Indonesia Positif

Karna Sobahi Minta Masyarakat Husnudzon terhadap Pernyataan Megawati

Sabtu, 25 Februari 2023 - 21:15 | 56.80k
Bupati Majalengka, H Karna Sobahi. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)
Bupati Majalengka, H Karna Sobahi. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Majalengka, H Karna Sobahi, membela pernyataan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, terkait ibu-ibu pengajian yang belakangan menuai kontroversi.

Karna Sobahi mengatakan, masyarakat harus melihat pernyataan Megawati secara keseluruhan, jangan sepotong-sepotong. Menurutnya, Megawati tidak melarang ibu-ibu mengaji.

"Maksudnya beliau bukan melarang atau tidak senang dengan kegiatan pengajian tersebut, tetapi sebaiknya dalam mengatur waktunya harus lebih proporsional," ungkap Karna Sobahi, Sabtu (25/2/2023).

Dijelaskan orang nomor satu di jajaran Pemkab Majalengka itu, bahwa Megawati bermaksud mengingatkan ibu-ibu untuk seimbang dalam menjalankan tugas merawat, membimbing, dan mendidik anak.

"Jadi inti pesan yang beliau sampaikan adalah terkait dengan pengaturan waktu, bukan pada larangan mengikuti pengajian," ujar Karna Sobahi yang juga Bupati Majalengka ini.

Dijelaskan Karna Sobahi, bahwa pada hakekatnya mengikuti pengajian adalah hal yang baik. Namun, kewajiban lain ibu-ibu untuk mengurus rumah tangga, mendidik anak, dan mengerjakan tugas dan kewajiban lainnya tak boleh ketinggalan.

Sehingga ia pun menekankan pentingnya keterlibatan ibu-ibu dalam pendidikan anak terutama untuk mengatasi masalah stunting. Terlebih saat ini maraknya kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, seks bebas, penyalahgunaan obat terlarang/narkoba, kekerasan dalam rumah tangga dan masalah sosial lainnya.

"Jadi menurut saya dalam konteks seperti itu, Ibu Megawati menyampaikan pidatonya. Sehingga penyikapan perlu lebih proporsional dan kontekstual, bukan dijadikan polemik yang berkepanjangan," ucapnya.

Sehingga Karna Sobahi menjelaskan, apa yang disampaikan oleh Megawati harusnya dipandang sebagai sebuah kritik yang konstruktif, dan bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap praktik pengajian yang selama ini berlangsung.

Lantaran, selama ini ada sebagian dari ibu-ibu yang sangat aktif mengikuti kegiatan pengajian. Bahkan, ada yang mengikuti pengajian 2-4 kali dalam seminggu dan ada juga yang setiap hari.

Kondisi itu, kata dia, biasanya terjadi karena jadwal pengajian itu bergiliran berdasarkan zonasi tempat (masjid, musala) atau kelompok (jam'iyyah) majelis taklimnya.

"Oleh karena itu, mari kita berprasangka baik (husnudzon) terhadap ucapan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang ibu-ibu pengajian. Karena ini untuk kebaikan kita semuanya," kata Karna Sobahi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES