Indonesia Positif

Professor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB Ajak Kita Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan

Rabu, 24 Mei 2023 - 17:20 | 47.40k
Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.PI, MP saat memberi materi dalam acara seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Rabu (24/05/2023). (Foto : Maghrifa Aulia Az-Zahra)
Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.PI, MP saat memberi materi dalam acara seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Rabu (24/05/2023). (Foto : Maghrifa Aulia Az-Zahra)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.PI, MP mendukung kedaulatan pangan bukan ketahanan pangan. Hal ini disampaikannya dalam seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB), Rabu (24/05/2023).

Seminar dengan tema “Membedah Potensi Sektor Perikanan dan Kelautan Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Menuju Indonesia Maju 2045” berlangsung menarik. Prof Asep Awaludin Prihanto mengungkapkan bahwa kedaulatan pangan lebih layak bagi Indonesia dibandingkan dengan ketahanan pangan. Seminar tersebut berlokasi di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya.

Advertisement

"Negara Indonesia banyak bergantung dengan pangan yang berasal dari darat dan kurang mengeksplor potensi pangan yang berada di laut," kata Asep Awaludin membuka seminar tersebut.

Asep mengatakan negara yang memiliki luas wilayah perairan yang mencapai 5,8 juta km dan garis pantai sepanjang 91 ribu km, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang menjadi surga perikanan dunia. Bahkan, Indonesia menjadi pemasok utama produk-produk perikanan, seperti tuna, rumput laut, udang dan kepiting. 

Negara maritim serta kepulauan terbesar di dunia ini mampu menghasilkan ratusan komoditas perikanan secara melimpah. Tidak mengherankan jika produk perikanan Indonesia menempati posisi pertama. 

“Indonesia adalah negara terbesar laut kedua, yang miris rata-rata masyarakat Indonesia bukan yang teratas dalam mengkonsumsi ikan.” Ucapnya. 

Asep Awaludin menyampaikan materi yang disampaikannya mengungkapkan beberapa alasan masyarakat Indonesia masih belum menjadikan ikan sebagai pilihan utama dalam mengkonsumsi protein.  

Pertama, adanya penurunan kualitas ikan. Kedua, Best product for best buyer. Ketiga, Fish is second / third choice. Keempat, Promosi Gemarikan (Gerakan Mengkonsumsi Makan Ikan) Rendah. Beberapa alasan tersebutlah yang membuat masyarakat Indonesia masih belum menjadikan  ikan sebagai pilihan utama dalam mengkonsumsi protein. 

Ia juga menjelaskan alasan penurunan kualitas ikan jika sudah sampai ke pulau Jawa, tidak hanya terjadi pada faktor pengirimannya saja, tetapi juga pada faktor produksi. Mulai dari ketika penanganan di kapal, di pelabuhan hingga ketika berada di pasar.

"Saat ini masih belum adanya peraturan yang pasti untuk menanggulangi hal tersebut," kata Asep.

Hal tersebut juga yang menjadikan alasan, bahwasanya banyak masyarakat timur yang lebih sering mengkonsumsi ikan sebagai sumber utama protein mereka. 

“Sebagai akademisi dan mahasiswa. Kita harus betul-betul mengerti kondisi perikanan di Indonesia," kata Asep Awaludin.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES