kami sampaikan, bahwa STKIP PGRI Pacitan insya Allah senantiasa berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah daerah melalui berbagai kegiatan penguatan SDM," jelasnya. 

Dari 12 kecamatan, sejumlah mahasiswa KKN angkatan 34 ini disebar di 13 desa, yakni Sedayu, Petungsinarang, Sidomulyo, Ponggok, Sempu, Nawangan, Pagerejo, Pelem, Ploso, Karang Mulyo, Kasihan, Kalikuning dan Klepu. Masing-masing didampingi oleh DPL satu orang.

Penandatangan MoU STKIP PGRI Pacitan dengan Bupati Pacitan

Sebelum pemberangkatan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menandatangani MoU dengan STKIP PGRI Pacitan di Pendopo Kabupaten. Dirinya menilai, capaian dan target pengurangan angka stunting masih perlu digenjot. 

"Ini menarik sekali, karena stunting harus diselesaikan bersama-sama. Targetnya perlu digenjot, 2022 kemarin Pacitan masih di angka 20,60 persen. Sedangkan target nasional 2024 adalah 14 persen," katanya. 

KKN-STKIP-PGRI-Pacitan-a.jpgPenandatanganan MoU STKIP PGRI Pacitan dengan Pemkab Pacitan soal cegah stunting oleh Dr Mukodi dan Bupati Indrata Nur Bayuaji. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

Oleh sebab itu, Bupati Aji menekankan kepada peserta KKN nanti betul-betul membawa perubahan bagi masyarakat. Dia juga menitipkan pesan kepada desa yang berketempatan memfasilitasi dengan baik. 

"Agar kerasan sehingga bisa menunjang program pemdes dan juga sambung dengan program Pemkab dalam rangka pencegahan stunting. Terimakasih atas kepedulian STKIP PGRI Pacitan," tuturnya. 

Selain itu, dengan adanya KKN di masyarakat, diharapkan mahasiswa juga mampu memetakan seberapa banyak data stunting di setiap wilayah supaya terukur dan segera ada tindakan. 

"Saya berharap bahwa nanti mahasiswa KKN dapat membantu desa melakukan pendataan sampai berbasis kepala keluarga, by name by address dan by koordinat. Tolong nanti membaur ke masyarakat," pungkas Indrata Nur Bayuaji saat melepas mahasiswa KKN STKIP PGRI Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES