Melalui Kelas Wirausaha, Winah Lahirkan Ribuan UMKM di Indramayu

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Darwinah (43) tampak antusias memberikan materi kewirausahaan kepada puluhan calon dan pelaku usaha kecil, Mikro dan Menengah (UMKM). Hari itu ia mengajarkan siswanya tentang mengali potensi diri untuk menentukan produk unggulan.
"Ini sudah angkatan ke-9 di kelas wirausaha kami," ujar Winah, membuka pembicaraan dengan TIMES Indonesia, Minggu (5/2/2023).
Advertisement
Kelas wirausaha yang ia buka di Rumah Edukasi Kenanga miliknya digelar rutin setiap hari Minggu. Para peserta datang dari berbagai desa di Indramayu, Jawa Barat.
Kiprah Winah melahirkan wirausahawan baru telah diakui secara luas. Ribuan pelaku UMKM ia didik mulai dari nol hingga memiliki produk bernilai ekonomi.
Atas peran besarnya tersebut ia juga telah dianugerahi puluhan penghargaan dari tingkat lokal hingga BUMN dan Kementerian. Bahkan pada tahun 2020 ia menjadi salah satu tokoh peraih Kick Andy Heros.
"Dan yang paling baru saya dapat penghargaan dari Bank BRI Indramayu sebagai figur inspiratif pelaku usaha UMKM (local heroes) akhir tahun 2022 kemarin," ujar perempuan yang akrab disapa Winah tersebut.
Awal Kelas UMKM yang Dibina Darwinah
Upaya Winah melahirkan ribuan pelaku UMKM berawal dari fakta Indramayu sebagai salah satu daerah penyumbang terbesar pekerja migran (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI). Berbagai masalah muncul dari fakta tersebut, diantaranya banyaknya perceraian, perkawinan anak hingga kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Termasuk masalah pola asuh anak yang tidak seimbang akibat ditinggal sang ibu bekerja di luar negeri.
"Banyak muncul masalah anak yang putus sekolah, tidak mau mengaji sampai ada anak yang usia sekolah dasar pulang pagi karena bermain game dan tidak ada upaya controlling dari orangtua," ujar Winah.
Ia yang pernah menjadi buruh migran di Singapura tahun 2001 dan Hongkong tahun 2004-2008, memahami masalah tersebut. Sepulang dari Hongkong itulah, ia berinisiatif membuka kelas mengaji bagi anak di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Indramayu.
"Kami mendirikan madrasah dan setiap sore anak belajar mengaji di sini," ujar Winah.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak jumlah anak yang mengaji dan otomatis ia harus menambah guru mengaji atau ustaz hingga 5 orang. Ia pun mencari cara untuk membiayai operasional madrasah khususnya honor bagi pengajar.
"Maka saya memulai membuat usaha keripik usus dan keripik ceker ayam waktu itu," ujar Winah.
Usaha produksi keripikinya tersebut terbilang berhasil hingga pada tahun 2012 ia mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai purna migran sukses. Atas keberhasilannya tersebut beberapa tetangga pun mulai berdatangan untuk belajar memulai usaha.
Mereka yang datang merupakan mantan buruh migran yang memiliki tekad memulai usaha dengan modal yang didapat dari bekerja di luar negeri. Winah pun memantapkan diri fokus mendidik para purna migran hingga menjadi wirausahawan.
"Karena kami juga meyakini mereka sebetulnya tidak ingin bekerja di luar negeri jika di rumah ada peluang usaha yang menghasilkan," ujar Winah.
Peserta Kelas Wirausaha Rumah Edukasi Kenangan Terus Bertambah
Dari tahun ke tahun, peserta di kelas wirausaha Rumah Edukasi Kenanga kian bertambah. Tahun 2015 Winah sepenuhnya mencurahkan waktunya untuk melakukan pendampingan kepada para calon dan pelaku UMKM.
Ia pun bersyukur beberapa pihak mulai mensuport upayanya tersebut. Pada tahun 2016 Desa Kenanga terpilih sebagai pilot project program Pembangunan Desa migran Produktif (Desmigratif) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Pada tahun yang sama, Winah juga menerima bantuan rumah produksi dari Bank BRI. Rumah produksi tersebut hingga kini masih dimanfaatkan oleh warga dan pelaku UMKM setempat.
"Rumah produksi dari bank BRI juga dimanfaatkan BUMDes Kenangan untuk kantor simpan pinjam pakan bagi komunitas pembudidaya ikan tawar, jadi para pembudidaya ikan ini bisa meminjam pakan dan mereka membayar saat panen," ujar Winah.
Bantuan dan perhatian dari Bank BRI, dikatakan Winah, sangat komprehensif, mulai dari pendampingan, pemberian modal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemberian bantuan gedung, pemasaran melalui pameran hingga bantuan kemasan.
"Dan pada tahun 2022 kemarin saya dibantu Bank BRI untuk mengikuti sertifikasi profesi pendampang UMKM dari BNSP," ujar Winah.
Winah menjelaskan, setiap tahun di kelas wirausaha Rumah Edukasi Kenanga, terdapat 20-50 peserta. Mereka didik dengan 13 modul dari mulai menggali potensi untuk menentukan produk unggulan, branding, packaging, pengurusan legalitas, perhitungan harga pokok produksi (HPP), harga pokok jual dan penyusutan, desain kemasan hingga pemasaran.
"Setelah mereka lulus kita juga damping untuk mengurus proses perijinan seperti NIB dan juga PIRT," ujar Winah.
Di luar program reguler, ia juga masih melatih para peserta kelas wirausaha yang digelar berbagai instansi. Jika ditotal dari tahun 2008 memulai kelas usaha, hingga angkata ke-9 sekarang di tahun 2023 ini sudah lebih dari 1.600 orang yang belajar di Rumah Edukasi Kenanga.
Selain mengajarkan cara memulai usaha, Winah juga turut membantu memasarkan produk yang dihasilkan para muridnya. Saat ini ia telah menjalin kerjasama dengan beberapa hotel serta pusat oleh-oleh di wilayah Cirebon Raya (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Produk UMKM binaan tersebut juga selalu ia bawa untuk mengikuti pameran di berbagai daerah di Indonesia.
"Tetapi Alhamdulillah mereka yang lulus dari kelas wirausaha ini rata-rata bisa memasarkan sendiri melalui minimarket, warung atau dengan memanfaatkan media sosial dan platform jual beli secara online," ujar Winah.
Bantuan Gedung Pelatihan dari BRI
Winah mengaku beruntung, tahun 2024 dirinya bisa menerima lebih banyak siswa. Tahun ini Rumah Edukasi Kenanga mendapatkan bantuan berupa gedung yang diberi nama Balai Rakyat Indonesia dari Yayasan Baitul Mal (YBM) Brilian Jakarta yang direkomendasikan oleh BRI Kanca Indramayu.
Darwinah menerima penghargaan dari Bank BRI Indramayu sebagai figur inspiratif pelaku usaha UMKM (local heroes) akhir tahun 2022. (Foto: Nurhidayat/TIMES Indonesia)
"Dengan adanya gedung BRI ini kelas wirausaha bisa menjadi lebih maksimal, karena selam ini ruang kelas wirausaha ini kan tumpang tindih pemanfaatannya, untuk mengaji dan juga kelas wirausah. Kami berharap sesuai rencana tahun ini dibangun dan tahun 2024 bisa dimanfaatkan untuk kelas wirausaha angkatan 10," ujar Winah.
Winah menambahkan, segala upayanya tersebut semata-mata hanya untuk mengatasi masalah di tanah kelahirannya. Ia juga tidak pernah berharap mendapatkan penghargaan, karena bagi Winah menjadi bagian dari solusi atas masalah adalah kebahagiaan yang tidak ternilai.
"Walaupun kalau dihitung sudah ratusan penghargaan saya terima, saya bersyukur dan semoga semangat ini terus menular sehingga lebih banyak orang yang mau peduli dan memberdayakan sesama," ujar Winah.
Selain penghargaan pribadi, ia juga berhasil membawa Desa Kenangan masuk 12 besar program Desa Brilian tahun 2022. Desa Kenanga mampu bersaing dengan ribuan desa di Indonesia.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Bank BRI Indramayu, Nanang Setiawan menjelaskan, Bank BRI berkomitmen untuk terus melahirkan pelaku UMKM baru. Hal itu sesuai kebijakan manajeman Bank BRI yakni 80 persen nasabah adalah UMKM.
"BRI itu memang harus melahirkan UMKM karena pangsa pasar kita di sana, dan tugas kita bagaimana UMKM tumbuh karena kalau UMKM tumbuh BRI juga tumbuh," ujar Nanang kepada TIMES Indonesia, Rabu (7/2/2023).
Semangat melahirkan UMKM tersebut juga tergambar dalam realisasi penyaluran kredit. Nanang memaparkan, pada tahun 2022 BRI Indramayu telah menyalurkan kredit sebesar Rp1,7 triliun yang sepenuhnya disalurkan pada sektor UMKM.
Ia merinci dari realisasi kredit Rp1,7 triliun, sebagian besar yakni Rp 1,3 triliun atau 80 persen untuk sektor pelaku usaha mikro dengan nilai maksimal kredit Rp200 juta. Selebihnya sekitar Rp300 miliar untuk pelaku usaha kecil dengan nilai kredit 200 juta hingga Rp25 miliar.
"Realisasi paling banyak di mikro itu yang kredit di angka 5 juta, 7 juta dan seterusnya," ujar Nanang.
Sebagai upaya pemanfaatan teknologi digital, BRI juga telah menyediakan fasilitas pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Layanan ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses kredit hingga Rp10 juta tanpa harus mendatangi kantor BRI dan cukup melalui mitra yang tersebar di desa-desa.
"Di Indramayu sendiri sudah banyak ya, ada sekitar 330 mitra yang menyediakan seperti agen BRILink," ujar Nanang.
Layanan UMi juga terbilang sangat mudah dan tidak memerlukan agunan atau jaminan. Masyarakat hanya perlu memberikan persyaratan dasar yakni KTP dan memiliki ijin usaha atau keterangan usaha dari pemerintah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |